Ragam Suka dan Duka Bekerja Freelance, Termasuk Risiko Dibayar Murah

Job2Go
We are a fast-growing company, engaged in technology, and collaborating on the relationship between job seekers and employers. Job seekers can search, select, and implement customized job and Companies can easily engage workers in our platform.
Konten dari Pengguna
2 September 2020 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Job2Go tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seperti bekerja kantoran, bekerja freelance juga memiliki banyak suka dan duka [designed by Freepik|@Freepik.com]
zoom-in-whitePerbesar
Seperti bekerja kantoran, bekerja freelance juga memiliki banyak suka dan duka [designed by Freepik|@Freepik.com]
ADVERTISEMENT
Mendengar kata freelance atau pekerja lepas, hal yang mungkin ada di benakmu adalah bisa bekerja fleksibel, waktu yang bisa diatur sendiri, atau pendapatan yang tanpa batas. Sebaliknya, ada pula beberapa orang yang beranggapan bahwa bekerja freelance cenderung tidak memiliki prospek, pendapatannya yang kecil, atau kerja tanpa kenal waktu.
ADVERTISEMENT
Well, anggapan-anggapan di atas memang bisa semuanya salah namun bisa pula benar – tergantung kasus masing-masing orang. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja lepas atau freelancer tetap memiliki suka duka, layaknya pekerja tetap ataupun pengusaha.

Apa itu freelance dan freelancer?

Pada dasarnya, pekerjaan freelance adalah pekerjaan dimana seseorang bekerja untuk dirinya sendiri dan tidak “terikat” dengan sebuah perusahaan. Orang yang bekerja secara freelance disebut dengan freelancer atau pekerja lepas.
Karena ia tidak terikat dengan sebuah perusahaan, maka hak dan kewajiban yang ia miliki juga berbeda dengan karyawan tetap. Misalnya, seorang freelancer biasanya dibayar per proyek, bukan perbulan seperti yang diterima karyawan tetap. Seorang freelancer juga biasanya bisa bekerja dimanapun (secara remote), berbeda dengan karyawan tetap yang diharuskan datang ke kantor.
ADVERTISEMENT
Namun, karena hanya dibayar per proyek, freelancer tidak akan mendapatkan keuntungan lain, seperti asuransi kesehatan. Freelancer juga akan perlu menyediakan alat kerjanya sendiri, termasuk laptop dan koneksi internet.
Pada beberapa kasus, seorang freelancer bisa saja mirip dengan pekerja kontrak di sebuah perusahaan. Misalnya, perusahaan merekrut pekerja lepas untuk sebuah proyek selama tiga bulan. Pekerja lepas tersebut diwajibkan datang ke kantor dan bisa mendapatkan peralatan kerja. Namun, setelah proyek selesai, kontraknya akan habis dengan perusahaan tersebut.
Banyak sekali keahlian yang bisa dijual seseorang untuk bisa menjadi freelancer. Beberapa contoh yang umum, yaitu:
• Penulisan artikel
• Pembuatan desain
• Penulisan naskah iklan
• Perancangan web
• Perancangan strategi SEO untuk sebuah website
ADVERTISEMENT
• Perencanaan strategi branding untuk sebuah merek
• Asisten virtual untuk riset dan pengolahan data
• Penerjemah
• Pengacara
• Dan masih banyak lagi
Sejak sekolah dan kuliah, kamu mungkin sudah memiliki keinginan untuk bekerja freelance atau mungkin sudah mendapatkan uang dari bekerja lepas. Sebaliknya, sebagian kamu mungkin belum menjalaninya dan masih mempertimbangkan untuk bekerja freelance.
Yap. Seperti pekerja tetap, pekerja lepas juga memiliki suka dan duka yang harus kamu pahami baik-baik. Banyak plus dan minus bekerja freelance yang harus dipertimbangkan sebelum terjun menjadi pekerja lepas. Jadi, bukan hanya bermodalkan penasaran, ya!

