Konten dari Pengguna

Pintu Air Jagir Surabaya, Peninggalan Belanda Sejak Tahun 1932

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
13 Mei 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pintu Air Jagir (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: pixabay/ Blue Snap
zoom-in-whitePerbesar
Pintu Air Jagir (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: pixabay/ Blue Snap
ADVERTISEMENT
Pintu Air Jagir merupakan pintu air peninggalan Belanda yang telah dibangun sejak lama yaitu tahun 1919. Setelah melewati proses pembangunan yang cukup lama, pintu air mulai resmi dioperasikan pada tahun 1932.
ADVERTISEMENT
Bangunan tersebut bukan hanya sekadar peninggalan tanpa arti karena sebetulnya fungsinya sangat krusial bagi masyarakat Surabaya. Pintu air tersebut merupakan bangunan yang dibangun untuk mengendalikan banjir di kota Pahlawan.

Pintu Air Jagir, Bangunan Bersejarah nan Fungsional di Surabaya

Pintu Air Jagir (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: pixabay/ Angelo_Giordano
Dikutip dari buku Brantas, sang Pembawa Berkah Riwayat Pengelolaan Air & Lahan (760–2014) oleh Raymond Valiant (hal. 157), setelah perbaikan Sungai Wonokromo usai, pengendalian banjir pun dimulai, tepatnya pada tahun 1919. Bendungan lama di Sungai Wonokromo dibongkar dan diganti dengan sebuah pintu air yang dapat mengendalikan debit banjir, pintu tersebut diberi nama Pintu Air Jagir.
Bangunan pintu tersebut ditempatkan di antara bendungan lama dan jembatan kereta api. Ambang bawah dari pintu ini sekitar 3 m di bawah ambang bendung lama (elevasi +1,20 m) dengan tujuan memudahkan pelepasan debit saat diperlukan.
ADVERTISEMENT
Alamat pintu air tersebut ada di Jl. Jagir Wonokromo No.74, Jagir, Kec. Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur 60244. Pembangunan pintu air ini dimaksudkan agar dapat menambah simpanan air di Sungai Mas dan Sungai Surabaya pada musim kemarau serta mempercepat pelepasan air melalui Sungai Wonokromo pada musim hujan.
Masa pembangunannya terjadi saat Surabaya masih dalam kekuasaan kolonial Belanda. Pembangunannya cukup lama, mulai 1919 sampai 1932, yang artinya pembangunan ini memakan waktu selama 13 tahun.
Sampai dengan saat ini, pintunya masih beroperasi. Fungsinya yang krusial bagi siklus air di Surabaya masih bertahan sampai sekarang. Kawasan di sekitar Wonokromo jadi lebih jarang terkena banjir dan saat musim kemarau pun daerah di sekitarnya tidak akan mengalami kekeringan.
ADVERTISEMENT
Pintu Air Jagir memegang peranan penting bagi ketersediaan air dan pengendalian banjir di sekitar Wonokromo, Surabaya. Meskipun bangunannya sudah sangat tua dan dibangun pada masa kolonial Belanda, namun masih berfungsi sampai sekarang. (IMA)