Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
5 Tempat Bersejarah di Salatiga untuk Sarana Rekreasi dan Edukasi
22 Januari 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan tempat-tempat bersejarah di Salatiga dimanfaatkan sebagai wisata sejarah yang menjadi sarana rekreasi dan edukasi. Nilai-nilai budaya dan sejarah yang ada juga masih bertahan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip informasi dari https://salatiga.go.id, selain dikenal sebagai kota pariwisata, Salatiga juga populer akan pendidikan, kegiatan olahraga, perdagangan, bangunan-bangunan kuno yang memiliki kisah sejarah, hingga kuliner khasnya.
5 Daftar Tempat Bersejarah di Salatiga
Tempat-tempat sejarah kerap kali dijadikan sebagai destinasi wisata yang bisa digunakan untuk belajar dan bermain bagi wisatawan, seperti tempat bersejarah di Salatiga.
1. Taman Wisata Sejarah Salatiga
Menjadi wisata sejarah, Taman Wisata Sejarah Salatiga sering disebut dengan Taman Wisesa ini tergolong wisata baru dan selesai pada tahun 2023 lalu.
Tempat ini dibangun di area persawahan yang asri dan berisi benda-benda peninggalan para tokoh pahlawan seperti Brigjend Sudiarto, Yos Sudarso, serta Adisucipto.
Adapun benda-benda tersebut seperti alutsista, yakni peralatan senjata. Selain itu, di tempat ini pengunjung akan melihat benda sejarah lain seperti Monumen Pesawat Loreng AURI, Panser Saladin, Replika KRI Matjan Tutul.
ADVERTISEMENT
Ada juga patung para tokoh yang sudah disebutkan di atas yang berdiri di Taman Wisesa. Keberadaan peninggalan dan patung tersebut menjadikan tempat ini cocok dijadikan tempat rekreasi dan belajar akan sejarah bagi wisatawan.
2. Gedung Duver
Menurut https://jatengprov.go.id, Gedung Duver merupakan Museum Dunia Vektor dan Reservoir Penyakit yang menjadi wisata edukasi berkaitan penyakit yang disebabkan oleh binatang.
Di sini, pengunjung bisa berkeliling museum sambil melihat kelelawar, tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk yang sudah diawetkan. Selain itu ada juga peralatan laboratorium seperti mikroskop yang bisa dicoba oleh pengunjung.
Bagi pengunjung yang suka belajar mengenai biologi dan kesehatan, tempat ini cocok dijadikan destinasi wisata, karena tempat ini menyajikan banyak pengetahuan dan pengalaman yang menarik dan berkesan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengunjungi tempat ini, pengunjung bisa mengirimkan surat permohonan ke Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga.
3. Uwit Art Space
Uwit Art Space merupakan galeri seni yang menjadi wisata budaya di Kota Salatiga. Bagi para seniman, tempat ini cocok dijadikan daftar tempat untuk dikunjungi.
Tempat ini menjadi area untuk belajar, bermain, berkarya dan sharing space tentang seni dan budaya. Jika beruntung, pengunjung bahkan bisa menyaksikan penampilan atau kegiatan yang ada di sini.
4. Alun-alun Pancasila Salatiga
Tempat bersejarah selanjutnya adalah Alun-alun Pancasila Salatiga. Ruang publik yang difasilitasi area bermain ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat ke Salatiga.
ADVERTISEMENT
Di alun-alun ini terdapat 3 patung pahlawan yang menjadi ikon dan kebanggaan Kota Salatiga, yakni Yos Sudarso, Brigjend Sudiarto, dan Adisucipto.
Pengunjung juga bisa berburu kuliner yang tersedia di alun-alun ini berupa food court, yang menyajikan berbagai jenis makanan, dari kuliner pinggir jalan hingga kuliner khas kota ini
5. Prasasti Plumpungan
Prasasti Plumpungan menjadi bukti cikal bakal lahirnya Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini, Salatiga sudah ada sejak tahun 750 masehi, tak heran jika kota ini menjadi kota tertua kedua di Indonesia.
Prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa kuno dan berbahasa Sanskerta. Prasasti Plumpungan berada di Museum Salatiga dan terletak di halaman dekat jalan.
ADVERTISEMENT
Tempat-tempat bersejarah di Salatiga selain dijadikan tempat wisata, harus tetap dijaga kelestariannya agar bisa diwariskan kepada anak dan cucu bangsa. Dengan demikian, sejarah yang tercatat tetap terkenang meski sudah menjadi lampau. (fat)