Konten dari Pengguna

Konservasi Terumbu Karang: Kunci Menjaga Ekosistem Laut

Jeremiah Calvin Santoso
Siswa SMA Citra Berkat Tangerang
6 Januari 2025 15:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jeremiah Calvin Santoso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
pexels.com
ADVERTISEMENT
Bumi merupakan planet ketiga dari sembilan planet yang ada di tata surya kita. Satu-satunya planet dengan keunikannya tersendiri yang dapat menjadi tempat utama bagi banyaknya makhluk hidup untuk memulai kehidupan yang ideal dan berkembang biak. Secara keseluruhan, jumlah kuantitas air atau wilayah perairan yang ada di bumi jauh lebih dominan dibandingkan wilayah daratan nya. Artinya, seluruh bagian dari bumi hampir sepenuhnya didominasi oleh wilayah perairan. Karena hal inilah, perairan ternyata merupakan sumber daya terpenting yang dapat menopang kehidupan di bumi agar tetap stabil.
ADVERTISEMENT
Selama ini, pemahaman kita jika berbicara tentang sumber oksigen cenderung langsung mengacu pada daratan yang dipenuhi oleh pepohonan. Pohon memang pada dasarnya dapat menghasilkan oksigen sebagai produk dari hasil fotosintesis nya. Tetapi faktanya, oksigen yang selalu kita hirup setiap hari sumber terbesarnya berasal dari mikroorganisme laut, yaitu fitoplankton. Selain sebagai rumah bagi banyaknya organisme laut, wilayah perairan di bumi ini juga menjadi tempat mata pencaharian utama bagi sebagian masyarakat di seluruh penjuru dunia. Adapun berbagai sumber daya alam (SDA) yang sekiranya dapat kita peroleh dari laut, seperti garam, minyak bumi, gelombang laut, dan masih banyak lagi.
Ekosistem yang berlangsung di dalam laut tidak semata-mata hanya terjadi begitu saja. Terdapat berbagai komponen-komponen penting yang ternyata menjadi kunci utama bagi keberlangsungan seluruh biota laut, salah satu komponen terpentingnya adalah terumbu karang. Terumbu karang merupakan satu jenis makhluk hidup penghuni laut yang memiliki sejuta manfaat bagi makhluk hidup lainnya. Terumbu karang memiliki peran utama sebagai rumah atau habitat bagi sejumlah makhluk laut dan sekaligus menjadi sumber penghasil makanan. Tetapi sayangnya, kini populasi dari terumbu karang semakin terancam akibat adanya eksploitasi alam dan polusi laut. Permasalahan ini tentunya akan mengancam seluruh ekosistem laut apabila tidak ada penanganan atau penyelesaian secara khusus yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Terumbu Karang Pemegang Peran Utama
Sejatinya, terumbu karang termasuk bagian dari biota laut yang sering dijuluki sebagai “hutan hujan tropis bawah laut”. Seperti yang kita ketahui, hutan hujan tropis merupakan habitat yang paling ideal bagi banyaknya spesies untuk berkembang biak dan mencari sumber makanan, dan hal tersebut juga sama seperti apa yang terjadi di bawah laut. Jika satu wilayah perairan tertentu ditempati oleh sejumlah spesies terumbu karang, dapat kita simpulkan bahwa terdapat pula biota-biota laut lainnya yang menetap di sekitar wilayah tersebut. Selain menjadi “hutan hujan tropis bawah laut”, ternyata terumbu karang juga dapat membantu meminimalisir dampak terjangan ombak di sekitar pesisir dan pantai. Arus ombak yang didorong dari laut menuju ke daratan volume nya akan lebih diperkecil karena adanya daya tahan dari terumbu karang.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang Menjadi Ancaman
Kemampuan yang dimiliki oleh terumbu karang tentunya menjadikan biota laut cantik ini sebagai sumber manfaat dan pemegang kendali terpenting dalam ekosistem laut. Tetapi sangat disayangkan, spesies terumbu karang kian semakin berkurang akibat adanya dampak perubahan lingkungan. Global warming menjadi salah satu penyebab utama dari berkurangnya jumlah spesies terumbu karang di wilayah perairan. Suhu bumi yang semakin panas setiap tahunnya mengakibatkan perubahan suhu rata-rata air laut, sehingga membuat pertumbuhan dari terumbu karang menjadi terganggu dan mengalami pemutihan. Gas-gas rumah kaca yang timbul dari proses pembakaran dan sejenisnya, menghasilkan produksi karbondioksida serta sejumlah gas berbahaya lainnya. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya peningkatan kadar keasaman air laut dan mengubah struktur kerangka dari terumbu karang yang menimbulkan kerusakan. Adapun banyaknya polusi-polusi yang juga turut mengganggu habitat asli dari terumbu karang, seperti minyak yang tumpah ke laut, pestisida, dan bahkan sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Strategi Konservasi Efektif
Perkembangan dari teknologi yang sudah semakin mutakhir di era masa kini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menjadi langkah pertama dari konservasi terumbu karang. Restorasi terumbu karang dapat mulai diterapkan dengan cara memperbaiki karang-karang yang rusak melalui metode transplantasi dan melakukan pemeliharan terumbu karang di kawasan khusus. Aturan mengenai sampah plastik di sekitar wilayah pesisir juga perlu diperkuat agar tidak menimbulkan pencemaran yang lebih parah. Selain itu, pemerintah juga perlu turut ikut ambil andil dalam melakukan konservasi. Wilayah-wilayah perairan yang kaya akan keanekaragaman biota lautnya perlu diberikan perlindungan secara menyeluruh dan dibutuhkannya penetapan sanksi secara tegas bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang menyebabkan kerusakan.
Kesimpulan
Terumbu karang menjadi unsur utama pemegang kestabilan ekosistem laut. Maka dari itu, konservasi terumbu karang bukan hanya berbicara tentang pelestarian, namun juga tentang bagaimana cara kita untuk bisa menghargai keanekaragaman yang ada di bawah laut. Prioritas utama yang perlu kita jaga kini tidak hanya sekedar kondisi permukaan laut saja, tetapi seluruh isi yang ada di dalamnya pun perlu kita lindungi secara bijak. Global warming dan eksploitasi menjadi permasalahan serius yang harus disertai dengan upaya tegas agar bisa diatasi secara maksimal. Karena pada akhirnya, konservasi terumbu karang dapat dikatakan sebagai kunci keseimbangan utama bagi seluruh biota laut yang bergantung pada terumbu karang itu sendiri.
ADVERTISEMENT