Kepercayaan Diri Indonesia Menghadapi Tekanan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Jhoni Lumintang
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
21 Januari 2022 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jhoni Lumintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://cdn.pixabay.com/photo/2017/10/26/17/40/dollar-2891817__480.jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://cdn.pixabay.com/photo/2017/10/26/17/40/dollar-2891817__480.jpg
ADVERTISEMENT
Inflasi yang mengguncang Amerika Serikat mendorong The Fed sebagai bank sentral negara tersebut untuk mengambil langkah-langkah agar kestabilan perekonomiannya dapat kembali kepada titik yang sehat. Selain inflasi, pandemi covid-19, penurunan pengangguran serta timbulnya permasalahan ekonomi lainnya juga berpengaruh terhadap keputusan The Fed untuk segera menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga, dipercaya akan meredam pertumbuhan inflasi yang makin tinggi.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana respond Indonesia dalam menyikapi kebijakan yang dibuat oleh The Fed ?
Berdasarkan pernyataan yang disampaikan Gubernur BI, pada Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (20/1/2022), saat ini fundamental Indonesia dalam keadaan sangat baik. Hal tersebut didukung dengan defisit transaksi berjalan rendah, surplus cukup besar pada neraca modal finansial, penanaman modal asing pada arus modal, serta surplus pada neraca perdagangan.
Beliau mengungkapkan bila suku bunga obligasi AS naik, maka selisih suku bunga obligasi Indonesia juga berkurang. Hal ini akan memengaruhi masuknya modal asing ke dalam negeri pada portofolio Surat Berharga Negara (SBN).
Disisi lain, BI akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk menyesuaikan suku bunga obligasi Indonesia agar imbal hasil yang diberikan oleh SBN domestik tetap menarik minat investor untuk berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, kekuatan fundamental ekonomi yang dimiliki Indonesia saat ini dan beberapa hal pendukung terciptanya fundamental tersebutlah yang menimbulkan kepercayaan diri ekonomi Indonesia. Karena dengan kekuatan fundamental tersebut, kenaikan suku bunga AS yang dimulai pada Maret mendatang tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian Indonesia.
Selain itu, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) meminta kepada negara berkembang salah satunya Indonesia, agar waspada terhadap pengetatan kebijakan atau tapering off oleh The Fed yang berdampak pada lemahnya nilai tukar mata uang rupiah.