Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kegiatan Apa yang Dilakukan Saat Nyepi di Bali?
8 Maret 2024 12:39 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengetahui kegiatan apa yang dilakukan saat Nyepi dapat menambah rasa toleransi terhadap umat Hindu. Nyepi merupakan hari raya Hindu yang dilakukan setiap setahun sekali. Menurut hitungan tersebut, Nyepi jatuh pada tanggal pertama bulan ke-10 tahun Saka.
ADVERTISEMENT
Pada hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia yang bersih dan suci lahir batin. Ada berbagai kegiatan ibadah maupun tradisi yang dilakukan saat hari suci tersebut.
Simaklah apa yang dilakukan saat Nyepi oleh umat Hindu di Bali pada artikel ini. Akan diungkap beragam ritual yang dilakukan sebelum hingga sesudah hari raya Nyepi berlangsung.
Apa yang Dilakukan Saat Nyepi?
Nyepi dilakukan sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha Esa. Selama Nyepi berlangsung, seluruh umat Hindu di Bali menjalankan sejumlah ritual keagamaan sekaligus mematuhi beberapa aturan.
Secara rinci, berikut kegiatan yang dilakukan sebelum Nyepi, saat Nyepi, hingga sesudah Nyepi yang dirangkum dari buku Adat Istiadat Masyarakat Bali tulisan Dewi Mashita.
ADVERTISEMENT
1. Melasti
Rangkaian acara Nyepi dimulai dengan ritual Melasti. Ritual ini dilakukan tiga hari sebelum hari Nyepi. Melasti bertujuan untuk membersihkan segala sesuatu yang dimiliki atau benda yang disakralkan.
Untuk menyambut hari tersebut, semua arca dewa atau pratima di setiap pura dalam lingkungan kota atau desa dikumpulkan di Pura Puseh. Arca tersebut disatukan dalam sebuah pura Balai Panjang.
Semua arca akan dibawa ke laut atau mata air terdekat untuk disucikan. Tak semua mata air yang ada bisa digunakan untuk membersihkan arca, hanya mata air yang dianggap suci oleh masyarakat setempat yang digunakan.
2. Tawur Kesanga
Setelah Melasti, rangkaian perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau Mecaru. Tradisi ini dilaksanakan sehari sebelum perayaan Nyepi.
ADVERTISEMENT
Tawur Kesanga memiliki tujuan untuk membina hubungan harmonis antara manusia dengan Dewa, manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan tempat mereka hidup.
Selain itu, tradisi Tawur Kesanga di Bali identik dengan acara pawai festival Ogoh-Ogoh dua boneka raksasa besar. Festival ini diiringi dengan berbagai musik tradisional seperti kulu, klakson, gamelan dan tetabuhan.
Bagi umat Hindu Bali, ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia. Di akhir perayaan tersebut, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan untuk menyambut hari yang suci.
3. Nyepi
Nyepi merupakan puncak dari acara rangkaian seluruh ritual. Hari besar umat Hindu tersebut dilaksanakan selama 24 jam, dari matahari terbit pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
Hari raya Nyepi diisi dengan tapa, yoga, dan semedi. Ada empat aturan yang harus dipatuhi masyarakat Hindu Bali ketika Nyepi berlangsung. Keempat aturan ini disebut sebagai Catur Brata Nyepi, berikut rincian tindakannya:
a. Amati Geni
Amati Geni artinya tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. Umat Hindu tak boleh menyalakan api atau lampu sebagai bentuk dari nyepi fisik.
Sementara secara spiritual, umat Hindu harus memendam api dalam diri seperti sifat iri, dengki dan pikiran yang tidak baik.
b. Amati Karya
Amati Karya artinya tidak boleh melakukan aktivitas jasmaniah. Sebaliknya, harus meningkatkan kegiatan yang bersifat rohani untuk menyucikan diri. Umat Hindu tak diperkenankan untuk bekerja dan harus fokus pada kegiatan rohaniah yang dilakukan di rumah.
ADVERTISEMENT
c. Amati Lelungan
Amati Lelungan artinya tidak boleh bepergian. Umat Hindu tak boleh melakukan perjalanan atau keluar rumah. Tujuannya agar alam tenang dan jauh dari gangguan manusia.
d. Amati Lelanguan
Amati Lelanguan artinya tidak boleh bersenang-senang. Hal ini bertujuan untuk melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang widhi.
4. Ngembak Agni
Sehari setelah hari raya Nyepi berlangsung, akan diadakan upacara Ngembak Agni. Upacara ini dilakukan untuk melaksanakan dharma santi. Setiap umat Hindu dapat melakukan dharma santi dengan cara yang berbeda-beda.
Salah satunya kegiatan anjangsana mengunjungi keluarga dan menyampaikan ucapan selamat. Dengan demikian, akan terbina kerukunan dan perdamaian.
Selain itu, ada festival Omed-Omedan. Ini merupakan ritual untuk berpelukan, menarik, dan mencium antara kelompok muda mudi. Festival tersebut selalu dilaksanakan di tempat yang sama, yaitu Jalan Sasetan, Denpasar.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari ritual ini menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan mengusir nasib buruk. Upacara dan festival tersebut menutup seluruh rangkaian ritual dalam perayaan Nyepi. Penutupan ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Fakta Menarik tentang Perayaan Nyepi di Bali
Selain mengandung hikmah yang dalam bagi umat Hindu di Bali, perayaan Nyepi yang berlangsung selama 24 jam tersebut memiliki beberapa hal menarik yang bisa dipelajari.
Mengutip laman kemenparekraf.go.id, berikut sejumlah fakta menarik tentang perayaan Nyepi di Bali.
1. Hemat satu liter bahan bakar
Adanya aturan catur brata, membuat umat Hindu dan seluruh masyarakat yang tinggal di Bali tidak diperbolehkan bepergian selama Nyepi. Semua masyarakat Bali tak menggunakan kendaraan dalam kurun waktu 24 jam.
ADVERTISEMENT
Selama jangka waktu tersebut, pemerintah memperkirakan ada satu juta liter bahan bakar yang berhasil dihemat, sehingga membantu membersihkan lingkungan dari polusi udara.
2. Menginspirasi World Silent Day
Perayaan Nyepi diakui secara luas sebagai upaya luar biasa untuk mengurangi polusi. Perayaan tersebut menginspirasi sebuah organisasi bernama Collaboration for Climate Change untuk menggagas hari Sunyi Sedunia atau World Silent Day pada 21 Maret dan telah resmi disetujui PBB.
3. Mengurangi Global Warming
Perayaan Nyepi dan World Silent Day membawa dampak yang positif bagi lingkungan yakni mengurangi pemanasan global.
Menurut laman baliinterships.com, sekitar 20.000 ton karbon dioksida berkurang setiap harinya, sehingga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33%.
Selama perayaan Nyepi berlangsung, Pulau Dewata itu berhasil menghemat listrik hingga 60% dibanding hari biasanya. Selain baik untuk keseimbangan lingkungan, Nyepi membuat Bali jadi lokasi yang tepat untuk melakukan refleksi diri bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
(IPT)