Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pariwisata Berkelanjutan: Kunci Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan
13 Desember 2024 15:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari jennyaurillalaksita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pariwisata merupakan salah satu sektor industi yang sangat berperngaruh dalam memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Pariwisata Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, dan potensi yang sangat besar untuk terus berkembang. Namun, di balik pesatnya pertumbuhan sektor ini, terdapat tantangan kompleks, seperti kerusakan lingkungan dan konflik sosial. Untuk mengatasi tantangan tersebut, konsep pariwisata berkelanjutan semakin relevan dan menjadi fokus utama dalam pengembangan sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan didefinisikan oleh UN Environment Program dan UN World Tourism Organization sebagai pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa mendatang, dengan memenuhi kebutuhan penunjang, industri, lingkungan, dan masyarakat tuan rumah. Pada artikel Framework Convention on Tourism Ethics: Tourism, a factor of environmental sustainabily, tertulis bahwa, semua pihak yang berkepentingan dalam pembangunan kepariwisataan hendaknya menjaga kelestarian lingkungan hidup guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang dan masa depan. Namun permasalahan tersebut masih sering kita jumpai, sebagai contoh pembangunan hotel, bar, dan restoran mewah di kawasan pesisir Pantai Kuta, Bali, telah menyebabkan masalah kerusakan lingkungan. Pencemaran air laut oleh limbah hotel, restoran, maupun limbah domestik menyebabkan penurunan kualitas air laut dan mengancam kelangsungan hidup biota laut. Aktivitas wisata seperti snorkeling dan diving yang tidak bertanggung jawab, serta pembangunan infrastruktur pantai, telah menyebabkan kerusakan terumbu karang. Terumbu karang sangat penting bagi ekosistem laut, melindungi pantai dari abrasi, serta menjadi habitat bagi biota laut.
Overtourism atau peningkatan jumlah wisatawan yang masif di Bali telah menyebabkan lunturnyanya keaslian budaya dan lingkungan. Menurut saya, hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan pariwisata yang tidak terkendali, yaitu peningkatan jumlah wisatawan secara signifikan tanpa diikuti oleh pengelolaan yang baik menyebabkan berbagai masalah baik lingkungan maupun sosial. Kedua, kurangnya kesadaran terhadap lingkungan, baik wisatawan maupun pelaku usaha pariwisata seringkali kurang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Ketiga, lemahnya penegakan peraturan, peraturan yang telah ditetapkan terkait pengelolaan lingkungan dan pariwisata seringkali tidak ditindaklanjuti dengan tegas dan konsisten.
ADVERTISEMENT
Pentingnya kolaborasi yang kuat dari pemerintah, pelaku usaha pariwisata, masyarakat lokal, dan wisatawan menjadi kunci dalam mengatasi overtourism di Bali. Pemerintah perlu berperan aktif dalam menciptakan regulasi yang tegas, sementara pelaku usaha perlu menerapkan praktik bisnis berkelanjutan. Masyarakat lokal harus terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan destinasi wisata, serta wisatawan diharapkan berperilaku bertanggung jawab. Mari bersama-sama menciptakan masa depan pariwisata yang lebih cerah, di mana alam, budaya, dan ekonomi dapat hidup berdampingan.
Jenny Aurilla Laksita, Mahasiswa Pariwisata UGM