'Taki Taki' dan Produk Akulturasi Budaya Latin

Geovannie Foresty P.
Sepakbola | Video | Saham | Digital | Musik | 34/63 | Hispano | Latino
Konten dari Pengguna
9 Maret 2019 17:35 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Geovannie Foresty P. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
DJ Snake bersama Ozuna, Selene Gomez, dan Cardi B. dalam proyek lagu 'Taki Taki'. Foto: twitter.com/@billboard
zoom-in-whitePerbesar
DJ Snake bersama Ozuna, Selene Gomez, dan Cardi B. dalam proyek lagu 'Taki Taki'. Foto: twitter.com/@billboard
ADVERTISEMENT
Suntuk mengerjakan berbagai tugas yang tak kunjung habis, secara spontan tangan ini bergerak menggenggam mouse yang ada di sisi kanan dan mengarahkan kursor komputer untuk membuka Spotify. Tujuannya sederhana, mencari lagu yang dapat memberikan semangat dan inspirasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sudah tertumpuk di kepala.
ADVERTISEMENT
Waktunya memilih pun tiba, secara sekilas terbaca satu judul lagu yang menarik perhatian, 'Taki Taki'. Woow, ternyata hingga minggu kedua bulan Maret 2019, 'Taki Taki' masih masuk dalam daftar top 50 Spotify Indonesia.
Siapa yang tidak tahu lagu 'Taki Taki? Bahkan dua bocah di rumah yang berumur di bawah 7 tahun langsung menari dan meneriakkan 'Taki Taki' saat mendengarkan suara synthesizer dan bunyi dentuman beats bergaya musik latin tersebut.
Sejak dirilis pada tanggal 28 September 2018, dalam hitungan satu minggu 'Taki Taki' langsung menduduki peringkat nomor 1 daftar top 50 Spotify dunia, dan video klipnya yang diupload di YouTube pada tanggal 9 oktober 2018, telah menjadi salah satu video tercepat di dunia yang mencapai 100 juta penonton.
ADVERTISEMENT
Di Spotify sendiri, walaupun pada minggu ketiga bulan oktober 2018 sempat turun peringkat, karena rilisnya lagu Mia (Bad Bunny & Drake) yang sealiran, 'Taki Taki' kembali lagi ke peringkat nomor 1 selama beberapa minggu dan bertahan sampai hari ini dalam top 50 Spotify dunia.
Mengupas Taki Taki
Banyak yang bertanya kepada saya, apa arti 'Taki Taki' dalam Bahasa Indonesia? Jika kita merujuk pada kamus Bahasa Spanyol, sudah pasti tidak akan ditemukan satu kata taki di dalamnya. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pengarangnya Ozuna, yang menyatakan bahwa:
ADVERTISEMENT
Tidak puas dengan jawaban tersebut, saya pun mencoba merekonstruksi dua teori.
Pertama, kata taki kemungkinan besar berasal dari kata taquicardia, yang artinya kecepatan detak jantung yang berlebihan, yang jika disandingkan dengan kata rumba (istilah yang lekat dengan kata “pesta” di Kolombia dan memiliki arti sebagai tarian berirama latin asal Cuba) akan dapat dimaknai sebagai "kecepatan detak jantung yang berlebihan akibat berpesta dengan irama tarian musik latin". Manis, ya?
Teori kedua, Ozuna sengaja menyembunyikan asal kata taki agar para pendegarnya yang ada di seluruh dunia menerima kata taki sebagai bahasa dunia. Memang kata taki tidak ada di kamus Bahasa Spanyol, tetapi sebenarnya kata taki ada di kamus Bahasa Quechua/Quichua--satu kelompok etnis Indian Amerika keturunan Imperium Inca yang hidup di Argentina, Bolivia, Chile, Colombia, Ecuador, dan Peru--yang artinya “nyanyian/lagu”.
https://drclas.harvard.edu/event/introduction-quechua-language-and-culture-andes
Apapun alasannya, disengaja atau tidak, formula kemasan lagu 'Taki Taki' perlu diacungkan jempol karena lagu ini masih terus diputar terutama di kalangan anak muda zaman now. Lagu besutan DJ Snake bersama musisi-musisi papan atas di genrenya seperti Ozuna, Selene Gomez, dan Cardi B., berhasil memadukan secara hebat tiga genre musik yang populer: musik rap; pop; dan reggaeton, dan dikemas dengan menggunakan dua bahasa besar dunia, Inggris dan Spanyol.
