Konten dari Pengguna

Inisiatif Multilateral dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan Di Amerika Latin

Jessica Feodorona Wondal
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia - Hubungan Internasional
27 Oktober 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessica Feodorona Wondal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hubungan internasional di Amerika Latin telah memainkan peran penting dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang ditetapkan oleh PBB. Dalam beberapa tahun terakhir, mulai 2020 hingga 2024, negara-negara di kawasan ini semakin menyadari pentingnya kerjasama internasional untuk menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan, termasuk masalah lingkungan, kemiskinan, kesetaraan gender, serta akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Di tengah berbagai dinamika politik dan ekonomi, Amerika Latin tetap menjadi wilayah yang berjuang keras untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan melalui diplomasi internasional dan kemitraan global.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi negara-negara di Amerika Latin adalah ketidaksetaraan ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 memperburuk situasi ini, mendorong jutaan orang kembali ke kemiskinan ekstrem. Laporan dari PBB pada 2022 menunjukkan bahwa wilayah ini mengalami salah satu dampak ekonomi terburuk di dunia akibat pandemi, yang memperlambat kemajuan menuju pencapaian SDGs. Oleh karena itu, banyak negara mulai memanfaatkan bantuan internasional dan kerjasama multilateral untuk mengatasi masalah ini. Kolaborasi dengan organisasi internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) juga meningkat, terutama untuk mendanai program-program pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Di bidang lingkungan, Amerika Latin memiliki kepentingan strategis dalam mencapai SDG terkait iklim dan lingkungan, karena wilayah ini merupakan rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati dunia, termasuk hutan hujan Amazon. Tantangan dalam konservasi hutan dan pengelolaan sumber daya alam menjadi pusat perhatian dalam hubungan internasional Amerika Latin. Pada tahun 2023, Brasil, di bawah kepemimpinan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, menjadi salah satu pemimpin regional yang paling vokal dalam upaya melindungi Amazon melalui perjanjian internasional. Negara-negara seperti Brasil, Kolombia, dan Peru juga meningkatkan kerjasama dengan negara-negara maju untuk mendapatkan bantuan dalam teknologi hijau dan energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Peran aktor non-negara dalam hubungan internasional Amerika Latin juga menjadi sorotan. Organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta semakin terlibat dalam upaya mencapai SDGs. Banyak perusahaan multinasional di kawasan ini, seperti di sektor pertambangan dan agribisnis, mulai memperkenalkan inisiatif untuk mendukung keberlanjutan, termasuk pengurangan jejak karbon dan peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan. Ini merupakan contoh bagaimana diplomasi ekonomi dapat berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, di mana hubungan internasional tidak hanya berlangsung antara negara, tetapi juga melibatkan aktor-aktor penting lainnya dalam ekonomi global.
Namun demikian, ada tantangan yang signifikan terkait dengan ketergantungan Amerika Latin pada ekspor komoditas. Ketergantungan ini menciptakan dilema pembangunan berkelanjutan, di mana eksploitasi sumber daya alam seperti minyak, gas, dan mineral sering kali bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan yang diusung dalam SDGs. Venezuela, sebagai contoh, terus menghadapi kritik internasional atas kebijakan eksploitasi minyaknya yang merusak lingkungan, sementara pemerintahnya berargumen bahwa pendapatan dari minyak sangat penting untuk pembangunan ekonomi. Konflik antara tujuan pembangunan ekonomi dan lingkungan ini seringkali menjadi isu utama dalam hubungan internasional Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Kerjasama regional di Amerika Latin juga memainkan peran penting dalam mempercepat pencapaian SDGs. Organisasi-organisasi seperti Community of Latin American and Caribbean States (CELAC) dan Mercosur telah meningkatkan agenda pembangunan berkelanjutan, terutama dalam bidang energi terbarukan, perdagangan berkelanjutan, dan ketahanan pangan. Pada tahun 2022, CELAC mengadopsi rencana aksi regional yang berfokus pada percepatan implementasi SDGs melalui peningkatan integrasi ekonomi dan diplomasi lingkungan. Hal ini mencerminkan upaya kolektif negara-negara di kawasan ini untuk mengatasi tantangan global melalui kerjasama regional yang lebih erat.
Meskipun demikian, hubungan internasional Amerika Latin tidak terlepas dari pengaruh geopolitik besar seperti Amerika Serikat dan China. Kedua negara ini telah bersaing untuk meningkatkan pengaruh mereka di kawasan tersebut. China, dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), semakin memperluas investasinya di infrastruktur dan energi di Amerika Latin. Sementara itu, Amerika Serikat terus mendorong kebijakan yang lebih condong ke arah perlindungan lingkungan dan demokrasi melalui kerjasama bilateral dan bantuan pembangunan. Dinamika hubungan ini seringkali mempengaruhi arah kebijakan dalam negeri di Amerika Latin terkait SDGs, di mana negara-negara tersebut harus menyeimbangkan antara kepentingan pembangunan ekonomi dan tuntutan internasional untuk keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, kemajuan di Amerika Latin juga terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Negara-negara seperti Meksiko dan Argentina telah mengambil langkah signifikan untuk mempromosikan partisipasi perempuan dalam politik dan ekonomi. Meksiko, misalnya, pada tahun 2021 mengesahkan undang-undang yang mewajibkan paritas gender dalam lembaga-lembaga pemerintahan. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen yang lebih luas untuk mencapai SDG 5 tentang kesetaraan gender. Hubungan internasional juga berperan di sini, dengan banyak negara di kawasan ini bekerja sama dengan lembaga internasional seperti UN Women untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan penghapusan kekerasan berbasis gender.
Secara keseluruhan, pencapaian SDGs di Amerika Latin melalui hubungan internasional masih menghadapi berbagai tantangan besar. Meskipun terdapat kemajuan yang signifikan, masalah struktural seperti korupsi, ketidakstabilan politik, dan ketidaksetaraan ekonomi tetap menjadi hambatan utama. Selain itu, ketergantungan ekonomi yang tinggi pada sektor-sektor yang merusak lingkungan menambah kompleksitas dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Namun demikian, dengan meningkatnya kerjasama internasional dan komitmen kolektif di tingkat regional, harapan tetap ada bahwa negara-negara di Amerika Latin dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih inklusif dan ramah lingkungan pada tahun-tahun mendatang.
https://media.istockphoto.com/id/1254091185/id/foto/salt-hotel-di-salar-de-uyuni-bolivia.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=7pO3MfPnxvaV_xFnj-p-AdAVoTXDnAHv6ExRc_CdhJM=
Referensi:
ADVERTISEMENT
1. United Nations Development Programme. (2022). Human Development Report. PBB.
2. Economic Commission for Latin America and the Caribbean. (2022). The Impact of COVID-19 on SDGs in Latin America. ECLAC.
3. Cardoso, F. H. (2023). Environmental Diplomacy in Brazil: New Directions in Latin American Foreign Policy. Journal of Latin American Studies.
4. Bank Dunia. (2021). Poverty and Shared Prosperity 2021: Reversing Setbacks Caused by COVID-19. Bank Dunia.
5. UN Women. (2022). Advancing Gender Equality in Latin America: Regional Progress Towards SDG 5. UN Women.