Uji Rudal Korea Utara Persulit Harapan Perdamaian dengan Korea Selatan

22 Mei 2017 6:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi rudal (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rudal (Foto: Reuters)
Korea Utara menembakkan sebuah rudal balistik ke perairan di lepas pantai timur pada hari Minggu (21/5). Tes rudal kedua dalam seminggu ini menurut Korea Selatan meruntuhkan harapan perdamaian di antara kedua negara tetangga tersebut.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir Reuters, Senin (22/5), kedua tes rudal Korea Utara mempersulit upaya presiden baru Korea Selatan Moon Jae In dalam mencari cara mengurangi ketegangan di semenanjung tersebut.
Kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan bahwa tes tersebut adalah tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab. Padahal saat ini pemerintahan baru dan masyarakat Korea Selatan sedang mengharapkan adanya kedamaian di semenanjung Korea.
Moon Jae-in Presiden Terpilih Korea Selatan (Foto: Seo Myeong-gon /Yonhap via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Moon Jae-in Presiden Terpilih Korea Selatan (Foto: Seo Myeong-gon /Yonhap via REUTERS)
Rudal terakhir diluncurkan dari sebuah lokasi dekat Pukchang, 60 km timur laut ibukota Pyongyang, Korea Utara. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa rudal tersebut meluncur dengan jarak sekitar 500 km.
"Rentang penerbangan adalah 500 km, Korea Selatan dan Amerika Serikat secara ketat menganalisis informasi tambahan," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan uji rudal terbaru oleh negara Korea Utara yang tertutup itu merupakan penghinaan. Uji rudal Korea Utara juga menjadi tantangan bagi dunia internasional untuk mewujudkan sebuah resolusi damai.
Abe mengatakan setelah bertemu dengan Dewan Keamanan Nasional Jepang, dia ingin mengangkat isu peluncuran rudal Korea Utara pada pertemuan puncak para pemimpin G7 di Italia bulan ini.
Pengujian rudal tersebut juga telah diketahui pemerintah Amerika Serikat. Sekretaris Negara Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan bahwa tekanan ekonomi dan diplomatik akan terus diterapkan kepada Korea Utara.
"Pengujian yang sedang berlangsung mengecewakan, mengganggu dan kami meminta mereka menghentikannya," kata dia dalam sebuah wawancara dengan Fox News Sunday yang dikutip oleh Reuters.
ADVERTISEMENT