Konten dari Pengguna

Runtuhnya Imajinasi Seorang Anak : Efek Psikologis Anak Korban Perselingkuhan

Jelita Ameera fayza
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
18 November 2024 16:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jelita Ameera fayza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak korban perselingkuhan ( sumber : dokumentasi pribadi )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak korban perselingkuhan ( sumber : dokumentasi pribadi )
ADVERTISEMENT
Perselingkuhan merupakan salah satu faktor terjadinya perpecahan dalam keluarga. Menurut Nindya Kresna Dewanggana dan Imam Setyawan, perselingkuhan bukan hanya berdampak buruk bagi pasangan yang sedang menjalani hubungan, tetapi dapat memiliki dampak buruk bagi anak karena orang tua dianggap sebagai seorang pelindung di dalam rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana caranya agar dapat bangkit kembali dari keterpurukan.
1. Mengapa perselingkuhan orang tua dapat mempengaruhi anak?
Perselingkuhan orang tua dapat membuat anak melakukan sesuatu di luar batasnya. Perilaku tersebut merupakan bentuk penolakan dari anak yang tidak dapat mengontrol emosinya. Menurut Sori dalam Borst (2015), perselingkuhan orang tua mengakibatkan anak melakukan sesuatu yang membahayakan, seperti menggunakan obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi minuman alkohol.
2. Apa dampak yang terjadi kepada anak akibat perselingkuhan?
Menurut Nindya Kresna Dewanggana dan Imam Setyawan, berikut adalah yang terjadi akibat perselingkuhan:
1. Mengganggu pikiran, keamanan, dan harga diri anak
Perselingkuhan dapat memberikan efek yang dapat mengganggu keamanan, pikiran, dan harga diri semua anggota keluarga, tidak terkecuali anak-anak di dalam pernikahan tersebut (Subotonik & Harris dalam Adriani & Rochani, 2010).
ADVERTISEMENT
2. Trauma untuk menjalin hubungan
Mereka takut menyakiti orang lain karena mereka berpikir akan mewarisi sifat, watak, serta karakter orang tuanya.
3. Benci terhadap orang tuanya
Mereka membenci orang tuanya karena seharusnya orang tua menjadi pelindung, namun ekspektasi tersebut rusak ketika mengetahui bahwa orang tuanya berselingkuh.
4. Sulit untuk mengatur emosi
Menurut Ahmad Al Yakin, jika seorang anak mengalami masalah perceraian pada orang tua, dia akan cenderung mengalami luka, kesedihan, serta kemarahan. Menurut Nindya Kresna Dewanggana dan Imam Setyawan, anak-anak yang melihat pertengkaran orang tua cenderung menangis untuk menghilangkan pikiran negatif.
5. Memutus komunikasi dengan orang tua
Anak menghindari orang tua yang berselingkuh karena malas berkomunikasi dan akhirnya memilih untuk menjauh.
ADVERTISEMENT
3. Bagaimana cara memulai hidup kembali?
Anak-anak yang mengalami kejadian ini sangat memerlukan dukungan dari orang-orang terdekatnya, seperti saudara, kerabat, dan juga sahabat. Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan sosial serta dukungan emosional. Dukungan sosial berupa kenyamanan, penghargaan, kepedulian, maupun bantuan yang diterima individu lain atau kelompok (Uchino dalam Wulandri & Fauziah, 2019).