Plus-nya bekerja freelance

Ada beberapa keuntungan bekerja secara freelance, misalnya:
1. Bisa mengontrol proyek sendiri
Sebagai freelancer atau pekerja lepas, mereka cenderung bisa dengan bebas menerima atau malah menolak suatu penawaran proyek. Misalnya, jika ia merasa workload dari proyek lain sudah menyita waktunya, ia mungkin akan menolak proyek lain. Ada pula freelancer yang cenderung pilih-pilih industri atau substansi yang akan dikerjakan. Misalnya, seorang penulis artikel hanya mau menerima proyek penulisan untuk topik tertentu saja.
ADVERTISEMENT
2. Bisa bekerja dimana saja
Ya, ini juga yang membuat banyak orang tergiur untuk bekerja sebagai freelancer. Seorang freelancer bisa bekerja dimana saja atau secara remote, entah itu di rumahnya, di kafe, di taman, bahkan di tepi pantai – asalkan ada koneksi internet. Yang penting, pekerjaan selesai tepat waktu dan klien puas dengan hasil penugasan.
3. Fleksibel waktu
Seorang freelance biasanya akan diberikan deadline untuk mengerjakan suatu proyek. Durasi pengerjaan ini akan dibicarakan sedetil mungkin antara klien dengan sang pekerja lepas. Dengan demikian, asalkan pekerjaan bisa selesai sebelum tenggat waktu yang disepakati, freelancer bisa bekerja di hari atau jam lain yang ia idamkan – seperti tengah malam atau di sore hari saja. Hal ini berbeda dengan pekerja kantoran yang harus datang pagi dan pulang di sore hari.
ADVERTISEMENT
4. Kesempatan untuk belajar banyak hal
Selain perihal pendapatan dan lokasi bekerja, seorang freelancer juga akan memiliki kesempatan untuk mempelajari banyak hal. Misalnya, agar tulisan yang dibuat bisa memuaskan ekspetasi klien, seorang penulis artikel akan melakukan riset mendalam terkait topik yang ia diberikan. Pada proyek pertama, ia membuat tulisan mengenai kesehatan. Namun, proyek selanjutnya, ia mendapatkan klien dari industri keuangan. Mau tak mau, ia harus mempelajari dua topik yang amat jauh berbeda tersebut untuk membuat tulisan yang bagus, mendalam, dan bukan kaleng-kaleng.
5. Belajar disiplin waktu
Karena seorang freelancer bekerja untuk dirinya sendiri, maka ia akan perlu belajar mengatur segalanya sendiri untuk bisa “bertahan hidup”. Ia akan mengontrol pemasukan, jam bangun, jam makan, hingga durasi pengerjaan proyek. Disiplin waktu menjadi manfaat sekaligus tantangan bagi seorang freelancer agar bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
ADVERTISEMENT

Duka bekerja freelance

Eits, tapi freelancer itu juga banyak dukanya, lho. Simak dulu daftar duka menjadi freelancer ini sebelum kamu terjun menjadi pekerja lepas:
1. Pendapatan yang tidak pasti
Pada kasus freelancer yang mengerjakan satu proyek satu waktu, maka pemasukan yang didapatkan akan cenderung tidak pasti. Ia akan perlu mengirimkan proposal dan ratecard ke banyak calon klien setiap kali pekerjaan sebelumnya sudah selesai. Dan layaknya melamar kerja bisa, proposal yang kita kirimkan juga belum tentu diterima karena persaingan yang semakin ketat.
Hal ini tentu berbeda dengan pekerja kantoran yang mendapatkan gaji rutin setiap bulannya.
2. Dikejar klien kapan saja dan dimana saja
Nah, ini alasan lain yang membuat orang juga pikir-pikir sebelum menjadi freelancer. Karena ia bisa bekerja dimana saja, maka klien juga akan berusaha menghubungi freelancer-nya kapanpun dan dimanapun. Tak perduli kamu tengah bercengkerama dengan keluarga atau sedang nonton series setelah pekerjaan diberikan, kamu berisiko tetap diminta mengerjakan revisi atau permintaan lain dari klien.
ADVERTISEMENT
3. Risiko kesepian
Minus yang satu ini tentu akan bersifat subjektif. Namun, beberapa freelancer akan berisiko mengalami kesepian dan merasa terisolasi karena hanya bekerja sendiri tanpa rekan kerja dan karyawan lain. Beberapa orang mungkin memang lebih suka bekerja sendiri. Namun percaya deh, tidak semua freelancer menyukai duka yang satu ini.
4. Risiko kompensasi yang tidak adil dan dibayar murah
Selain ada risiko pendapatan yang tidak pasti, seorang freelancer juga berpotensi menerima fee atau kompensasi yang berbeda dengan karyawan tetap – walau mungkin pekerjaan yang dilakukan memiliki kesulitan yang sama. Beberapa freelancer juga berisiko dibayar murah walau pekerjaan yang dilakukan cenderung sulit dan memerlukan riset mendalam.
5. Rutinitas yang berantakan dan masalah kesehatan
ADVERTISEMENT
Apabila karyawan tetap dan kantoran bisa bekerja bersekat waktu, beda halnya dengan freelancer. Fleksibilitas dalam bekerja freelance dapat menjadi bumerang - dimana ia bisa bekerja di malam hari dan tidur di pagi harinya. Selain itu, karena alasan finansial, beberapa freelancer mungkin harus mengerjakan banyak proyek dalam satu waktu, yang membuat jam tidur dan istirahatnya terganggu.
Karena rutinitas yang berantakan tersebut, seorang freelancer rentan kurang beristirahat, kurang berolahraga, dan kurang nutrisi. Risiko kesehatan fisik dan mental juga menjadi isu yang dihadapi banyak seorang freelancer.
----------------------------------
Setelah memahami suka dan duka bekerja freelance di atas, sekarang pilihan ada di tangan kamu. Pertimbangkan baik-baik segala hal yang ingin ditempuh di masa depan, entah kamu ingin bekerja kantoran, menjadi pekerja lepas, atau berbisnis.
ADVERTISEMENT