Konten dari Pengguna

2 Tradisi Natal di Papua yang Penuh Sukacita

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
22 Desember 2024 15:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi Natal di Papua. Foto hanya ilustrasi bukan tempat/gambar sebenarnya. Sumber foto: Unsplash-Dave Solce
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Natal di Papua. Foto hanya ilustrasi bukan tempat/gambar sebenarnya. Sumber foto: Unsplash-Dave Solce
ADVERTISEMENT
Papua merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat yang beragam. Tradisi Natal di Papua memiliki cara khas dan unik dalam memperingati kelahiran Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Budaya, Agama, dan Kepercayaan Suku Pelaut di Papua Barat, Indonesia, oleh Ismail Ali, Ph.D., Ismail Suardi Wekke (2021), setiap hari besar agama seperti Lebaran dan Natal dirayakan dengan penuh kegembiraan. Masyarakat Papua umumnya saling mengunjungi dan mengirim makanan serta hadiah.

Tradisi Natal di Papua yang Dilakukan oleh Umat Nasrani

Tradisi Natal di Papua. Foto Ilustrasi Simbol Salib di Papua. Sumber foto: Unsplash/Asso Myron
Ada dua tradisi Natal di Papua yang dilakukan masyarakat sebagai bentuk syukur dan bahagia saat Natal tiba. Tradisi tersebut adalah Barapen dan Pondok Natal. Berikut informasi selengkapnya.

1. Barapen

Barapen merupakan salah satu tradisi masyarakat Nasrani Papua yang biasanya dilakukan ketika menyambut perayaan Hari Raya Natal. Barapen juga dikenal sebagai kegiatan membakar batu untuk memasak.
Kegiatan memasak di atas batu ini dilakukan oleh masyarakat sekitar secara bersama-sama. Tujuan dilakukan tradisi ini adalah sebagai bentuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan serta untuk menjaga kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Cara untuk menyalakan api pada saat membakar batu masih menggunakan cara tradisional, yakni dengan menggesekan kayu. Setelah itu batu disusun agar dapat dijadikan tempat memasak.
Batu-batu tersebut diletakkan di dalam sebuah lubang yang telah digali dan dilapisi dengan daun pisang dan ilalang. Kemudian dilapisi lagi dengan daun pisang.
Masyarakat Nasrani Papua biasanya akan memasak sayur-sayuran, umbi-umbian dan daging babi di atas batu yang dibakar tersebut. Setelah selesai memasak, makanan kemudian diolah dan disajikan untuk disantap bersama-sama saat merayakan Natal.
Di sana, orang yang menyantap pertama kali haruslah kepala suku atau orang yang dihormati, baru kemudian disantap oleh warga atau keluarga lainnya.

2. Pondok Natal

Tidak hanya ada Barapen, tradisi lain yang dilakukan oleh masyarakat Papua adalah membangun pondok-pondok yang berhiaskan dengan ornamen khas Natal.
ADVERTISEMENT
Biasanya pondok ini dibangun oleh para pemuda gereja. Pondok-pondok Natal dihiasi berbagai pernik mulai dari boneka Santa Claus, pohon Natal, lonceng, miniatur gereja, dan dipercantik dengan lampu hias.
Dari pondok-pondok Natal tersebut akan dilantunkan lagu-lagu rohani. Saat malam hari, pondok-pondok Natal tersebut akan semakin indah karena lampu hias warna-warni yang menyala.
Pondok Natal biasanya dibangun di pinggir jalan, di depan rumah penduduk atau di depan perkantoran. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kegembiraan dalam menyambut Hari Raya Natal.
Itulah kedua tradisi Natal di Papua yang dipenuhi dengan sukacita dan kebersamaan. Tradisi tersebut membawa kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Nasrani di sana. (WIN)
ADVERTISEMENT