Konten dari Pengguna

Logam dan Kehidupan Kita: Menilik Masuknya Logam Berat dalam Tubuh Manusia

Jessyca Widya Pratiwi
Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
23 September 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessyca Widya Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi badan air terkontaminasi bahan kimia dan logam berat. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi badan air terkontaminasi bahan kimia dan logam berat. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Percayakah kamu bahwa logam ada di setiap aspek kehidupan kita? Pada makanan, air, tanah, produk pertanian, udara, bahkan tanpa kita sadari ia ada dalam tubuh makhluk hidup meskipun dalam kadar yang sedikit.
ADVERTISEMENT
Beberapa ion logam dibutuhkan dalam tubuh kita dalam jumlah yang sedikit sebagai zat gizi esensial (mikronutrien), seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium. Namun, beberapa jenis lainnya dapat bersifat beracun bahkan dalam jumlah yang sedikit. Logam yang berpotensi beracun ini seringkali dikenal dengan logam berat.
Istilah logam berat merujuk pada logam yang memiliki kepadatan relatif tinggi (>5 gr/cm3) dengan tingkat racun (toksisitas) yang tinggi pada organisme hidup. Sumbernya dapat berasal dari alam maupun industri. Logam berat yang seringkali ditemukan berjenis timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium (Cr), nikel (Ni), dan metaloid seperti arsenik (As).

Sumber dan Jalur Paparan

Bagaimana logam berat dapat masuk ke tubuh manusia? Logam berat melalui perjalanan yang panjang dari sumber hingga masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan efek buruk pada kesehatan. Pertama-tama, mari kita ketahui bagaimana logam berat masuk ke lingkungan dan pertanian.
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara dan jalur logam berat menyebabkan pencemaran, tetapi aktivitas industri dan manusia merupakan sumber utama pencemaran logam berat dalam tanah dan air. Contohnya adalah logam berat yang ditemukan dalam tanaman lokal yang ditanam di tanah sekitar lokasi tambang. Sementara itu, logam berat dalam makanan dapat berasal dari polusi udara secara langsung, pelapukan batuan, serta adanya irigasi tanah dengan air yang sudah tercemar logam berat. Misalnya, pemakaian pupuk dan buangan limbah yang masuk ke air tanah dari ladang ke badan air menyebabkan keberadaan logam berat dapat ditemukan pada ikan dan kerang.
Secara umum, logam berat masuk melalui kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan. Seperti apa contohnya?
Apakah kamu termasuk golongan orang-orang yang merasa bahwa bau bensin itu enak? Sayangnya dibalik bau enak tersebut, bensin dapat menyebabkan keracunan karena mengandung timbal dan bahan kimia berbahaya lainnya. Timbal juga ditemukan pada cat tembok, pipa saluran pembuangan, baterai, tinta, dan sebagainya. Jadi, hati-hati saat menggunakan barang-barang tersebut, ya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penelitian Danuta Witkowska, dkk pada tahun 2021 mengenai kemungkinan jalur paparan logam berat menunjukkan bahwa beberapa logam berat, seperti merkuri, kromium, kadmium, dan lainnya juga dapat tertelan melalui konsumsi ikan dan binatang laut, serta tanaman pangan, daging, dan kacang-kacangan.
Ilustrasi tabung sampel darah untuk analisis logam berat di laboratorium. Sumber: Shutterstock

Bioakumulasi dan Biomagnifikasi

Secara umum, logam berat memiliki sifat bioakumulasi dan biomagnifikasi. Apa itu?
Bioakumulasi adalah penumpukan bahan pencemar dalam organ tubuh secara terus menerus, sedangkan biomagnifikasi adalah masuknya bahan pencemar melalui rantai makanan yang menyebabkan penumpukan zat kimia pada organisme menjadi sangat tinggi apabila kedudukannya dalam rantai makanan juga tinggi.
Contohnya merkuri yang menempel pada tubuh, insang, dan lubang membran pada ikan dalam jumlah yang sedikit mungkin tidak akan menimbulkan bahaya. Namun apabila ikan tersebut kemudian terpapar merkuri dalam waktu bertahun-tahun, maka kandungan merkuri dalam tubuhnya akan tertimbun semakin banyak. Itulah yang disebut dengan bioakumulasi.
ADVERTISEMENT
Ikan tersebut kemudian ditangkap oleh nelayan dan dijual. Akibatnya, kandungan merkuri yang terdapat dalam ikan tersebut akan berpindah ke manusia yang mengonsumsinya. Inilah yang kemudian disebut biomagnifikasi. Jadi, bioakumulasi dan biomagnifikasi sangat berpengaruh terhadap banyaknya kadar logam berat yang masuk ke dalam tubuh organisme hidup.
Dengan demikian, kita dapat katakan bahwa mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri atau meminum air yang mengandung kadmium dalam jumlah yang kecil terkadang memang tidak menimbulkan efek kesehatan secara langsung. Hal ini yang menyebabkan efek samping kesehatan akibat pencemaran logam berat seringkali diabaikan oleh masyarakat. Lantas, apa yang perlu kita lakukan untuk mencegah terjadinya efek yang merugikan dari logam berat?
Cara terbaik untuk membatasi masuknya logam berat ke lingkungan adalah mengendalikan konsentrasi logam berat yang digunakan dari proses budidaya hingga konsumsi dan melakukan pengolahan sebelum membuang limbah berbahaya ke lingkungan. Peningkatan kesadaran dan perluasan pengetahuan mengenai dampak logam berat terhadap kesehatan juga perlu dilakukan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pencegahan terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mengendalikan atau memutus dari sumbernya. Dengan mengetahui sumber pencemaran logam berat, harapannya kamu akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Misalnya, tidak membuang alat eletronik atau baterai bekas sembarangan, tidak membuang sampah plastik ke sungai, melakukan pengolahan limbah, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, dan sebagainya.