Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Amerika dan Jepang Sepakat Perluas Sanksi untuk Korea Utara
27 Mei 2017 9:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk memperluas sanksi terhadap Korea Utara, Jumat (26/5). Sanksi itu diperluas lantaran Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistiknya.
ADVERTISEMENT
"Presiden Trump dan Perdana Menteri Abe sepakat bahwa tim mereka akan bekerja sama untuk meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara, termasuk dengan mengidentifikasi dan memberi sanksi pada entitas yang mendukung program rudal balistik dan nuklir Korea Utara," kata pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/5).
Peningkatan sanksi terhadap Korea Utara itu juga pernah dilakukan pada tahun 2016. Kala itu Korea Utara melakukan berulang kali uji coba rudal. Sanksi yang diberikan yaitu sanksi ekonomi untuk mendorong negara yang terisolasi tersebut untuk membongkar program senjatanya.
"Mereka juga sepakat untuk lebih memperkuat aliansi antara Amerika Serikat dan Jepang, untuk lebih jauh kemampuan masing-masing negara untuk mencegah dan mempertahankan diri dari ancaman dari Korea Utara," kata dia.
ADVERTISEMENT
Trump telah mengatakan bahwa dia akan mencegah Korea Utara untuk bisa menyerang Amerika Serikat dengan sebuah rudal nuklir.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, meminta negara-negara di seluruh dunia untuk menerapkan sanksi PBB kepada Korea Utara terkait program senjata nuklir dan rudal.
Sementara itu, Juru bicara PM Jepang, Norio Maruyama, mengatakan bahwa perdana menteri telah menjelaskan kepada anggota G7 bahwa masyarakat internasional, termasuk Cina harus menekan Korea Utara.
Abe menyampaikan saat ini harus mempertahankan tekanan terhadap Korea Utara. "Cina memiliki pengaruh signifikan dan peran utama dan Perdana Menteri Abe mengatakan Cina harus mengambil peran yang lebih besar lagi," kata Maruyama.
Sebab, sebagian besar perdagangan Korea Utara adalah dengan sekutunya Cina.
ADVERTISEMENT