Konten dari Pengguna

Kekuatan Pikiran dapat Mempengaruhi Kita, Kok Bisa?

Jessyca Widya Pratiwi
Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
24 April 2024 5:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessyca Widya Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pikiran. sumber: (Wildpixel from Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pikiran. sumber: (Wildpixel from Canva)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu mendengar kalimat-kalimat, seperti “berpikirlah positif, maka kamu akan kuat secara mental dan fisik" atau “sukses berawal dari pola pikir”? Sebetulnya, seberapa kuat pikiran dapat mempengaruhi kita?
ADVERTISEMENT
Mengutip dari jurnal yang ditulis oleh Jan C. Lemon dan Buddy Wagner, Selhub (2007) dalam bukunya yang berjudul Mind-body Medicine for Treating Depression menyebutkan bahwa pikiran dan tubuh memiliki fungsi yang berbeda, tetapi mereka dipandang sebagai satu unit dan saling mempengaruhi. Pikiran dan emosi mempengaruhi tubuh, juga sebaliknya. Demikian, seringkali terapi pikiran dianggap dapat membantu menyembuhkan penyakit.
Teori psikologis memandang bahwa pikiran dapat membantu mewujudkan keinginan manusia atau justru menghambatnya. Individu yang memiliki pikiran positif dan pola pikir berkembang (growth mindset) cenderung akan lebih mudah untuk terhindar dari stress, kecemasan, dan depresi.

Tentang Growth Mindset

Dewasa ini, banyak penelitian yang diterbitkan mengenai korelasi antara pola pikir atau mindset dengan motivasi dan pengambilan keputusan. Studi empiris menyebutkan bahwa growth mindset memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja dan prestasi akademik yang lebih baik pada siswa, bahkan kemauan untuk mencoba hal yang baru. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
ADVERTISEMENT
Individu dengan pola pikir yang berkembang (growth mindset) memiliki keyakinan bahwa kecerdasan bukan hal yang tetap, tetapi dapat diperoleh dan ditingkatkan. Mereka tidak menunjukkan rasa takut untuk gagal, tetapi menerima kegagalan sebagai tantangan dan proses belajar.
Seorang pembelajar dengan growth mindset dapat menerima kesalahan dan kritik dari orang lain. Dengan demikian, mereka cenderung menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner) dengan motivasi intrinsik yang kuat.
Ilustrasi Pria Berpikir dan Memunculkan Ide. (sumber: Bulat Silvia from Canva)

Kekuatan Growth Mindset

Ketika kita memiliki growth mindset, ada sebuah proses yang terjadi di dalam otak. Sebab, otak kita dapat mengalami perkembangan dan dapat tumbuh seperti otot. Menarik, bukan?
Betsy Ng dalam jurnalnya yang berjudul The Neuroscience of Growth Mindset and Intrinsic Motivation menemukan bahwa proses otak tersebut berhubungan dengan perilaku termotivasi yang dapat membentuk pemikiran seseorang. Dengan demikian, tujuan individu dapat “tergambar” ketika kita mengarahkan pemikiran sesuai keinginan yang hendak dicapai.
ADVERTISEMENT
Misalnya, Ani ingin menjadi juara lomba lari. Ani membayangkan dirinya naik ke podium dan mendapatkan medali. Otaknya menangkap sinyal tersebut dan membuat sebuah "gambar”. “Gambar” itu meningkatkan motivasinya untuk belajar dan berlatih sebagai tindakan nyata.

Niat Paradoks

Pernahkah kamu mencoba untuk melupakan seseorang, tetapi semakin kamu ingin melupakannya, justru yang terjadi sebaliknya?
Studi terbaru peneliti dari Universitas Texas yang dikutip dari Utexas Edu menemukan bahwa aktivitas melupakan sesuatu membutuhkan lebih banyak energi daripada mencoba mengingat. Perasaan tersebut akan menjadi lebih kuat jika seseorang mencoba untuk melawannya. Semakin dihindari, kamu akan semakin frustasi.
Hal ini juga digunakan dalam terapi pikiran-tubuh untuk mengatasi kecemasan yang disebut niat paradoks. Gagasan utamanya adalah seringkali pikiran melakukan hal yang berlawanan dari sesuatu yang kita inginkan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pikirkan jika kamu akan gagal. Pikiran secara alami akan menghindari hal-hal yang berpotensi membuatmu gagal, termasuk mencoba hal baru. Lama-kelamaan, rasa takut akan mengganggumu bertumbuh dan menghambatmu untuk memiliki growth mindset.
Terapi niat paradoks dapat mengubah fokus tersebut. Alih-alih menghindarinya, kamu harus mengubah pikiranmu bahwa kamu akan mencoba hal-hal yang baru meskipun ada kemungkinan gagal. Semakin sering dilakukan, kamu mungkin menjadi lebih siap dan sadar untuk menghadapi ketakutanmu.
Ilustrasi Wanita dengan Kecemasan (sumber: Vladans from Canva)
Pada akhirnya, pikiran memiliki kekuatan untuk menentukan persepsi seseorang. Persepsi itu kemudian akan mencerminkan tindakan, emosi, bahkan status kesehatan mereka.
Itulah kekuatan pikiran kita. Pikiran diproses di otak yang merupakan struktur paling kompleks dari tubuh. Ibarat tubuh kita adalah mobil, maka otak adalah mesinnya. Maka dari itu, jangan abaikan kekuatan pikiran, ya. Kendalikan pikiranmu, maka ia akan membawamu ke tempat yang jauh.
ADVERTISEMENT