Konten dari Pengguna

Generasi Merdeka untuk Indonesia Terus Melaju

Farid Kasim Judas
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI), penikmat traveling dan Ngopi Bareng
18 Agustus 2023 7:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farid Kasim Judas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi upacara bendera HUT RI. Foto: Unspalsh/Mufid Majnun
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi upacara bendera HUT RI. Foto: Unspalsh/Mufid Majnun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Terus melaju untuk Indonesia maju!" Kalimat singkat dengan isi pesan yang padat ini tidak hanya menghiasi setiap sudut pandang kita, namun juga punya makna tersendiri bagi bangsa yang sedang merayakan ulang tahun kemerdekaannya ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari siaran pers yang disiarkan oleh Kementerian Sekretariat Negara RI, tema tersebut dideklarasikan untuk merefleksikan semangat Bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan dan pembangunan, berkolaborasi bersama memanfaatkan momentum ini untuk mewujudkan Indonesia maju.
Takwil selanjutnya yang jangan dilupakan adalah diperlukan generasi-generasi bangsa yang siap agar perjuangan dan pembangunan yang ada bisa dilanjutkan. Juga diperlukan semangat-semangat yang sama dalam memandang cita-cita bangsa agar kolaborasi tersebut bisa tercipta.
Oleh karena itu, seiring dengan semangat kita untuk terus melaju, perlu juga sejenak untuk merefleksikan kondisi yang sekarang sedang terjadi, di antaranya adalah kondisi generasi-generasi saat ini. Mulai dari anak-anak sampai pada para pemuda-pemudanya. Mengapa harus mereka?
Di tangan merekalah estafet-estafet kelanjutan bangsa ini akan diarahkan. Bahkan, jika ingin memprediksi bagaimana nasib bangsa yang akan datang, caranya cukup sederhana: lihat saja kondisi para generasi-generasi penerus saat ini.
Presiden Jokowi Kukuhkan Anggota Paskibraka. Foto: Dok. Kementerian Sekretariat Negara RI
Agaknya pantas kalau beberapa nasihat lama sering mengingatkan bahwa serangan musuh saat ini tidak lagi dengan bala tentara serta perlengkapan senjatanya, tetapi adalah dengan merusak masa depan generasi bangsanya. Ketika generasi bangsanya rusak, semakin rapuhlah pondasi-pondasi bangsa tersebut.
ADVERTISEMENT
Tentu, sebagai bangsa yang besar kita tidak ingin pondasi-pondasi kokoh yang sudah di bangun para founding father ini menjadi rapuh. Justru keinginan kita bersama adalah bagaimana memperkuat sehingga daya kokohnya mampu menjulang tinggi.
Sebagai jalan untuk memperkokoh bangsa ini—yang juga menjadi bagian dari ikhtiar agar Indonesia terus melaju, generasi kita harus dimerdekakan setidaknya dalam dua hal utama: pendidikan dan gagasan.
Pendidikan tidak hanya dipandang dalam konteks formal semata. Pun untuk pendidikan formal kita juga masih terjebak dalam realitas adanya angka putus sekolah.
Dapat ditebak, salah satu penyebabnya tidak lain karena faktor ekonomi. Bahkan menurut Susenas (2021) ada 76 persen alasan ekonomi yang menyebabkan para keluarga mengambil keputusan sehingga anaknya putus sekolah.
ADVERTISEMENT
Sangat tepat kemudian, saat ini pemerintah mulai menyelaraskan peran sektor formal bahkan informal sebagai penguatan dari sistem pendidikan nasional.
Ilustrasi sekolah dasar. Foto: Shutter Stock
Penyelarasan sekaligus penguatan ini menjadi salah satu jalan agar pendidikan semakin dipercayai sebagai salah satu pembuka untuk mengurangi angka-angka kemiskinan. Salah satu persoalan ekonomi bangsa yang saat ini tak kunjung jua terselesaikan.
Di usia kemerdekaan bangsa yang sudah hampir mencapai 10 windu ini, persoalan kemiskinan seakan semakin sulit diuraikan. Kantong-kantong kemiskinan semakin terbuka. Alhasil, masyarakat pun semakin sulit menerima kesimpulan bahwa pendidikan mampu menutup masalah perekonomian.
Belum lagi ketika melihat angka pengangguran dari kaum-kaum terdidik yang tidak pernah sepi. Bahkan secara statistik menunjukkan pola yang sangat kontras, di mana semakin tinggi jenjang pendidikannya semakin besar pula sumbangannya pada angka pengangguran bangsa.
ADVERTISEMENT
Selain pendidikan, kemerdekaan selanjutnya yang harus diinjeksikan para generasi saat ini adalah merdeka dalam gagasan. Lagi, harapannya dengan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar harapan kita mereka memiliki gagasan dalam pembangunan bangsa. Faktanya kadang tidak demikian adanya.
Kembali berkaca pada perjalanan para pendiri bangsa dalam usahanya untuk melahirkan kemerdekaan republik ini sehingga terciptalah proklamasi kemerdekaan di tahun 1945 itu, semuanya tidak lain adalah dari semangat mereka memurnikan gagasan-gagasannya.
Pandangannya tidak tersandera oleh bisikan-bisikan picik yang hanya menguntungkan diri dan kelompoknya semata. Dengan demikian, janji-janji bahkan ancaman para penjajah tidak mempan menggetarkan mereka untuk tetap bersepakat bahwa Indonesia harus merdeka.
Gagasan-gagasan untuk melahirkan kemerdekaan inilah yang kemudian selalu memperkuat mereka untuk terus melaju sekaligus memperkuatkan keyakinan bangsa ini pasti akan merdeka. Akhirnya? 78 tahun sudah kita menikmati suasana kemerdekaan ini.
Ilustrasi menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia dengan penuh semangat. Foto: Gratsias Adhi Hermawan
Negara dan siapapun hari ini haruslah terus mendorong para generasi muda bangsanya untuk terus melahirkan berbagai gagasan baru dalam usahanya memberikan peran terbaik bagi bangsa. Jangan biarkan mereka tumbuh sebagai generasi pengekor semata.
ADVERTISEMENT
Generasi yang kaya akan gagasan tidak hanya berperan melahirkan banyak ide-ide solutif bagi kehidupan dan bangsanya. Mereka juga akan menjadi garda terdepan dari semakin beringasnya kehidupan dewasa ini. Keberingasan yang mudah disulut karena minimnya sikap kritis dalam membaca baik secara tekstual maupun situasi yang ada.
Tidak heran, misalnya di kalangan sekolah masih banyak terjadi perkelahian antar pelajar atau tawuran. Sejalan dengan ini semua, tragedi berupa berita hoaks sangat dengan mudah tersebar dan dinyatakan benar, bahkan oleh orang-orang yang katanya berpendidikan.
Ujungnya, tidak sedikit karena masalah "sepele" tapi berujung pada kekisruhan yang bahkan berdampak hilangnya nyawa. Kelak, ketika generasi-generasi penerus bangsa tumbuh dengan nirgagasan dan kemudian dikristalkan dengan sikap yang kecut dalam menyuarakan kebenaran.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang akan kita harapkan untuk perjuangan dan pembangunan bangsa ini ke depan? Padahal kita sedang berusaha memperkuat kolaborasi agar terus melaju untuk Indonesia maju.
Tidak ada pilihan lain. Masih ada waktu untuk bersama-sama melahirkan generasi-generasi merdeka. Merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam gagasan.
Kita harus bisa! Merdeka!