Konten dari Pengguna

Fluktuasi Harga Bawang Merah: Bagaimana Teori Ekonomi Dapat Mengurai Masalah Ini

Jihan Zhafira
Mahasiswa Magister Ilmu Pertanian di IPB University
21 November 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jihan Zhafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Jihan Zhafira/H4503232020
Jakarta – Harga bawang merah kembali menjadi sorotan di tengah gejolak harga pangan di tahun 2024. Di beberapa pasar tradisional, harga bawang merah melonjak drastis hingga menembus Rp70 ribu per kilogram, memicu kekhawatiran di kalangan konsumen dan produsen. Fluktuasi harga bawang merah ini kerap terjadi setiap tahun, terutama saat permintaan tinggi dan pasokan menurun. Apa sebenarnya yang menyebabkan naik-turunnya harga bawang merah ini, dan bagaimana teori ekonomi dapat membantu mengurai masalahnya?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dampak Harga Bawang Merah pada Konsumen dan Petani
Lonjakan harga bawang merah memberikan dampak besar pada daya beli konsumen, mengingat bawang merah merupakan bahan penting dalam banyak masakan Indonesia. Sementara itu, petani juga menghadapi dilemma. Di satu sisi, harga tinggi menguntungkan bagi mereka yang berhasil panen. Namun, bagi petani yang mengalami gagal panen atau menghadapi biaya produksi tinggi, kenaikan harga ini tidak serta-merta meningkatkan kesejahteraan mereka.
Apa solusinya? Langkah-langkah Kebijakan Berdasarkan Teori Ekonomi
Teori harga dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam menstabilkan harga bawang merah dan melindungi petani maupun konsumen. Beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:
1. Cadangan Pangan dan Harga Acuan: Pemerintah dapat menjaga cadangan bawang merah dan melepaskannya ke pasar saat harga melonjak tajam. Selain itu, menetapkan harga acuan atau batas atas dapat membantu menstabilkan harga.
ADVERTISEMENT
2. Diversifikasi Produksi: Pemerintah dapat mendorong petani menanam lebih dari satu komoditas, sehingga risiko akibat fluktuasi harga bawang merah dapat ditekan.
3. Infrastruktur Distribusi yang Lebih Baik: Meningkatkan infrastruktur rantai pasok untuk bawang merah termasuk penyimpanan dan transportasi, dapat membantu menurunkan biaya distribusi dan menjaga stabilitas harga.
4. Penyediaan Data Pasar yang Akurat: akses data pasar yang akurat dan mudah bagi petani dapat membantu mereka memutuskan kapan dan berapa banyak bawang merah yang sebaiknya ditanam, sehingga dapat mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan pasokan.
Foto ini adalah milik sendiri
Dengan penerapan kebijakan yang berbasis pada teori ekonomi, pemerintah dapat berupaya mengendalikan fluktuasi harga bawang merah agar lebih stabil. Hal ini penting tidak hanya untuk melindungi daya beli masyarakat, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Ke depan, langkah-langkah strategis dalam pengelolaan harga bawang merah dapat mendukung ketahanan pangan nasional dan memperkuat ekonomi sektor pertanian.
ADVERTISEMENT