Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Tanah Toa, Tempat Tinggal Suku Kajang Ammatoa dan Kearifan Lokalnya
28 April 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan beragam budaya yang tersebar di seluruh daerah. Tidak terkecuali di Provinsi Sulawesi Selatan . Di provinsi tersebut, terdapat sebuah desa adat yang masih menjunjung tinggi budayanya, yakni Desa Tanah Toa.
ADVERTISEMENT
Desa adat yang satu ini terbilang unik karena memiliki ciri khasnya tersendiri. Mulai dari segi budaya hingga pakaian yang digunakannya. Oleh karena itu, tidak heran jika ada banyak orang yang tertarik ingin tahu tentang desa adat ini.
Menilik Tanah Toa sebagai Tempat Tinggal Suku Kajang Ammatoa
Mengutip dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Tanah Toa terletak di Kecamatan kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa ini terbagi ke dalam sembilan dusun yang dihuni oleh Suku Kajang.
Saat ini, desa adat tersebut telah memiliki wisata Budaya Kampung Adat Ammatoa Kajang. Masyarakat Suku Kajang di desa ini terbilang unik karena selalu mengenakan pakaian serba hitam dan tidak menggunakan alas kaki.
Ingin tahu kearifan lokal Suku Kajang yang tinggal di desa adat ini? Simak ulasannya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Pimpinan Suku kajang
Ammatoa merupakan sebutan bagi pimpinan adat tertinggi dalam komunitas Suku Kajang. Amma berarti bapak dan Toa berarti yang dituakan. Jadi, bagi Suku Kajang, ammatoa adalah orang suci yang dipilih langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun ammatoa tidak dipilih oleh anggota suku maupun dari garis keturunan dan penunjukkan dari pemerintah. Pemilihan ammatoa dilakukan melalui proses ritual di dalam hutan tombolo atau hutan keramat bernama Turiek Arakna. Jabatan ammatoa juga bersifat seumur hidup.
2. Pakaian Suku kajang
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Suku Kajang mengenakan pakaian hitam dan tidak menggunakan alas kaki. Warna hitam dianggap memiliki arti kesederhanaan dan persatuan dalam segala hal. Selain itu, hitam juga menunjukkan kekuatan dan derajat yang sama di mata sang pemilik jagat.
ADVERTISEMENT
3. Kepercayaan
Masyarakat Suku Kajang adalah beragama Islam, tetapi mereka juga menjalankan kepercayaan adat Suku Kajang yang disebut dengan Patuntung. Adapun agama Islam di Suku Kajang pertama kali dianut oleh Datuk Tiro yang hidup berpindah-pindah hingga meninggal.
Itu dia ulasan singkat tentang Desa Tanah Toa di Provinsi Sulawesi Selatan yang dihuni oleh masyarakat Suku Kajang. (Anne)