Konten dari Pengguna

Pancasila dan Relevansinya dalam Konteks Kekinian di Indonesia

Jiyad
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang
23 Oktober 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jiyad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ini dibuat menggunakan DALL-E, alat generasi gambar berbasis AI
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ini dibuat menggunakan DALL-E, alat generasi gambar berbasis AI
ADVERTISEMENT
Pancasila, yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa, merupakan sebuah konsensus ideologis yang bertujuan menjaga persatuan Indonesia yang plural. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia menghadapi tantangan baru yang menguji kekuatan persatuan, toleransi, dan demokrasi. Perkembangan globalisasi, arus digitalisasi, serta meningkatnya intoleransi dan radikalisme di beberapa kelompok masyarakat memerlukan pemahaman dan penguatan kembali terhadap nilai-nilai Pancasila. Hal ini menjadi penting agar Pancasila tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga menjadi pedoman nyata dalam menghadapi tantangan modern.
ADVERTISEMENT
Pancasila dalam Konteks Sosial dan Politik Saat Ini
1. Tantangan Radikalisme dan Intoleransi
Salah satu isu sosial yang cukup menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah meningkatnya radikalisme dan intoleransi, terutama yang berbasis agama. Gerakan-gerakan ini sering kali mencoba mengesampingkan Pancasila sebagai dasar negara dan memaksakan ideologi alternatif yang bertentangan dengan prinsip persatuan dan keberagaman. Pancasila, khususnya Sila Pertama, mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan agama dan kepercayaan. Dalam konteks ini, Pancasila berfungsi sebagai benteng yang mengajarkan pluralisme dan toleransi, serta mengingatkan bahwa Indonesia dibangun atas dasar kebhinekaan.
2. Polarisasi Politik dan Demokrasi
Polarisasi politik semakin terlihat dalam berbagai pemilu dan kontestasi politik di Indonesia. Narasi yang memecah-belah sering digunakan untuk memenangkan dukungan politik, yang justru mengancam persatuan bangsa. Sila Ketiga, “Persatuan Indonesia,” seharusnya menjadi panduan dalam merajut kembali kebersamaan di tengah perbedaan politik. Pancasila menekankan pentingnya musyawarah dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan (Sila Keempat), sehingga demokrasi yang dibangun tidak sekadar berlandaskan kepentingan kelompok, melainkan kepentingan bersama.
ADVERTISEMENT
3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Isu kesenjangan sosial dan ekonomi juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa ini. Sila Kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” menegaskan pentingnya menciptakan distribusi kekayaan dan kesejahteraan yang adil di seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya pandemi COVID-19, kesenjangan ini semakin terlihat jelas, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu. Kebijakan ekonomi yang berlandaskan Pancasila harus mengutamakan kesejahteraan seluruh rakyat, bukan hanya segelintir elit, dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan.
Pancasila dan Transformasi Digital
Era digital juga membawa tantangan baru bagi implementasi Pancasila. Di satu sisi, digitalisasi membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi di sisi lain, ini juga membawa ancaman disinformasi dan berita bohong yang dapat memecah persatuan bangsa. Pancasila mengajarkan pentingnya kebijaksanaan (hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan) dalam menyaring informasi yang diterima masyarakat. Oleh karena itu, literasi digital harus menjadi bagian dari pendidikan berlandaskan Pancasila, agar masyarakat dapat mengakses informasi dengan bijaksana dan tidak mudah terprovokasi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dalam menghadapi berbagai tantangan kontemporer, mulai dari radikalisme, polarisasi politik, kesenjangan ekonomi, hingga transformasi digital, Pancasila tetap relevan sebagai ideologi yang memandu bangsa Indonesia. Hanya dengan berpegang pada Pancasila, Indonesia dapat menghadapi tantangan zaman dengan tetap menjaga persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.