Konten dari Pengguna

Mengenal Tradisi Potong Gigi Bali dan Tujuannya

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
8 Maret 2024 6:10 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Potong Gigi Bali. Unsplash/Hakan Nural.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Potong Gigi Bali. Unsplash/Hakan Nural.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi merupakan perbuatan yang dilakukan secara berulang, sehingga menjadi kebiasaan dan dihormati orang. Sejumlah tradisi yang masih dijalankan hingga saat ini adalah tradisi potong gigi Bali. Tradisi ini juga dilakukan dengan tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
Tradisi tersebut memiliki ciri khasnya sendiri bagi umat Hindu di Bali. Bagi yang belum mengetahuinya, tidak ada salahnya untuk memahami tradisi potong gigi tersebut sebagai tambahan ilmu pengetahuan baru.

Tradisi Potong Gigi Bali

Ilustrasi Mengenal Tradisi Potong Gigi Bali. Unsplash/Ruben H.
Mengutip dari laman kemenkeu.go.id dan unair.ac.id, tradisi potong gigi Bali dalam bahasa Bali sering pula disebut mepandes, mesangih atau metatah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali, khususnya bagi para remaja.
Pada masa remaja, ajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan berupa budi pekerti sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak dengan harapan yang baik sebagai lanjutan dari pembentukan di masa kandungan atau ketika bayi.
Tradisi potong gigi merupakan sepuah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Selain itu, tradisi potong gigi ini juga memiliki makna yang dalam bagi kehidupan setiap orang. Berikut diantaranya:
ADVERTISEMENT
Tradisi potong gigi dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Setelah gigi dikikir, peserta akan diminta untuk mencicipi enam rasa. Dari pahit, asam, pedas, sepat, asin dan manis. Adapun makna dari setiap rasa ini adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Tradisi potong gigi dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit. Di beberapa wilayah di Bali melaksanakannya pada subuh sebelum matahari terbit.
Pada tridisi potong gigi, pakaian yang dikenakan juga harus khusus, yaitu berwarna putih dan kuning. Dan masyarakat yang mengikuti tradisi ini dilarang keluar rumah sehari sebelum melakukan potong gigi.
Dana yang dikeluarkan untuk tradisi potong gigi juga tidak sedikit, untuk itu, tradisi ini sering diadakan secara massal, yang boleh diikuti oleh masyarakat yang kurang mampu, bahkan ada beberapa daerah yang melakukan tradisi ini secara massal gratis.
Gigi seri juga dilarang untuk dikikir terlalu banyak, karena untuk memotong makanan fungsinya bisa menjadi tidak tajam lagi dan berkurang, sedangkan gigi taring yang dikikir terlalu banyak, untuk mengiris makanan fungsinya juga dapat berkurang.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sebelum dilakukan acara potong gigi sangat penting untuk menjaga kondisi jaringan gigi tetap sehat. Sebelum tradisi dilaksanakan, gigi dibersihkan secara rutin dengan waktu dan teknik yang benar dan pastikan gigi bersih dari karang gigi.
Setelah melakukan tradisi potong gigi, minum dan makan yang terlalu panas atau dingin juga tidak dianjurkan karena setelah pengikiran, dentin akan terbuka dan gigi menjadi sensitif. Hal ini akan menyebabkan rasa ngilu atau nyeri.

