Iluminasi Manuskrip Inovasi dan Inspirasi Motif serta Corak Batik Minangkabau

Bahren
Dosen Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
2 Oktober 2023 20:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahren tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Desain Batik Koleksi Pramono dengan Nomor Registrasi Hak Cipta EC00202327853
zoom-in-whitePerbesar
Foto Desain Batik Koleksi Pramono dengan Nomor Registrasi Hak Cipta EC00202327853
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika pada tanggal 1 Oktober 2023 dari sore hingga malam hari di adakan acara istana berbatik yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di depan Istana Merdeka Jakarta. Dalam sambutannya Pak Jokowi menyampaikan bahwa kita Bangsa Indonesia patut berbangga memiliki batik.
ADVERTISEMENT
Sebab bukan hanya sekadar karya seni dan budaya namun, secara internasional telah diakui sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia oleh badan dunia Unesco. Demikianlah potongan sambutan Presiden ketika hendak membuka acara Istana Berbatik dalam rangka memperingati hari Batik Indonesia yang jatuh pada tanggal 02 Oktober, sembari mengajak agar seluruh rakyat Indonesia mencintai dan menjaga batik sebagai kekayaan bangsa.
Melihat pembukaan acara tersebut yang teramat sangat meriah, penulis teringat seorang sahabat yang mendalami ilmu filologi atau kajian terhadap manuskrip-manuskrip kuno di Minangkabau. Beliau adalah Dr. Pramono yang semenjak tahun 1998 ketika masih menjadi mahasiswa di Program Studi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya (dahulu Fakultas Sastra) aktif terlibat dengan penelitian bersama guru beliau Drs. M. Yusuf, Filolog senior dari Fakultas Ilmu Budaya.
ADVERTISEMENT
Penelusuran Dr. Pramono bersama Drs. M. Yusuf dan sesekali penulis juga terlibat dalam kegiatan tersebut menemukan berbagai macam rupa dan jenis manuskrip dengan segala keindahannya, salah satunya kandungan iluminasi yang sangat banyak.
Foto Desain Batik Koleksi Pramono dengan Nomro Registrasi EC00202350108
Berbekal temuan itulah sejak sepuluh tahun terakhir Dr. Pramono dan kawan-kawan mulai membuat semacam inovasi dan pengembangan dari motif-motif pada iluminasi tersebut menjadi desain batik, khas Minangkabau. Lebih dari 200 desain yang telah mendapatkan sertifikat hak cipta dikantongi pemuda asal Darnmasraya ini dan dengan inovasi tersebut beliau juga mendapat kesempatan pendanaan matfchingfund dari kedaireka dan kementerian pendidikan sebagai bentuk hilirisasi penelitian dengan dunia industri.
Beberapa UMKM yang bergerak dalam bidang Batik di Sumatra Barat ikut terlibat dalam kegiatan tersebut di antaranya Rumah Batik Dewi Busana di Lunang Silaut dengan mengembangkan batik Mande Rubiah khas Kabupaten Pesisir Selatan. Dan Canting Buana Padang Panjang dengan desain Khas Batik dari Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang tentunya itu semua bersumber dari iluminasi yang ditemukan dari manuskrip-manuskrip yang sebelumnya telah dikonservasi. Berikut beberapa motif yang telah dikembangkan.
ADVERTISEMENT
Pertama Batik motif Bungo Talayang adalah motif yang dihasilkan dari pengembangan iluminasi naskah khutbah bajelo peninggalan Kerajaan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya. Motif-motif yang dikembangkan adalah motif bunga, lingkaran bermotif, dan pucuk rebung dengan isian sulur. Motif Bungan dan lingkaran mengggunakan warna putih, merah, dan kuning.
Sementara itu, motif pucuk rebung menggunakan warna kuning dan merah yang disusun secara berselang-seling. Motif pucuk rebung disusun sejajar di bagian bawah. Adapun motif bunga dan lingkaran bermotif diletakkan di bagian atasnya dan tersebar secara acak. Latar belakang semua motif ini berwarna hitam.
Foto desain bati Rajo Tarusan Koleksi Pramono dengan nomor registrasi EC00202348656
Kedua Batik motif Pasia Ulakan dikembangkan dari iluminasi naskah koleksi Surau Pondok Ketek Kabupaten Padang Pariaman dan dipadukan dengan motif dalam jubah peninggalan Syekh Burhanuddin. Pengembangan motif dilakukan dengan menggunakan motif berbentuk ketupat dan ombak air laut. Motif ini menggunakan warna hitam dan dikombinasikan dengan warna putih.
ADVERTISEMENT
Motif ini disusun dengan bentuk berupa motif Saik Galamai yang terdiri dari gabungan motif Itiak Pulang Patang yang membentuk ketupat, di dalamnya terdapat motif Siriah Gadang, di bagian bawah terdapat motif gelombang air. Batik motif Pasia Ulakan memiliki makna tempat Perhentian.
Ketiga Batik motif Rajo Tarusan dikembangkan dari iluminasi naskah azimat perang peninggalan Kerajaan Tarusan di Kabupaten Pesisir Selatan. Pengembangan motif dilakukan dengan menggunakan motif berbentuk pohon dengan ranting menjulang tinggi. Motif ini menggunakan warna kuning dan dikombinasikan dengan warna hitam.
Motif ini disusun dengan bentuk berupa Motif ini disusun dengan bentuk berupa motif segitiga yang berisi motif Ombak, pada samping kiri dan kanan terdapat ranting, juga terdapat motif Jalo Taserak, pada bagian atas terdapat motif Pucuak Rabuang, di dalam motif ini juga terdapat bintik-bintik berwarna kuning, pada bagian bawah motif terdapat motif Itiak Pulang Patang. Batik motif Rajo Tarusan memiliki makna kewibawaan.
ADVERTISEMENT