Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
KKN UNDIP TIM II Membuat Alat Penguji Kualitas Filtrat Air Limbah Detergen
15 Agustus 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Jidan Humaidi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dusun Tawangsari di Desa Tejosari menghadapi masalah terkait pengelolaan air limbah rumah tangga, khususnya air sisa cucian. Air sisa ini sering kali langsung dibuang ke tanah atau saluran pembuangan tanpa pengolahan terlebih dahulu, yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air tanah dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat mengolah air sisa cucian agar lebih ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan air limbah yang baik sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, solusi yang tepat untuk masalah ini juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengolahan limbah rumah tangga.
Untuk mengatasi masalah ini, tim KKN Tim II Undip, yang diinisiasi oleh Jidan Humaidi dan Rizky Kurniawan Tanjung, mengembangkan sistem daur ulang limbah cucian serta Modul Penguji Kualitas Air menggunakan sensor turbidity yang dikendalikan oleh Arduino Uno.
Sistem daur ulang limbah cucian yang dikembangkan menggunakan teknologi sensor turbidity yang terhubung dengan Arduino Uno untuk mengukur kejernihan air. Sistem ini dapat mengklasifikasikan kejernihan air ke dalam tiga kategori berdasarkan nilai NTU (Nephelometric Turbidity Units).
ADVERTISEMENT
Pemasangan sistem ini dilakukan di Dusun Tawangsari, Desa Tejosari pada tanggal 9 Agustus 2024. Proses pemasangan melibatkan beberapa tahap, mulai dari instalasi perangkat keras, kalibrasi sensor, hingga pengujian sistem secara keseluruhan.
Respon dari masyarakat Dusun Tawangsari sangat positif. Mereka merasa terbantu dengan adanya sistem ini karena dapat mengurangi dampak negatif dari pembuangan air sisa cucian. Diharapkan, sistem ini dapat terus digunakan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung keberlanjutan lingkungan di desa tersebut.