Konten dari Pengguna

Eksplorasi Benteng Amsterdam: Warisan Sejarah di Maluku

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
2 Juni 2024 4:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benteng Amsterdam. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/The Ian
zoom-in-whitePerbesar
Benteng Amsterdam. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/The Ian
ADVERTISEMENT
Benteng Amsterdam adalah bangunan bersejarah yang dibangun oleh Portugis di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Benteng ini dikenal sebagai benteng tertua di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Jarak Benteng Amsterdam dari pusat Kota Ambon sekitar 42 km, yang dapat dicapai dalam waktu satu jam berkendara. Luas batas terluar benteng ini adalah 5.860 meter persegi, sementara area gabungan struktur bastion dan bangunan blokhuis di dalamnya memiliki luas 1.865 meter persegi.

Sejarah Benteng Amsterdam

Benteng Amsterdam. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Ivan Aleksic
Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, benteng ini awalnya adalah sebuah loji yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1512 sebagai gudang rempah. Ketika Belanda menguasai wilayah ini pada awal abad ke-17, loji tersebut diubah menjadi blokhuis dari batu yang dikelilingi pagar kayu tinggi pada tahun 1637. Pada tahun 1643, blokhuis ini diperkuat dan diperbesar.
Pada masa Gubernur VOC di Maluku, Arnold de Vlaming, nama Benteng Amsterdam diberikan. Ia memerintahkan penguatan blokhuis dengan tembok batu dan bastion pada tahun 1648-1656, serta mengubah fungsinya menjadi benteng pertahanan. Pembangunan benteng ini dipicu oleh konflik antara VOC dan Kerajaan Hitu yang terjadi pada tahun 1633 hingga 1654.
ADVERTISEMENT
Batas utara benteng adalah Teluk Piru, Pulau Seram, batas timur adalah pemukiman, batas selatan adalah Gereja Tua Immanuel dan pemukiman, serta batas barat adalah pemukiman dan Pantai Teluk Piru.
Komponen bangunannya terdiri dari bangunan blokhuis berlantai tiga dengan atap limas seluas 100 meter persegi, sumur air, serta tembok setebal 1 meter yang mengelilinginya. Pada tembok keliling terdapat dua bastion di sudut timur laut dan barat daya, serta rampart di sisi utara, timur, dan barat yang menghubungkan kedua bastion.
Kondisi benteng saat ini adalah hasil dari tiga kali pemugaran oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu pada tahun 1991-1994, 2011, dan 2016.
Benteng Amsterdam kini menjadi daya tarik wisata karena nilai sejarah dan keindahan bangunannya. Panorama dari benteng ini sangat memukau, terutama saat matahari terbenam.
ADVERTISEMENT
Meski masuk tanpa biaya, terdapat kotak sumbangan yang disediakan oleh warga. Sumbangan suka rela dari wisatawan digunakan untuk memperbaiki wilayah benteng jika ditemukan kerusakan. (CR)