Konten dari Pengguna

Isu-Isu Kontemporer Eropa Dalam Hubungan Internasional dan SDGs

Jessica Feodorona Wondal
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia - Hubungan Internasional
27 Oktober 2024 1:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessica Feodorona Wondal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/photo/globe-illustration-in-grayscale-photography-6841857/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/photo/globe-illustration-in-grayscale-photography-6841857/
ADVERTISEMENT
Salah satu isu utama yang tengah mengemuka adalah dampak perubahan iklim. Eropa telah mengadopsi kebijakan ambisius untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050, sejalan dengan komitmen internasional dalam Perjanjian Paris. Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi. Namun, ambisi ini menghadapi tantangan serius, termasuk ketergantungan pada energi fosil, terutama dari Rusia. Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah mengubah lanskap energi Eropa secara dramatis, mendorong negara-negara untuk mencari alternatif dan mempercepat transisi menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Krisis energi yang dihadapi Eropa tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga keamanan sosial. Lonjakan harga energi telah meningkatkan biaya hidup, memicu protes di berbagai negara, dan menambah beban bagi keluarga berpenghasilan rendah. Ini menunjukkan bagaimana isu-isu lingkungan dan sosial saling terkait dan menggarisbawahi perlunya pendekatan holistik dalam mencapai SDGs. Upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan dan memastikan akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari strategi kebijakan energi di Eropa.
Selain perubahan iklim, isu migrasi juga menjadi perhatian utama di Eropa. Gelombang migran dari negara-negara yang dilanda konflik, seperti Suriah dan Afghanistan, serta dari wilayah Afrika Utara, telah menciptakan tantangan besar bagi negara-negara Eropa. Negara-negara seperti Italia dan Yunani, yang berada di garis depan krisis migrasi, sering kali terbebani oleh arus migran yang terus meningkat. Di satu sisi, Eropa memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan perlindungan kepada pengungsi. Namun, di sisi lain, ketegangan politik dan sosial yang muncul akibat migrasi ini menimbulkan pertanyaan tentang identitas nasional dan kohesi sosial.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Eropa terhadap migrasi juga telah dipengaruhi oleh kebangkitan populisme dan nasionalisme. Banyak partai politik di Eropa menggunakan isu migrasi untuk menarik suara, sering kali dengan retorika yang menekankan pada penutupan perbatasan dan pengurangan imigrasi. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia dan solidaritas internasional. Mengatasi isu migrasi secara efektif dan berkelanjutan memerlukan kerjasama internasional yang kuat, termasuk dukungan bagi negara-negara asal migran dan peningkatan kondisi kehidupan di negara-negara tersebut.
Isu lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketegangan geopolitik di Eropa, terutama yang melibatkan Rusia. Invasi Rusia ke Ukraina bukan hanya merupakan ancaman bagi keamanan regional tetapi juga berdampak pada tatanan dunia yang lebih luas. Negara-negara Eropa harus bersatu dalam menghadapi agresi Rusia dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan. Namun, tindakan ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memicu eskalasi lebih lanjut. Diplomasi dan dialog tetap menjadi kunci dalam menyelesaikan konflik dan menghindari perang terbuka.
ADVERTISEMENT
Krisis Ukraina juga membuka diskusi tentang keamanan energi Eropa. Ketergantungan pada gas Rusia telah menjadi isu krusial yang mengharuskan Eropa untuk diversifikasi sumber energi dan meningkatkan ketahanan energi. Kebijakan energi yang berkelanjutan dan beragam tidak hanya penting untuk mengatasi perubahan iklim tetapi juga untuk menjaga keamanan nasional. Investasi dalam energi terbarukan, pengembangan infrastruktur energi, dan peningkatan efisiensi energi harus menjadi prioritas utama.
Selanjutnya, hubungan internasional Eropa dengan negara-negara di luar benua juga memainkan peran penting dalam mencapai SDGs. Kerjasama internasional dalam isu-isu seperti perdagangan, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan iklim harus menjadi fokus utama. Eropa memiliki potensi untuk memimpin dalam menciptakan kebijakan global yang berkelanjutan dan inklusif. Namun, untuk mencapai ini, negara-negara Eropa harus memperkuat kolaborasi dan mengatasi perbedaan di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, hubungan Eropa dengan negara-negara berkembang juga harus ditingkatkan. Eropa dapat memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk membantu negara-negara ini mencapai SDGs mereka. Selain itu, kolaborasi dalam bidang pendidikan dan teknologi dapat membantu negara-negara berkembang mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kerjasama internasional dan saling ketergantungan di era globalisasi adalah langkah krusial untuk mencapai tujuan bersama.
Kita juga tidak bisa mengabaikan peran teknologi dalam mencapai SDGs di Eropa. Inovasi teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim hingga ketidaksetaraan sosial. Eropa harus mendukung penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi yang berkelanjutan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat dan tidak menciptakan jurang digital yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, keterlibatan masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan juga sangat penting. Partisipasi publik dalam merumuskan kebijakan dan program yang berkaitan dengan SDGs akan memastikan bahwa suara masyarakat terdengar dan diperhatikan. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga internasional. Dalam konteks ini, media juga memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu ini dan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Secara keseluruhan, isu-isu Eropa kontemporer terkait hubungan internasional dan SDGs saling terkait dan memerlukan pendekatan yang terintegrasi. Dari perubahan iklim hingga migrasi, ketegangan geopolitik hingga inovasi teknologi, semua aspek ini harus diperhatikan secara bersamaan. Eropa memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, tetapi ini hanya mungkin jika negara-negara di benua ini bersatu dan berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata. Dengan kerjasama internasional yang kuat, dukungan bagi negara-negara berkembang, dan keterlibatan masyarakat sipil, Eropa dapat mewujudkan visi dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
ADVERTISEMENT