Overthinking? Kenali dan Pahami

Jihan Aprillia Hayyunnisa Azzahra
Student at Psychology of Muhammadiyah University of Surakarta, Open-minded, Mental Health enthusiast, Korean Drama and Original Soundtrack enthusiast, Badminton Lover, Love to listen to music, etc.
Konten dari Pengguna
1 Januari 2022 10:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jihan Aprillia Hayyunnisa Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi beberapa orang sedang mengalami overthinking. Kredit gambar: Jihan Aprillia Hayyunnisa Azzahra/Canva
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beberapa orang sedang mengalami overthinking. Kredit gambar: Jihan Aprillia Hayyunnisa Azzahra/Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kata “overthinking” hampir setiap hari marak dibicarakan oleh individu di media sosial, khususnya di kalangan remaja awal hingga dewasa akhir. Sebenarnya, apasih “overthinking” itu? Jangan-jangan kalian hanya tahu sebutannya saja tanpa memahami pengertiannya? Mari, kita kenali dan pelajari bersama-sama!
ADVERTISEMENT

Overthinking?

Pikiran adalah kuil jiwa. Apa yang ada dalam pikiran seseorang, dapat menentukan karakter seseorang, tetapi kadang-kadang, kita cenderung berpikir terlalu banyak, yang memengaruhi kegiatan sehari-hari kita. Kondisi ini dikenal sebagai overthinking.
Overthinking adalah kondisi psikologis di mana pikiran cenderung berpikir terlalu banyak dan terlalu tegang tentang beberapa topik yang memengaruhi seseorang di masa lalu, atau akan memengaruhi seseorang di masa depan. Pikiran berpikir berlebihan sebagai iklan atau notifikasi yang tak penting dalam sebuah situs web. Jika ada terlalu banyak iklan atau notifikasi mendadak semacam itu dalam situs web tertentu. Situs web cenderung lag dan melambat, demikian pula, berpikir secara berlebihan cenderung memperlambat dan memengaruhi proses berpikir normal kita, karena kita memiliki banyak pikiran yang tidak diinginkan dalam pikiran kita secara berlebihan menghambat kapasitas kita untuk berpikir secara oritis, dan kita melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, tanpa berpikir dengan benar. Orang yang cenderung berpikir secara berlebihan juga sangat antisosial, pemalu, dan menjaga jarak dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang pernah saya alami, saya terlalu banyak berpikir ketika mendapatkan suatu tugas kuliah, dari yang berpikir tugas ini sulit sampai hal-hal yang belum tentu terjadi mulai terpikirkan. Padahal belum tentu apa yang saya anggap sulit itu tidak dapat saya kerjakan. Hal itu memengaruhi pola tidur saya bahkan tubuh terasa pegal dan lelah.
Overthinking juga sering disebut paralysis analysis, di mana orang ini telah memikirkan masalahnya tanpa menemukan solusi (buntu). Dalam pembahasan psikologi, kecenderungan ini disebut ruminasi (Nelson & Kennedy, 2018).

Tanda-Tanda Individu Overthinking

1. Rasa cemas yang berlebihan
Apakah Anda merasa cemas secara berlebihan? Cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri! Mungkin Anda punya kebiasaan overthinking.
2. Terlalu memikirkan perkataan orang lain
ADVERTISEMENT
Apakah Anda terlalu sering memikirkan perkataan orang lain? Pasti ada beberapa orang yang kita temui setiap hari, mengomentari diri kita. Tidak terkecuali komentar negatif. Jika Anda merasa terus memikirkan hal itu bahkan sampai ada perasaan inscure, kemungkinan Anda punya kebiasaan overthinking.
3. Takut untuk memulai sesuatu
Apakah Anda takut memulai sesuatu? Anda takut melakukan hal-hal yang belum tentu terjadi, seperti takut melakukan kesalahan bahkan takut dimarahi apabila kemungkinan benar terjadi kesalahan, takut apabila menjadi bahan omongan orang lain, dan lain-lain.

Bahaya Overthinking

Kurang lebih, ada 3 bahaya overthinking, antara lain dampaknya pada gangguan mental, sulit menyelesaikan masalah, dan kualitas tidur terganggu.

