Konten dari Pengguna

Wisata Religi Batu Ampar: Tempat Ziarah di Pamekasan, Madura

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
13 Juli 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wisata religi Batu Ampar. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: Chattrapal (Shitij) Singh
zoom-in-whitePerbesar
Wisata religi Batu Ampar. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: Chattrapal (Shitij) Singh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat muslim di Pulau Madura mungkin sudah familier dengan wisata religi Batu Ampar. Tempat wisata religi ini berupa kompleks pemakaman ulama yang disegani umat muslim.
ADVERTISEMENT
Setiap harinya, Batu Ampar tidak pernah sepi dari peziarah dan lantunan pembacaan Al-Qur'an. Peziarah ini datang dari berbagai tempat untuk berdoa dan membaca kitab suci.

Pesona Wisata Religi Batu Ampar

Wisata religi batu ampar. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/David Rodrigo
Berdasarkan buku Wisata Religi Islami: Saya Menjejak Sejarah Spiritualitas Nusantara, Suyartono Suwandi, (2024), pengertian wisata religi adalah tempat-tempat yang memiliki sisi religi, seperti tempat ibadah atau kawasan ziarah tokoh masyarakat.
Di Indonesia ada banyak tempat wisata religi yang bisa dikunjungi umat dengan kepercayaan yang sesuai. Salah satu tempat wisata religi di Pulau Madura adalah kawasan Batu Ampar.
Wisata religi Batu Ampar terletak di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Tempat ini memiliki sejarah yang penting karena menjadi saksi jejak penyebaran agama Islam di Madura.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Madura menyebut kawasan ini dengan Pasarean yang berarti makam. Kompleks ini memang merupakan area pemakanan untuk ulama yang berjasa.
Terdapat enam makam aulia atau wali Allah, yang dalam bahasa Madura disebut Bujuk. Mereka adalah makam Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Abu Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Husen, Syekh Moh. Romli dan Syekh Damanhuri.
Syekh Abdul Manan merupakan putra dari Sayyid Husein, seorang ulama Bangkalan. Dari cerita rakyat yang berkembang, Syekh Abdul Manan ini mengasingkan diri atau uzlah di bawah pohon Kosambi di hutan daerah Batu Ampar, untuk mendekatkan diri kepada Allah usai Syeikh Husen wafat terbunuh akibat kesalahpahaman dengan Raja Bangkalan kala itu.
Syaikh Husen sendiri adalah cucu dari Sunan Ampel dan putra dari Sunan Bonang, yang merupakan leluhur dari bujuk-bujuk atau Masyayikh yang berada di Batu Ampar Proppo Pamekasan.
ADVERTISEMENT
Di Batu Ampar inilah kemudian Syekh Abdul Manan mendirikan padepokan kecil, untuk mengajarkan pemuda setempat ilmu agama dan mendekatkan diri kepada Allah.
Wisatawan yang mendatangi tempat ini tujuan utamanya adalah untuk berziarah dan berdoa. Bisa dibilang, kompleks pemakaman ini selalu ramai selama 24 jam setiap harinya.
Bagi umat yang gemar berziarah ke makam orang saleh, silakan luangkan waktu untuk mengunjungi wisata religi Batu Ampar saat sedang berada di Pamekasan, Madura. (SASH)