3 Contoh Surat Permohonan Bantuan untuk Berbagai Kebutuhan

contoh surat permohonan bantuan. Foto : Unsplash/Hanna Morris

Sebagai makhluk sosial yang memiliki kemampuan terbatas, kadang kita butuh bantuan orang lain untuk melakukan sesuatu. Namun, orang lain tidak akan mengerti apa yang kita butuhkan jika tidak kita sampaikan. Oleh karena itu, Jendela Dunia akan memberikan 3 contoh surat permohonan bantuan untuk berbagai kebutuhan.

Menurut buku Keterampilan Menulis Surat Bagi Pendidik dan Umum karya Sri Dinanta Beru Ginting dan Bambang Nur Alamsyah Lubis (2019:44), surat permohonan bantuan merupakan surat yang kerap dibuat oleh mahasiswa atau organisasi dalam memperoleh bantuan dana dan biasanya dilampiri proposal.

Sedangkan menurut buku Buku Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Karya Tulis Ilmiah karya I Nengah Lama dan Ni Made Rinayanthi (2018:265), surat permohonan bantuan dapat bersifat resmi dan dapat pula bersifat pribadi yang ditujukan untuk menyampaikan permohonan bantuan barang.

Contoh Surat Permohonan Bantuan

Namun, ternyata surat permohonan bantuan tidak selalu ditujukan untuk memperoleh bantuan dana ataupun barang. Berikut adalah 3 contoh surat permohonan bantuan untuk berbagai kebutuhan.

contoh surat permohonan bantuan. Foto : Unsplash/Aaron Burden

1. Contoh surat permohonan bantuan pembinaan pembentukan pustaka kelurahan sekaligus bantuan buku

2. Contoh surat permohonan bantuan pembuatan taman

3. Contoh surat permohonan bantuan dana pembangunan masjid

Persiapan Menulis Surat Permohonan Bantuan

Surat permohonan bantuan termasuk jenis surat persuasif yaitu surat yang dibuat untuk mengajak orang lain agar dapat melakukan bantuan.

Sebelum menulis surat permohonan bantuan yang perlu dipersiapkan adalah sebaiknya kita sudah memahami siapa yang akan membaca surat ini sehingga surat ini dapat ditulis menggunakan bahasa yang tepat.

Empat hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat permohonan bantuan, di antaranya :

Jadi, surat permohonan bantuan dapat ditulis sesuai dengan kebutuhan anda. Adapun menurut ketentuan PPBH (Pedoman Pemberian Bantuan Hukum) pasal 10, jika permohonan bantuan hukum diajukan secara lisan, maka pemberi bantuan hukum akan menuangkannya dalam bentuk tertulis dengan ditandatangani atau diberi cap jempol oleh pemohon bantuan hukum.(Bhilda)