Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Desa Wisata di Indonesia dengan Konsep Pariwisata Berkelanjutan
27 Mei 2024 9:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa wisata di Indonesia memiliki beragam potensi yang menarik untuk dikembangkan, terutama dengan mengadopsi konsep pariwisata berkelanjutan. Kemenparekraf berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata melalui program yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi untuk masa kini dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Sustainable tourism, atau pariwisata berkelanjutan, adalah konsep yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan kelestarian alam serta budaya lokal.
Untuk mewujudkannya, Kemenparekraf telah menetapkan pedoman pembangunan destinasi wisata yang mencakup empat kategori utama: pengelolaan destinasi pariwisata, pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal, pelestarian budaya, dan pelestarian lingkungan.
4 Contoh Desa Wisata di Indonesia Berkonsep Sustainable Tourism
Dari ribuan desa wisata di Indonesia, berikut adalah empat desa wisata yang berhasil menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan dengan baik. Daftar ini dikutip dari situs resmi kemenparekraf.go.id.
1. Desa Pujon Kidul
Desa Pujon Kidul berlokasi di Kecamatan Pujon dan berjarak sekitar 30 km dari pusat Kota Malang. Berada di dataran tinggi membuat desa ini memiliki lingkungan yang sejuk dan masih asri.
ADVERTISEMENT
Desa Pujon Kidul menawarkan konsep pariwisata berkelanjutan dengan mengandalkan kelestarian alam, terutama di sektor pertanian dan peternakan. Berbagai atraksi wisata dapat dilakukan di desa ini, seperti menanam dan memetik sayuran, serta memerah susu sapi.
2. Desa Pentingsari
Desa Pentingsari di Yogyakarta termasuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD). Desa ini menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan dengan fokus pada pelestarian lingkungan.
Kegiatan sehari-hari masyarakat yang harmonis dengan alam menjadi daya tarik utama desa ini. Berbagai aktivitas yang bisa dicoba antara lain membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, dan belajar membuat tempe.
3. Desa Ponggok
Desa Ponggok, berlokasi di Klaten, memiliki potensi alam yang berasal dari lima sumber mata air. Dahulu, air yang melimpah hanya dimanfaatkan untuk irigasi sawah dan perkebunan. Kini, masyarakat menggunakan sumber air ini sebagai destinasi wisata.
ADVERTISEMENT
Destinasi utama Desa Ponggok adalah Umbul Ponggok, yang pernah viral. Di sini, wisatawan bisa berenang, snorkeling, latihan menyelam, dan berswafoto di bawah air. Selain Umbul Ponggok, ada empat sumber mata air lain yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Kapilaler, dan Umbul Cokro.
4. Desa Kete Kesu
Desa Kete Kesu merupakan desa adat Toraja yang menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan dalam kategori pelestarian budaya. Salah satu atraksi wisata paling ikonik di desa ini adalah upacara adat rambu solo dan kuburan di tebing batu yang diperkirakan telah berusia 500 tahun.
Wisatawan juga bisa melihat deretan rumah adat tongkonan yang tertata rapi di desa ini. Rumah-rumah adat ini konon telah berusia lebih dari 300 tahun. Selain peninggalan bersejarah, desa ini juga dikenal sebagai penghasil kerajinan pahat dan lukis.
ADVERTISEMENT
Desa wisata di Indonesia menunjukkan potensi besar dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Dengan terus mengedepankan konsep ini, desa-desa wisata dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat lokal. (CR)