Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Cak Imin, Haqqul Yakin Punya Segala-galanya Mendampingi Jokowi
7 Februari 2018 14:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Jhellie Maestro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendukung Cak Imin jadi wapres Jokowi suatu yang wajar saja, karena mendukung Cak Imin jadi Wapres Prabowo tentu tak nyambung dari segi manapun. Ideologinya, gerakanannya, pro keislamannya, semuanya pasti gag nyambung. Mirip-mirip dua Shalawat di Tsayahhud Akhir setiap shalat. Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wala ali sayyidina muhammad disanding dengan Kama shallaita ala sayyidina Ibraahim wala ali sayyidina ibrahim.
ADVERTISEMENT
Sebagai muslim yang baik, tentu saja gag cocok menyandingkan shalawat kepada Nabi Muhammad itu dengan kata Kama Shallaita Sayyidina Sulaimana Rasulullah dengan alasan Nabi Sulaiman itu Kaya Raya, atau Wa'ala Yuusufua Rasulullah karena alasan Nabi Yusuf Ganteng rupawan jauh diatas kegantengan artis-artis korea. Nabi Muhammad Hanya cocok disandingkan dengan Nabi Ibrohim.
Dengan pernyataan itu, bukan berarti saya men-samakan Jokowi dan nabi Muhammad Saw atau Cak Imin dengan Nabi Ibrohim, tentu saja tidak. Ini hanya soal coco-cocokan saja.
Begitupun Cak Imin misalnya mau diganti Gatot Bramantyo atau Agus Harimurti Yudhoyono tetap saja tidak cocok. Disamping karena singkatannya akan kedengeran jelek, Jokowi-Tot atau Jokowi-Gus, juga secara basis massa yang dibutuhkan Jokowi pada pilpres 2019 bukanlah dari Militer, tapi dari Ummat Islam. Bandingkan dengan jika memasangkan Jokowi - Cak Imin, terasa elegan dan berkharisma bukan.
ADVERTISEMENT
Kenapa saya ngotot memasangkan Jokowi-Cak Imin, sngat logis bahkan saking logisnya bisa dicerna oleh pedagang lontong atau gorengan dipinggir jalan.
Cak Imin bersama Jokowi hari ini terus bahu membahu menyelaraskan dan menyelamatkan bangsa dari kehancuran dan serangan ideologi Impor Wahabi.
Berkali-kali Cak Imin, dengan representasi Islam Nahdlatul Ulama secara jelas mengirim pesan, Jokowi harus kuat dari rongrongan para cebong yang ingin merampok negeri ini dan mencabut kedaulatan Rakyat menggantinya dengan kadaulatan Allah yang Maha Kuasa.
Rasa-rasanya, Kedaulatan Allah terlalu besar untuk didaulat mengatur republik indonesia yang kecil, dihadapan semesta saja tak seperempat kacang hijau dihadapan alam semesta yang luas ini. Allah kok diminta ngatur yang kecil, kebesaran Allah mau di kacangin.
ADVERTISEMENT
Alasan lain, Cak Imin berasal dari keluarga para Ulama Nahdlatul Ulama, Organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia. Dia punya Ummat. Maka jika berbicara suara Ummat Islam Indonesia yang mau tidak mau bicara soal jumlah Ummat NU ini. Kedua Ummat Muhammadiyah.
Alasan yang lain, pengalaman cak imin malang melintang di politik sudah teruji dan melewati sekian masa kepemimpinan, mulai dari Gusdur hingga Jokowi. Partai Besutan Cak imin PKB bahkan sedang berada papan atas nasional. Apa lagi??
Isu-isu kerakyatan yang diperhatikan cak imin juga sangat jelas, ia konsens membela kaum lemah (duafa), para petani, nelayan, kaum miskin kota, pasar tradisional, TKI diluar negeri dan seabrek isu-isu kerakyatan yang nyaris tak ada yang luput dari perhatiannya. Hebatnya, dengan struktur partai yang ia gawangi, semuanya langsung di tanggapi dengan langkah-langkah pembelaan dan advokasi yang efeknya nyata.
ADVERTISEMENT
“Saya sendiri yang akan mengawal dan menyampaikan kepada Presiden bahwa Peraturan Menteri buatan Bu Susi itu harus dicabut,” Katanya suatu saat ketika bersilaturrahim dengan nelayan Pantura di Tegal, Jawa Tengah terkait kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) yang dinilai menyusahkan kehidupan nelayan.
Pembelaan dan Advokasinya kepada petani Karet, Petani Tebu Hingga akses perkreditan untuk mereka cak iminbperjuangkan.
"Saya komitmen mengawal dan memastikan pajak 10 persen tidak boleh diterapkan untuk petani tebu, Saya juga meminta subsidi pupuk tidak boleh diganggu gugat" Bela Cak imin pada petani tebu di Malang Jawa Timur.
Untuk, Isu-isu kerakyatan, sudahlah, Cak imin Adalah satu diantara tokoh Indonesia yang sangat memperhatikannya.
Tak heran jika Lembaga Survei Indonesia (LSI) beberapa waktu lalu merilis survei menggembirakan bahwa popularitas politisi muda kelahiran Jombang, 24 September 1966 ini tertinggi 32,4% untuk calon wapres Jokowi dari kalangan Islam.[]
ADVERTISEMENT