Konten dari Pengguna

Visit Company Mahasiswa S3 UNJ: Inovasi dan Dedikasi Mewujudkan Coklat Premium

jeni irnawati
Saat ini Penulis aktif sebagai Dosen Tetap di Universitas Pamulang
8 September 2024 9:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari jeni irnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
JungleGold Factory
zoom-in-whitePerbesar
JungleGold Factory
ADVERTISEMENT
Kunjungan Perusahaan ke Junglegold: Inovasi dan Dedikasi Mewujudkan Cokelat Premium Berkelanjutan
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan ke Junglegold pada tanggal 14 Agustus 2024, kami disambut hangat oleh Ida Bagus Namarupa, atau yang akrab disapa Gusde, salah satu direktur PT Bali Cokelat, perusahaan di balik produk cokelat premium Junglegold. Sejak lebih dari satu dekade, Junglegold telah menjalin kemitraan erat dengan petani kakao di Bali untuk menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi yang menjadi bahan utama dalam produksi cokelat nabati kelas dunia.
Ida Bagus Namarupa (GUSDE)- Direktur, PT Bali Coklat (JunglegoldBali) ; Prof. Dr. Hamidah S.E. M.Si - Koorprodi Prof. Dr. Hamidah S.E. M.Si) dan Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen UNJ
Dalam waktu singkat, Junglegold berhasil meningkatkan produksi kakao para petani hingga dua kali lipat, dan sebagai bentuk penghargaan, perusahaan memberikan harga pembelian yang lebih tinggi, bahkan mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya. Ini tidak hanya memperbaiki kesejahteraan para petani, tetapi juga memperkuat kualitas produk yang dihasilkan Junglegold.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2017, Junglegold membuat terobosan penting dengan menjadi pabrik cokelat 100% nabati pertama di dunia. Mereka mempertanyakan, apakah cokelat susu benar-benar memerlukan susu hewani? Jawaban inovatif yang mereka temukan adalah ‘Cokelat Krim’, sebuah produk yang lembut seperti cokelat susu konvensional, tetapi sepenuhnya berbasis tanaman. Campuran kelapa, kacang mete, dan mentega kakao menjadi rahasia di balik tekstur lembut dan rasa kaya dari cokelat mereka. Langkah ini tidak hanya inovatif dalam industri cokelat, tetapi juga memiliki dampak besar dalam mendukung kesejahteraan hewan, keberlanjutan lingkungan, dan kesehatan manusia.
Namun, pandemi Covid-19 membawa tantangan berat bagi Junglegold. Dengan ketergantungan yang besar pada sektor pariwisata, penjualan mereka anjlok hingga 95% pada awal pandemi. Meski begitu, Junglegold berhasil memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat fondasi perusahaan. Mereka mengembangkan saluran penjualan online, meningkatkan efisiensi operasional, serta melakukan investasi signifikan dalam bentuk pembelian mesin baru, renovasi pabrik, dan rebranding produk. Pada tahun 2022, Junglegold siap menghadapi masa depan dengan ekspansi pabrik, persiapan ekspor, dan membuka peluang waralaba baru.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, Junglegold dipimpin oleh tim yang berdedikasi, termasuk Tobias Garritt sebagai Co-Founder dan CEO, Michael Robison sebagai Co-Founder, dan Gusde yang menjadi pilar penting dalam pengembangan perusahaan. Komisaris PT Bali Cokelat, Inda Trimafo Yudha dan Suratto Siswodihardjo, juga memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perusahaan.
Kunjungan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Junglegold tidak hanya memproduksi cokelat premium, tetapi juga berkomitmen pada keberlanjutan, inovasi, dan pemberdayaan komunitas lokal. Junglegold menjadi bukti nyata bahwa dengan visi yang kuat, tantangan dapat diubah menjadi peluang, membawa dampak positif bagi lingkungan, industri, dan masyarakat.