Sejarah Istana Mini Banda Neira di Maluku Tengah

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
Konten dari Pengguna
25 Desember 2023 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Istana Mini Banda Neira. Foto: Unsplash/Unsplash+
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Istana Mini Banda Neira. Foto: Unsplash/Unsplash+
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istana Mini Banda Neira merupakan bangunan yang dahulu dipergunakan untuk rumah dinas Residen Banda, jabatan tertinggi pegawai Eropa di tingkat Karesidenan.
ADVERTISEMENT
Wilayahnya mencakup sebagian timur Pulau Seram, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, dan gugusan pulau lain di utara Pulau Timor.

Sejarah Istana Mini Banda Neira

Ilustrasi Istana Mini Banda Neira. Foto: Unsplash/Unsplash+
Dikutip dari laman www.kebudayaan.kemdikbud.go.id, diperkirakan bangunan Istana Mini Banda Neira sudah berdiri pada awal abad ke-19.
Hal ini diketahui melalui catatan Belanda pada tahun 1846 yang menyebutkan bangunan ini didirikan untuk menggantikan rumah residen lama di dalam Benteng Nassau yang hampir roboh seluruhnya akibat gempa bumi besar pada tahun 1816.
Setelah Banda diturunkan statusnya sebagai distrik, bangunan Istana Mini digunakan sebagai rumah dinas Controleur atau pemimpin distrik.
Bangunan tersebut pernah dilakukan perbaikan dan penguatan oleh Burgerlijke Openbare Werken (Jawatan Pekerjaan Umum) yang selesai pada tahun 1927 dengan anggaran sebesar 19.800 gulden (BOW 1927; 30). Di sebelah barat Istana Mini, terdapat bangunan yang dahulu digunakan sebagai kantor residen.
ADVERTISEMENT
Bangunan tersebut juga pernah diperbaiki oleh Burgerlijke Openbare Werken pada tahun 1913 (BOW 1917: 157). Selanjutnya oleh Oudheidkundige Dienst (Jawatan Kepurbakalaan), bangunan Istana Mini dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan koleksi perabotan antik dari era VOC karena saat itu banyak perabotan antik yang sudah dibawa keluar dari Maluku (Koninlijk Bataviaasch. 1931 : 66).
Istana mini ini dikelilingi tembok berukuran 85 x 90 meter. Secara umum istana mini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bangunan induk dan sayap.
Bagian depannya berupa teras terbuka yang agak tinggi. Dilihat dari fasadnya, empat pilar palsu dan empat pilar utama bergaya Eropa kuno menopang atap, bagian tengah bangunan diapit oleh dua ruangan di kiri dan kanan.
Keempat ruangan tersebut berukuran kurang lebih 5,90 m x 7,40 m, terdapat tulisan berbahasa Perancis pada salah satu atap kaca di tengah bangunan induk yang menghadap ke halaman.Berikut alih aksara tulisan tersebut:
ADVERTISEMENT
Quand viendra t`ill le temps que formera mon bonheur?
Quand frappera la cloche qui va sonner l`heure
Le moment que je reverai les bords de ma Patrie
Le soin de ma famille que j`aime et que je benis?
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia:
Kapan tiba saatnya untuk kebahagiaanku?
Ketika lonceng menghantam waktu
Saat-saat ketika aku melihat lagi tanah airku
Jiwa keluargaku yang aku cintai dan berkati?
Pesan ini ditulis pada tanggal 1 September 1831 oleh Charles Rumpley. Dalam buku Ring of Fire: An Indonesian Odyssey karya Lawrence Blair dan Lorne Blair, terungkap bahwa Charles Rumpley adalah gubernur Prancis terakhir yang ditugaskan di pulau itu.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah Istana Mini Banda Neira di Maluku Tengah. Istana Mini merupakan bekas kantor pemerintahan VOC di Banda Naira yang juga ditempati oleh seorang Gubernur VOC.(glg)