Tujuan Tradisi Potong Gigi Bali

Ilustrasi Mengenal Tradisi Potong Gigi Bali. Unsplash/Eyestetik Studio.
Mengutip dari situs resmi unair.ac.id dan badungkab.go.id, tujuan tradisi potong gigi Bali merupakan hal yang sangat mulia dan bermanfaat bagi umat Hindu. Berikut beberapa manfaat dari potong gigi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan tradisi ini harus sesuai dengan kebutuhan zaman, untuk itu, suatu pemahaman terkait kaidah kesehatan bagi tokoh yang melakukan pemotongan gigi harus ditingkatkan karena akan bersentuhan langsung dengan peserta yang mengikuti tradisi.
Menurut medis khususnya pada bagian kesehatan gigi, tradisi potong gigi ini hampir sama dengan tindakan medis yang disebut dengan teknik selective grinding atau occlusal adjustment.
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ketidakharmonisan pada saat terjadi oklusi sentris saat mengilangkan kontak gigi yang mengganggu. Setelah dilakukan proses ini, polishing dilakukan untuk menghaluskan anatomi permukaan gigi dan mengindari retensi plak.
Secara anatomis, struktur gigi yang terdiri atas enamel, dentin, pulpa, dan sementum. Salah satu jaringan terkuat dalam tubuh manusia adalah enamel. Sayangnya, peluang untuk memberikan kerusakan pada enamel gigi terjadi saat melakukan tradisi potong gigi.
ADVERTISEMENT
Dua lapisan yang dimiliki enamel yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Jika mengikir gigi terkena lapisan yang dalam, akan menyebabkan ngilu hebat. Untuk itu, proses potong gigi ini harus memperhatikan ketebalan enamel dengan benar.
Mengasah gigi tidak dianjurkan lebih dr 2 mm. Mengikir gigi dapat mempercepat pengikisan lapisan enamel sehingga dentin terbuka dan menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif atau ngilu. Saat proses pengikiran, pergesekan gigi akan terjadi dan menyebabkan getaran.
Jika tidak memiliki jaringan penyangga atau gusi yang sehat dan kuat pada gigi, maka dapat berotasi bahkan gigi menjadi goyang. Untuk itu, gerakan pada tradisi potong gigi yang tidak terlalu menekan dan mengikir dengan satu arah agar terhindar getaran.
ADVERTISEMENT

Susunan Tradisi Potong Gigi

Ilustrasi Mengenal Tradisi Potong Gigi Bali. Unsplash/Artem B.
Mengutip dari laman binus.ac.id, berdasarkan ketentuan dalam lontar Dharma Kahuripan dan lontar Puja Kalapati, bahwa tahapan upacara potong gigi di Bali yang diikuti oleh semua kalangan tersebut, di antaranya adalah:

1. Magumi Padangan

Magumi Pandangan merupakan prosesi pertama tradisi potong gigi yang dilaksanakan di dapur atau mesakapan kepawon dengan memohon air suci untuk membersihkan diri agar bersih dan suci.

2. Nekeb

Upacara ngekeb dilaksanakan di meten atau gedong yang artinya peserta tradisi potong gigi harus berjanji untuk mengendalikan hawa nafsu dalam dirinya.

3. Mabyakala

Mabyakala dilaksanakan di halaman rumah di depan meten atau gedong yang bermakna untuk membersihkan diri dari aura jahat yang ada pada luar diri manusia.

4. Ke Merajan

Ke Merajan atau tempat suci di dalam rumah untuk bersembah yang dilaksanakan para peserta tradisi potong gigi. Proses ini memiliki makna seperti memohon kepada leluhur sebagai wujud bakti kepada Sang Hyang Uma.
ADVERTISEMENT

5. Nrgajah atau Ngendag

Setelah itu, kembali ke meten atau gedong tempat ngekeb untuk prosesi ngendag atau ngrajah. Orang yang akan memotong gigi akan memimpin dan secara simbolis peserta akan merajah alis, gigi, bahu kanan, bahu kiri, dan dada menggunakan tangkai daun sirih yang diolesi madu.
Kemudian, tirtha pemandes akan dipercikkan untuk memohon keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tradisi Potong Gigi

Tradisi potong gigi dilaksanakan dengan peserta posisi secara tidur terlentang dengan tangan posisi amustikarana, dan ditutup dengan kain putih kuning. Kemudian prosesi potong gigi dilakukan oleh sangging atau pemimpin tradisi.

7. Mandi

Setelah tradisi potong gigi selesai, peserta harus membersihkan diri atau mandi di sungai sambil mengiringi sekah ngening. Tujuannya adalah untuk melunturkan perilaku-perilaku buruk yang ada pada diri manusia.
ADVERTISEMENT

8. Mejaya-jaya

Supay kegiatan yang telah dilaksanakan tidak menjadi sia-sia, mejaya-jaya dilakukan untuk memohon doa restu kepada Ida Sang Hyang Widh .Lalu, peserta pergi ke pura untuk sembahyang yang menjadi tempat pujaannya.
Sekelumit informasi tentang tradisi potong gigi Bali dan tujuannya, bisa menambah wawasan dalam mengenal adat istiadat yang ada di Indonesia. (HEN)