Teknik Mengatasi Overthinking

Dalam mengatasi overthinking, ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik konseling cognitive behaviour dan teknik “spitting in the soup”.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana penjelasan di atas, menurut saya, hal yang paling penting untuk mengatasi overthinking adalah dengan pintar-pintar mengendalikan pikiran kita sendiri. Jika individu terus-menerus overthinking, dapat menghalangi kemajuan hidupnya. Ternyata, jika memikirkan sesuatu yang berlebihan, dapat menurunkan kesehatan dan membuat individu semakin tertekan. Selain itu, overthinking membuang-buang waktu kita dan menguras energi. Orang yang selalu overthinking, bisa jadi akan mengalami kesulitan dalam bertindak. Parahnya, hal ini dapat membuat individu terjebak dalam anxiety atau mengalami gangguan kecemasan. Pada saat individu mengalami kecemasan karena overthinking, kebanyakan dari mereka tentunya merasa tertekan dan perlu melakukan sesuatu untuk hal itu, seperti berbagi atau berbicara dengan orang lain. Ketika tidak ada orang yang memperhatikan mereka, mereka akan merasa ditinggalkan dan semuanya akan menjadi lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Jika individu terlalu banyak berpikir, dapat menyebabkan individu tersebut menilai dirinya sendiri secara kabur dan dapat mengakibatkan stres pada individu tersebut, yang tanpa disadari dengan berpikir terlalu banyak dapat menimbulkan masalah. Tentunya, hal ini berdampak pada terganggunya kreativitas, produktivitas, dan kesehatan. Banyak sekali, tentunya, faktor penyebab dari overthinking, misalnya, seperti masalah keluarga, hubungan, pekerjaan, studi, tekanan, dan lain-lain. Orang yang terlalu banyak berpikir berlebihan, lebih rentan mengalami kesedihan dan juga pikiran negatif yang berkelanjutan, sehingga hal ini juga membuat individu tidak dapat berdamai dengan dirinya sendiri.
Bahkan, yang lebih buruk adalah ketika seseorang tidak mengetahui bahayanya dari banyaknya berpikir. Kebanyakan dari setiap orang justru merasa bahwa dirinya memiliki kemajuan memikirkan sesuatu sambil merenungkannya tanpa henti. Akan tetapi, kenyataannya, mereka justru menyerap pemikiran negatif yang timbul dan mengembangkan pandangan pesimis pada masalah tersebut, yang sedang dipikirkan. Oleh karena itu, setiap individu harus mampu mengendalikan pikiran mereka, agar tidak menjadi overthinking. Dengan demikian, hal ini dapat membantu individu itu terhindar dari rasa kecemasan yang muncul akibat dari hal yang mereka pikirkan secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Sedikit berbagi, ibu saya selalu mengajarkan saya untuk berpikiran positif kepada siapa pun. Ternyata, berpikiran positif yang selama ini saya anggap sebagai hal sepele, memiliki dampak yang luar biasa. Berdasarkan pengalaman saya, akhirnya, terciptalah pemikiran, “Pasrahkan saja semua perbuatan yang orang lain lakukan pada kita kepada Allah swt., biarlah Allah yang membalas semua niat baik dan niat buruk mereka”. Toh, tidak ada salahnya kita selalu memiliki pikiran positif, kenapa? Selain bermanfaat untuk kesehatan mental kita, dapat berdampak pula pada kesehatan fisik kita. Selain itu, hal ini pun membawa dampak positif kepada orang-orang di sekitar kita, loh!
Sekian dan terima kasih sudah membaca.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Referensi:
Luke, Creig (2020). What is Overthinking: Causes and Effects. Budding Psychologists. Retrieved December 11, 2021 from https://buddingpsychologists.org/what-is-overthinking-causes-and-effects/
ADVERTISEMENT
Akbar, Fathan (2020). Arti Overthinking: Penyebab dan Cara Mengatasinya. Satu Persen. Retrieved December 11, 2021 from https://satupersen.net/blog/mengatasi-overthinking
Dewajani, J. S., & Karneli, Y. (2020). Analisis permasalahan ruminasi dan implikasinya terhadap layanan bimbingan dan konseling. TERAPUTIK Jurnal Bimbingan dan Konseling, 4(2), 339-344. DOI: 10.26539/teraputik.42415. https://journal.unindra.ac.id/index.php/teraputik/index