Konten dari Pengguna

Kultur Kutu Air, Alternatif Pakan Alami Ikan Mengatasi Pakan Feses Jamban Apung

Hodamul akmal
Mahasiswa IPB University, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, jurusan Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya.
9 Agustus 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hodamul akmal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKNT IPB melakukan sosialisasi dan demonstrasi kultur kutu air di Desa Karangsari, Banjarnegara
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKNT IPB melakukan sosialisasi dan demonstrasi kultur kutu air di Desa Karangsari, Banjarnegara

Cara Kultur Pakan Alami Kutu Air, sebagai Alternatif Pakan Alami Ikan dalam mengatasi Penggunaan Jamban Kolam atau Jamban Apung.

ADVERTISEMENT
Pengamatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dari IPB University Bogor memberi solusi dalam mengatasi penggunaan feses dari jamban kolam atau jamban apung, menggunakan alternatif pakan alami kutu air.
ADVERTISEMENT
Pengamatan masalah ini dilakukan para mahasiswa yang melakukan KKNT di desa Karangsari kecamatan Pejawaran, Banjarnegara semenjak pertengahan Juni 2024. Mereka mendapati jika masyarakat setempat menggunakan feses jamban sebagai sumber pakan ikan tanpa perlu diberi makan, dan belum menemukan penggantinya saat desa telah menerapkan jamban sehat.
Pakan alami dapat digunakan sebagai metode dalam memberikan kolam nutrisi bagi ikan tanpa perlu diberikan pakan komersil, khususnya untuk ikan kecil dan larva ikan.
“Warga yang memiliki kolam memiliki pandangan jika mereka hanya iseng memiliki kolam ikan, dan setelah ada gerakan jamban sehat, ikan tidak ada sumber pakan tanpa pelet,” jelas Dhanni salah satu mahasiswa KKNT IPB di desa Karangsari.
Pakan alami yang umum dikembangkan dan digunakan cukup beragam mulai dari cacing sutra, Chlorella, Spirulina, artemia, infusoria, hingga kutu air seperti daphnia dan moina. Kutu air sendiri termasuk dalam jenis pakan alami paling mudah dan sering dijumpai di banyak tempat yang memiliki air khususnya air menggenang.
ADVERTISEMENT
“Pakan alami akan dikultur atau dibudidayakan secara terkontrol agar dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Hal tersebut lebih efektif daripada mengambilnya langsung secara alami di alam,” ujar Dhanni.
Total peserta mencapai 19 orang dari warga setempat terkhususnya yang memiliki kolam ikan yang mengikuti sosialisasi dan demonstrasi kultur kutu air. Program dilaksanakan pada Balai Desa Karangsari, yang dipandu oleh Hodamul Akmal salah satu mahasiswa IPB jurusan perikanan.
Para mahasiswa KKNT IPB 2024 tampak puas saat para peserta banyak penasaran dengan alternatif sumber pakan ikan lain yang dapat dikembangkan di desa mereka. Salah seorang Kelompok Tani (Poktan), Pak Fandol yang mengikuti rangkaian acara tertarik untuk mengembangkan kultur kutu air dirumahnya sendiri.
Inovasi alternatif dalam meningkatkan dan mengganti pakan ikan agar lebih baik, dapat meningkatkan potensi perikanan setempat warga. Bahkan dapat dijadikan peluang lain menjadi usaha kultur kutu air secara masal untuk penjualan komersial yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Kultur kutu air sebagai pakan alami sudah cukup umum di ranah pembudidaya ikan, bahkan sering dijadikan usaha. Namun para mahasiswa KKNT juga mengakui jika jalan untuk menerapkan kultur kutu air yang baik butuh waktu dan cara yang tepat agar dapat optimal.
“Belum lumrahnya budidaya kultur kutu air disini menjadi hambatan dalam memperkenalkan produk pada masyarakat, termasuk bagaimana cara tepat dalam mengkulturnya agar dapat berkembang secara baik,” kata Hodam.
Cara membuat Kultur kutu air yang diajarkan mahasiswa KKNT IPB
Demonstrasi mahasiswa KKNT IPB Selasa, 16 Agustus, 2024
Berikut adalah cara melakukan kultur pakan alami serta Alat dan bahan yang diperlukan:
Cara membuat:
Kultur kutu air hasil budidaya mahasiswa KKNT IPB
Menurut mahasiswa KKNT IPB 2024 di desa Karangsari mereka mensosialisasikan kultur kutu air sebagai pakan alami alternatif ikan baru yang murah dan mudah. Namun hal tersebut dimaksudkan sebagai alternatif sumber pakan bagi larva dan Ikan kecil. “Untuk segmentasi pembenihan dan budidaya ikan hias yang berukuran kecil, pakan alami menjadi pilihan terbaik. Tapi berbeda untuk ikan segmen pembesaran yang tetap memerlukan pelet komersial dikarenakan perlu sumber nutrisi yang lebih besar.” Kata Dhanni.
ADVERTISEMENT
Kutu air memiliki kekurangan dimana komoditas ini memiliki hama yang cukup menganggu kultur. Hal tersebut seperti kutu jet, larva serangga, cacing dan lain lain yang dapat mengurangi produksi hingga mengurangi kualitas kultur. Namun hal tersebut dapat diatasi pengelolaan kualitas airnya dengan melakukan penggantian air setiap kultur.
Kutu air sendiri memiliki kelebihan dari pada pakan alami lainnya. Beberapa diantaranya seperti, pakan yang beragam dari mulai pupuk kandang, ragi, dedak, sampah organik, cholerra, green water, susu bubuk dan lain sebagainya. lainnya seperti kutu air memiliki kandungan enzim pencernaan yang bagus bagi larva ikan yang tidak memiliki enzim pencernaan dan harga kultur yang lebih murah dibandingkan pakan komersial ikan.
Kutu air juga dapat dikembangkan di berbagai kondisi, dan lingkungan. Kultur dapat dilakukan di wadah kecil seperti ember dan akuarium, hingga kolam besar diluar ruangan. Penjualan kutu air secara online juga sudah umum dilakukan dan sering digemari oleh konsumen penghobi ikan hias.
ADVERTISEMENT