Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengingat Kembali Euforia Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia
26 November 2024 14:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Jocelyn Nichole tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Euforia penyambutan Paus Fransiskus di Indonesia dirasakan tidak hanya oleh umat Katolik, tetapi oleh seluruh masyarakat Indonesia
ADVERTISEMENT
Kehadiran Paus Fransiskus merupakan peristiwa bersejarah yang patut diingat, karena tidak hanya menyentuh hati umat Katolik Indonesia, tetapi juga mendorong semangat persatuan dan kebersamaan di tengah keragaman negara. Saat ini merupakan momen penting yang menyampaikan pesan perdamaian, cinta, dan harapan untuk semua individu, tidak peduli agama dan budaya mereka. Kedatangan Paus Fransiskus disambut dengan meriah oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak hanya umat Katolik, umat beragama lain juga sangat bersemangat untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengorbankan waktunya untuk bertemu dengan Bapa Paus, baik ketika misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK) maupun di tengah perjalanan Paus Fransiskus ke Indonesia. Bapa Paus juga menerima sambutan dari masyarakat Indonesia dengan sangat baik. Beliau tidak hanya menyapa, tetapi juga memberikan kenang-kenangan bagi orang-orang yang bertemu dengannya, khususnya anak-anak atau bayi.
ADVERTISEMENT
Sejak dari hari pertama Paus Fransiskus mendarat di Indonesia, warga Indonesia dengan antusias menyambut beliau. Banyak warga yang menunggu di sepanjang jalan Sudirman - Thamrin, dan melambaikan tangannya ketika mobil Innova putih yang dinaiki Bapa Paus melewati mereka. Hal ini berlangsung hingga tiga hari. Saat warga menunggu di pinggir jalan, tidak sedikit juga warga yang mendekati mobil beliau dan meminta berkat. Antusiasme warga, terutama umat Katolik, juga sudah jelas terlihat sejak bulan Juli. Setiap paroki mendapatkan kuota umat yang dapat hadir pada Perayaan Agung bersama Paus Fransiskus di GBK. Mayoritas umat Katolik segera mendaftarkan diri melalui paroki masing-masing, berharap mendapatkan kursi di Stadium GBK. Saking banyaknya, masing-masing paroki perlu melakukan undian untuk menentukan umat yang beruntung. Selain umat Keuskupan Agung Jakarta, umat Katolik dari luar kota juga rela ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan dan menghadirkan perayaan ini. Seperti panitia yang merupakan Sahabat Misdinar dari luar kota, serta umat-umat yang hadir dari keuskupan di luar Jakarta.
ADVERTISEMENT
Umat-umat yang hadir, duduk bersama dengan parokinya masing-masing sesuai dengan jumlah yang sudah dibatasi. Pembatasan jumlah tiket setiap paroki berbeda-beda disesuaikan dengan keperluan paroki masing-masing. Jumlah tiket yang diberikan tergantung dengan seberapa banyak umat yang terdaftar pada paroki tersebut. Semakin banyak umat yang terdaftar, semakin banyak pula tiket yang diberikan kepada paroki.
Negara juga turut ambil bagian dalam kehadiran Paus ke Indonesia. Mulai dari fasilitas yang digunakan hingga keamanan. Negara menyediakan fasilitas-fasilitas yang digunakan seperti Bandara Soekarno-Hatta, Gelora Bung Karno, dan pesawat Garuda Indonesia. Di bidang keamanan, bantuan pemerintah juga tidak kalah penting. Pemerintah mengerahkan Paspampres, TNI, dan Polri untuk menjaga keamanan Paus Fransiskus. Mulai dari pendaratan pesawat yang digunakan Paus Fransiskus, perjalanan selama di Jakarta, pertemuan dengan masyarakat Indonesia, sampai keberangkatan Bapa Paus dari Indonesia menuju ke Timor Leste.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanannya di Jakarta, Bapa Paus mendatangi beberapa tempat, salah satunya adalah Masjid Istiqlal yang berada di seberang Gereja Katedral Jakarta. Kedatangan beliau ke Masjid Istiqlal menunjukan sikap toleransinya dalam perbedaan agama. Di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Disana, beliau menyampaikan pesan-pesan bagi masyarakat Indonesia untuk saling menghargai satu sama lain dan menjaga persatuan. Selain itu, Paus Fransiskus juga meresmikan terowongan silaturahmi yang menyambungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta sebagai simbol toleransi beragama. Bapa Paus juga menunjukan sikap toleransinya dengan menerima sambutan dan mencium tangan Nasaruddin Umar.