Konten dari Pengguna

Lepaskan Scroll, Rasakan Flow

Jody jeremi hadrian ritonga
seorang mahasiswa pencinta literasi yang mengambil pendidikan di UNAI, memiliki misi untuk menulis bagi masyarakat Indonesia, dengan tujuan memperkenalkan sains agar dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan diterapkan secara praktis.
30 September 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jody jeremi hadrian ritonga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas mencerminkan motivasi utama perusahaan Facebook, yang kini telah berganti nama menjadi META. Facebook adalah salah satu platform media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat. Di era sekarang, banyak orang memiliki lebih dari satu akun media sosial. Di dalam satu ponsel, kita bisa menemukan berbagai aplikasi media sosial, mulai dari YouTube, Instagram, TikTok, dan lain-lain.
Namun, sejatinya, apa itu media sosial? Apakah visi dan misi yang diusung oleh platform-platform tersebut benar-benar memberikan dampak yang sesuai dengan tujuan mereka? Mari kita bahas lebih dalam.
Definisi singkat dari media sosial adalah teknologi yang memfasilitasi orang-orang untuk berbagi informasi satu sama lain. Pada mulanya, media sosial dibentuk sebagai platform yang memungkinkan orang untuk saling terhubung tanpa hambatan jarak dan waktu. Dari platform seperti Six Degrees, Friendster, hingga Myspace, media sosial telah menjadi inovasi besar dalam dunia komunikasi.
Seiring perkembangan waktu, media sosial jauh melampaui ekspektasi awal. Yang dulunya dianggap hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi, kini telah berevolusi menjadi ladang bisnis yang menguntungkan, baik untuk perusahaan maupun individu. Aliran pendapatan dari media sosial kini semakin deras, membuka peluang ekonomi yang belum pernah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Baik selebritas maupun orang biasa turut terjun dalam euforia ini. Media sosial memungkinkan mereka untuk menjangkau penggemar, membangun personal branding, serta menghasilkan pendapatan yang luar biasa. Dampak media sosial kini tidak hanya terbatas pada interaksi, tetapi juga menjadi mesin ekonomi yang besar.
Luar biasa bukan dampak sosial media? berarti META sudah mencapai misi nya yaitu yang seperti kutipan yang penulis catutkan di atas? Apa benar dengan segala uang dan kemudahan yang di berikan sosial media mereka memberikan platform untuk "Bring Global Closer." ?
National Survey On Drug Use and Health
Jika kita melihat grafik di atas, tampak bahwa pada periode 2004 hingga 2010, tingkat depresi di kalangan remaja di Amerika Serikat relatif stagnan. Namun, setelah tahun 2010, terjadi lonjakan signifikan, baik pada pria maupun wanita. Apa yang menyebabkan hal ini?
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog terkenal asal Amerika, Jonathan Haidt, banyak Gen Z mulai mengalami gangguan depresi setelah tahun 2010. Sebaliknya, generasi Baby Boomers dan generasi sebelumnya tampaknya tidak begitu terdampak. Hal ini tercermin dari data grafik yang menunjukkan bahwa rata-rata usia penderita depresi berkisar antara 11 hingga 17 tahun, yang merupakan kelompok usia Gen Z.
Menariknya, angka tersebut kebetulan berkorelasi dengan peluncuran Instagram pada tahun 2010. Mengapa bisa demikian? Mengapa sebuah alat yang dirancang untuk berkomunikasi dan menciptakan peluang besar, yang pada awalnya disebut sebagai cara untuk "Bring Global Closer." justru menjadi mesin yang mengerikan yang menyebabkan peningkatan signifikan dalam tingkat depresi di kalangan Gen Z?
Nyatanya, media sosial memberikan dampak yang sering kali menciptakan efek semu bagi penggunanya. Salah satu contohnya adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Misalnya, ketika melihat teman menggunakan filter yang membuat mereka terlihat lebih cantik, kita mungkin merasa kurang percaya diri dan bertanya-tanya, "Mengapa saya tidak secantik mereka?"
ADVERTISEMENT
Hal serupa terjadi ketika kita melihat influencer atau orang lain selalu tampak bahagia, sering bepergian, dan menikmati hidup. Ini bisa membuat kita merasa hidup kita kurang berarti, tidak sebahagia mereka. Namun, dampak negatif media sosial tidak berhenti di situ.
Melalui media ini, bullying yang sebelumnya mungkin terbatas pada lingkungan tertentu, kini dapat dilakukan secara massal dan global. Contohnya bisa dilihat di kolom komentar media sosial. Jika seseorang sedikit berbeda atau tidak sesuai dengan ekspektasi mayoritas, komentar tersebut sering kali dibanjiri cacian dan hujatan. Bahkan, ada kasus di mana seseorang dibully hanya karena foto selfie nya dianggap tidak menarik.
Sungguh, media sosial bisa menjadi tempat yang liar dan tidak terkendali. Memang, manfaat yang diberikan oleh media sosial sangat signifikan dan mempermudah banyak aspek kehidupan kita. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa efek sampingnya juga begitu banyak dan meresahkan. Lalu, bagaimana kita harus menyikapinya? Apakah solusi yang tepat adalah dengan menghapus sosial media sepenuhnya dan mengasingkan diri di atas gunung?
ADVERTISEMENT
Penulis memiliki beberapa tips yang coba dirangkumkan agar bisa di terapkan terhadap kehidupan ber sosial media agar tidak terjerat dan dapat bersosial media dengan baik
ADVERTISEMENT
Semoga kita semua dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial, serta menjadi lebih sadar akan dampak yang ditimbulkan. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa memanfaatkan media sosial secara positif dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Mari budayakan untuk melepaskan scroll sejenak untuk menikmati flow di dalam kehidupan.