Konten dari Pengguna

Mengurangi Limbah Pakaian dengan Slow Fashion

Michellia Jocelyn Gunawan
Pelajar SMA Citra Berkat yang gemar dalam menulis
20 Januari 2025 12:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michellia Jocelyn Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pakaian menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di dunia. Limbah pakaian ini menimbulkan masalah yang cukup serius karena jumlahnya yang begitu besar dan pakaian yang terbuang terbuat dari bahan sintesis yang sulit terurai seperti poliester dan nilon. Sehingga memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Penumpukan sampah pakaian ini terjadi karena kebiasaan konsumen yang cenderung membeli pakaian baru secara terus menerus dan membuang pakaian lama begitu tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi. Penumpukan limbah tekstil tidak hanya mengancam lingkungan, namun juga mengancam keberlanjutan sumber daya alam. Limbah pakaian yang menumpuk dan dibakar akan memberikan dampak buruk seperti polusi dan pencemaran lingkungan.
ADVERTISEMENT
Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi permasalahan limbah tekstil adalah dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan pakaian serta memilih pakaian dengan jangka waktu pakai yang lama. Konsumen harus bijak dalam pemilihan pakaian. Solusi lain yang dapat diterapkan adalah dengan mengenalkan slow fashion kepada masyarakat.
Beberapa waktu lalu, generasi Z mulai menunjukan kepedulian mereka terhadap keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam. Generasi Z berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil dengan mengadopsi dan mulai menerapkan konsep slow fashion. Apa itu slow fashion?

Slow Fashion

Istilah slow fashion bermula pada tahun 1980-an yang pertama kali diperkenalkan oleh Kate Fletcher, seorang profesor yang bekerja di bidang Sustainability, Design and Fashion.
Slow fashion merupakan istilah dalam industri pakaian, dimana mereka fokus pada pembuatan pakaian dengan kualitas yang tinggi, jangka waktu pakai yang lama, bahan yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pembuatan pakaian yang menerapkan slow fashion, mereka memprioritaskan proses pembuatan dengan bahan yang ramah lingkungan serta memiliki kualitas yang tinggi agar dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Kebalikan dari slow fashion adalah fast fashion. Industri fast fashion cenderung hanya memikirkan bagaimana cara mendapatkan untung yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah. Oleh karena itu, mereka tidak berfokus pada bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pakaian. Industri ini juga cenderung memiliki berbagai model fashion yang silih berganti.

Langkah Dalam Mendukung Slow Fashion

1. Mengubah Pola Pikir
Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri. Oleh karena itu, mulai untuk rubah kebiasaan buruk terus menerus membeli pakaian dan membuang pakaian lama. Mulai pelajari tentang dampak buruk dari penumpukan limbah tekstil hingga buruknya fast fashion. Perlahan lahan mulai untuk mempelajari tentang slow fashion dan dampak baik apa yang diberikan. Penampilan yang terbaik tidak harus untuk terus menerus membeli pakaian.
ADVERTISEMENT
2. Memilih Produk Berkualitas Tinggi
Pemilihan kualitas pakaian merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan dalam proses penerapan slow fashion. Cari tahu kualitas pakaian yang akan anda beli. Walaupun harga yang diberikan cenderung lebih tinggi, bahan yang digunakan merupakan bahan yang ramah lingkungan, tahan lama dan tidak akan menyebabkan pencemaran.
3. Memilih Desain Pakaian Klasik dan Minimalis
Pakaian dengan desain yang sederhana dan tidak terpengaruh oleh tren yang cepat berubah, pakaian tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang tanpa kehilangan relevansi. Hal ini akan mengurangi peningkatan limbah tekstil. Dan mengurangi dampak buruk yang terjadi akibat produksi tekstil yang berlebihan.
4. Membeli Pakaian Bekas
Dibandingkan membeli pakaian dari industri fast fashion, lebih baik untuk membeli pakaian bekas atau preloved.
ADVERTISEMENT
Sekarang sudah banyak yang membuka bisnis pakaian preloved atau thrift. Dalam bisnis preloved, mereka menjual pakaian yang sudah tidak terpakai kepada orang lain untuk mengurangi penumpukan sampah pakaian. Banyak platform media sosial yang dapat digunakan masyarakat untuk menjual pakaian bekas mereka.
slow fashion dalam kehidupan kita dapat membantu dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan mengurangi pencemaran air dan udara yang disebabkan oleh limbah tekstil.