Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kecanduan Mengunyah Es Batu Menjadi Pertanda Anemia?
4 Januari 2025 17:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Jihan Shofiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gemar mengunyah es batu, apakah normal?
Kebiasaan mengunyah es batu mungkin tampak sepele atau bahkan menyenangkan bagi sebagian orang. Namun, jika kebiasaan ini dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus, bisa jadi ini adalah tanda dari kondisi yang dikenal sebagai PICA. PICA merupakan gangguan makan yang ditandai dengan keinginan mengkonsumsi benda atau bahan yang bukan makanan, seperti tanah, kapur, atau es batu. Salah satu bentuk PICA yang cukup umum adalah pagophagia (mengunyah es kompulsif) adalah bentuk tertentu dari PICA yang ditandai dengan mengunyah es atau minuman es. Meski terlihat tidak berbahaya, pagophagia seringkali berkaitan dengan anemia defisiensi besi, kondisi dimana tubuh kekurangan zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang cukup. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
ADVERTISEMENT
Hubungan antara PICA dan Anemia
Penelitian menunjukkan bahwa PICA, khususnya pagophagia, sering terjadi pada individu yang mengalami Anemia Defisiensi Besi. Anemia Defisiensi Besi (IDA) adalah jenis anemia yang terjadi akibat rendahnya kadar zat besi dalam tubuh, yang menyebabkan produksi hemoglobin dan sel darah merah menjadi tidak mencukupi. Gejala IDA meliputi kelelahan, pucat, sesak napas, dan gangguan neurologis ringan. Zat besi memainkan peran vital dalam banyak fungsi tubuh, termasuk pembentukan hemoglobin dan dukungan fungsi otak. Ada beberapa hipotesis mengenai mengapa hal ini terjadi. Salah satunya adalah bahwa mengunyah es batu memberikan stimulasi sementara pada otak, yang dapat meningkatkan kewaspadaan bagi penderita anemia yang sering merasa lemas atau lesu. Namun, alasan pasti di balik hubungan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Teori lain menunjukkan kemungkinan masalah psikososial, stres keluarga, gangguan obsesif-kompulsif, atau sekadar kenikmatan rasa dan tekstur.
ADVERTISEMENT
Bahaya Mengunyah Es Batu Berlebihan
Meskipun es batu tidak beracun, kebiasaan mengunyahnya secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
1. Kerusakan Gigi: Gigi bisa retak atau terkikis akibat tekanan yang terus-menerus.
2. Gangguan Pencernaan: Jika tertelan dalam ukuran besar, es batu dapat menyebabkan iritasi atau cedera pada saluran cerna.
3. Mengabaikan Gejala Anemia: Mengunyah es batu bisa menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan perawatan medis yang lebih serius.
Pentingnya Penanganan
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda memiliki kebiasaan mengunyah es batu yang sulit dikendalikan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Tes darah dapat membantu menentukan apakah ada anemia defisiensi besi atau kondisi medis lain yang mendasari. Perawatan anemia, seperti suplemen zat besi atau perubahan pola makan, sering kali membantu mengurangi gejala PICA. Mengunyah es batu secara berlebihan tidak boleh dianggap remeh, terutama jika disertai gejala lain seperti kelelahan, pucat, atau sesak napas. Ini bisa menjadi tanda tubuh Anda membutuhkan perhatian lebih. Dengan mengetahui hubungan antara PICA dan anemia, kita dapat lebih memahami pentingnya mencari bantuan medis jika kebiasaan ini mulai mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT