Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hutan Hungayono: Surga Terpencil Rumah Burung Maleo dan Satwa Eksotis Lainnya
4 Juni 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi wisata alam yang populer di Gorontalo adalah Hutan Hungayono. Tempat ini menjadi surga bagi pencinta alam dari berbagai penjuru, baik domestik maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Pengunjung dapat menikmati pengalaman menarik seperti trekking di hutan yang luas, melihat penangkaran burung maleo, dan menjelajahi goa stalaktit dan stalagmit. Selain itu, hutan ini juga rumah bagi hewan endemik Sulawesi lainnya, seperti tarsius, rangkong, dan monyet Gorontalo (Macaca Nigrescens).
Daya Tarik Hutan Hungayono yang Eksotis
Hutan Hungayono terletak di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo , dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNWB), sebagaimana dijelaskan di situs boganinaniwartabone.org.
1. Trekking Menantang
Begitu memasuki kawasan hutan, suara-suara alam dari hewan belantara segera menyambut. Nyanyian dan tarian satwa endemik menjadi pemandangan yang menarik.
Trek di Hutan Hungayono cukup menantang, memberikan sensasi petualangan yang seru. Jalurnya bervariasi antara tanjakan dan medan yang landai, menambah keseruan eksplorasi.
ADVERTISEMENT
2. Hamparan Padang dan Sumber Air Panas
Setelah menapaki jalur trekking, pengunjung akan bertemu dengan hamparan padang ilalang yang luas menciptakan pemandangan yang indah dan cocok untuk mengambil foto alam yang instagramable. Terdapat juga mata air panas yang cukup panas untuk memanaskan ikan kaleng dan merebus telur.
3. Penangkaran Burung Maleo
Di hutan ini, ada penangkaran burung maleo. Burung maleo merupakan burung endemik Sulawesi yang dilindungi dan hampir punah.
Burung maleo memiliki kebiasaan unik saat bertelur. Mereka akan menggali lima lubang tetapi hanya satu yang digunakan untuk bertelur. Hal ini dilakukan untuk menghindari predator. Telur-telur maleo menetas dengan bantuan panas bumi, tetapi beberapa sekarang juga dibantu ditetaskan di hatchery.
Anak burung maleo yang baru menetas sudah memiliki bulu dan sayap lengkap, sehingga bisa langsung terbang. Disarankan untuk tidak berkunjung antara pukul 06.00 hingga 10.00 karena waktu ini digunakan maleo untuk bertelur, dan kehadiran pengunjung dapat mengganggu.
ADVERTISEMENT
4. Gua Alami
Sekitar 100 meter dari tempat bertelur burung maleo terdapat sebuah gua yang penuh stalaktit dan stalagmit. Gua ini tampak indah dari kejauhan, seolah dilapisi emas.
Pengunjung yang ingin masuk harus berhati-hati karena medannya berair dan berlumut. Lokasi ini sering digunakan untuk berfoto karena sangat instagramable.
Masuk ke wilayah konservasi ini dikenakan retribusi sebesar Rp100.000 per orang. Biaya ini sudah termasuk makan pagi dan siang serta surat izin masuk hutan lindung. (CR)