Konten dari Pengguna

Mengapa BK Penting dalam Membangun Kesejahteraan Mental Siswa?

Jesika Devi Anggani
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret
31 Oktober 2024 6:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jesika Devi Anggani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh SERHAT TURAN: https://www.pexels.com/id-id/foto/siswa-fokus-belajar-di-meja-dengan-airpods-28927878/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh SERHAT TURAN: https://www.pexels.com/id-id/foto/siswa-fokus-belajar-di-meja-dengan-airpods-28927878/
ADVERTISEMENT
Kesejahteraan mental merupakan salah satu aspek fundamental yang dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan kehidupan sosial siswa. Namun, di tengah tekanan akademik, ekspektasi keluarga, lingkungan pertemanan, dan sosial media, siswa semakin rentan terhadap gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Kondisi ini memerlukan perhatian serius, menurut World Health Organization (WHO), sekitar 10-20% remaja di seluruh dunia mengalami gangguan mental. Dalam hal ini, peran layanan bimbingan dan konseling di sekolah menjad hal yang sangat penting. Bimbingan dan konseling bukan hanya sekedar sarana curhat untuk siswa, melainkan bisa menjadi sarana untuk memberikan dukungan dan strategi dalam mengelola emosi siswa, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperkuat kesejahteraan mental siswa. Dengan adanya bimbingan dan konseling yang tepat, siswa diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan mental yang sedang mereka hadapi saat ini. Menurut saya layanan bimbingan dan konseling harus bisa menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran yang mereka rasakan saat ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rohman dan Sundari (2021) menunjukkan bahwa siswa yang mendapat layanan bimbingan konseling secara teratur memiliki tingkat kecemasan 30% lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapatkan layanan tersebut. Konselor yang profesional mampu membimbing siswa dalam mengenali sumber kecemasan atau stres yang mereka alami dan dapat membantu mereka dalam mengembangkan strategi untuk mengelola emosi yang mereka rasakan. Melalui interaksi yang terjalin dengan baik, siswa diharapkan mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengatasi tekanan yang mereka rasakan, yang pada akhirnya jika mereka berhasil melakukan, secara tidak langsung mereka sudah dapat meningkatkan kesejahteraan metal di dalam diri mereka sendiri. Selain itu, dengan adanya konseling dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa dengan mengarahkan mereka pada potensi diri yang mereka miliki. Zaman sekarang banyak siswa yang merasa tertekan oleh ekspektasi dari lingkungan sekitar mereka ataupun dari media sosial yang mereka lihat. Dalam hal ini peran konselor adalah membantu siswa menyadari bakat dan kelebihan yang mereka miliki, serta memberikan dukungan kepada mereka dalam menetapkan tujuan yang realistis. Penelitian oleh Davis (2020) menemukan bahwa siswa yang mendapatkan konseling memiliki peningkatan 25% dalam hal self-efficacy atau keyakinan diri mereka untuk menyelesaikan tugas akademik. Hal ini menunjukkan bahwa konseling dapat membantu siswa untuk melihat diri mereka secara positif dan memberikan dorongan dalam mencapai target-target yang ingin mereka capai. Selanjutnya, konseling memiliki peran besar yang penting dalam membantu siswa membangun keterampilan sosial dan empati. Remaja seringkali menghadapi masalah dalam pergaulan, seperti perundungan atau tekanan dari teman sebaya. Peran dari bimbingan dan konseling adalah memberikan strategi bagi siswa untuk mengelola konflik yang mereka alami dengan bijak melalui konseling kelompok. Penelitian oleh Shechtman dan Gilat (2016) mengungkapkan bahwa 70% siswa yang mengikuti sesi konseling kelompok menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berkomunikasi dan mengatasi konflik sosial. Dengan keterampilan ini, siswa mampu beradaptasi dengan lebih baik di lingkungan pertemanan maupun sosial mereka, yang merupakan bagian dari kesejahteraan mental. Yang tidak kalah penting, proses konseling dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan manajemen stres, yang dampaknya sangat bermanfaat untuk kesehatan mental mereka dalam jangka panjang kedepannya. Menurut sebuah studi di Journal of Counseling Psychology, siswa yang mengikuti konseling menunjukkan penurunan gejala stres akademik hingga 40%. Dengan teknik seperti manajemen stres, relaksasi, dan penetapan skala prioritas yang sudah diajarkan dalam proses konseling, diharapkan siswa dapat lebih terampil dalam mengatur stres dan tekanan yang mereka hadapi. Layanan bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu siswa menjaga dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Bukan hanya sekedar ruang untuk kita mencurahkan masalah saja, tetapi konseling juga menyediakan pendekatan yang sistematis yang terbukti dapat meningkatkan kesehatan mental, kemampuan sosial, kepercayaan diri, dan manajemen stres bagi siswa. Dengan adanya bukti dari penelitian yang mendukung efektivitas konseling, sudah saatnya sekolah di Indonesia memberikan perhatian yang lebih pada pengembangan layanan bimbingan dan konseling yang profesional. Dukungan ini akan membantu siswa dalam menghadapi tekanan kehidupan di zaman modern ini dengan lebih baik serta menjadi generasi yang sejahtera secara mental dan emosional.
ADVERTISEMENT
Disusun oleh: Jesika Devi Anggani dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.