ADVERTISEMENT
Akulturasi Budaya Hispano-Latino
Formula kemasan musik ini bukanlah satu strategi pemasaran yang baru di industri musik; seperti belajar dari para pendahulunya, lagu 'Despacito' yang dinyanyikan oleh Luis Fonsi bersama Daddy Yankee berhasil melakukan penetrasi pasar dan menjadi lagu terpopuler di negara-negara yang tidak menggunakan Bahasa Spanyol sebagai bahasa resminya. Bahkan seakan-akan sudah menjadi bagian dari budaya dunia, lagu-lagu dengan beat Reggaeton dan berbahasa Spanyol, sejak 'Despacito', konsisten masuk dalam berbagai chart musik di dunia.
Proses ini memang membutuhkan waktu yang lama, kita mengingat bagaimana lagu 'Macarena' (pada tahun 1997) penah menjadi simbol representasi budaya Spanyol yang mendunia tapi kemudian tenggelam. Tidak lama kemudian, muncul Ricky Martin, namun masih malu-malu menggunakan Bahasa Spanyol-nya secara lebih utuh.
ADVERTISEMENT
Dilanjutkan oleh para penyanyi-penyanyi papan atas, seperti Enrique Iglesias dan Shakira yang mulai sering menggunakan beat Reggaeton dan sedikit demi sedikit memasukkan kosa kata Bahasa Spanyol dalam lagu-lagunya untuk pasar musik dunia.
Banyak faktor yang mendukung keberhasilan musik reggaeton sebagai representasi musik latin di dunia, berikut beberapa di antaranya: Pertama, diawali dengan kegigihan Daddy Yankee yang secara terus menerus menyanyikan lagu-lagunya dengan beat reggaeton yang catchy dan konsisten menggunakan kosa kata Bahasa Spanyol yang mudah diterima telinga masyarakat Amerika Serikat.
Secara tidak langsung, Daddy Yankee berhasil menciptakan fenomena earworm/brainworm dalam lagu-lagunya. Alhasil, musiknya diterima dengan baik dan sering masuk dalam top 50 chart musik di Amerika Serikat.
Kedua, perkembangan tekonologi musik streamming seperti Spotify, iTunes, dan YouTube yang memudahkan pendegarnya untuk menikmati dan mencari lagu sesuai dengan seleranya. Dahulu kita menerima dan mendengar musik hanya tergantung dengan persepsi dan selera management sebuah radio, sekarang polanya telah berubah, radio akan lebih sering memutarkan lagu yang populer di masyarakat tanpa terlalu memperhatikan bahasa yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, seiring dengan adanya kesadaran masyarakat dunia terhadap gaya hidup yang sehat dan berkembangnya musik reggeaton sekitar tahun 2000-an, seorang instruktur senam dari Colombia, Alberto Perez, secara tidak sengaja mencipatkan teknik baru senam yang memadukan antara olahraga dan tarian latin, yang kemudian disebut dengan senam Zumba.
Keberhasilan penyebaran teknik senam yang dibalut dengan konsep kebugaran dan "pesta” ini, secara tidak langsung telah membuka pasar baru bagi industri musik latin. Para peserta zumba yang awalnya tidak mengerti musik latin, dalam satu hari saja, demi olahraga, akan langsung menyerap musik tersebut ke dalam otaknya.
Apakah semua itu hanya sebuah kebetulan yang berkembang secara bersamaan, atau memang ada tangan-tangan besar di atas sana yang mampu membaca perkembangan industri dan meraih keuntungan?
ADVERTISEMENT
Tentu titik-titiknya sulit untuk ditelusuri, namun perlahan tapi pasti budaya Hispano-Latino yang diusung oleh musik Reggaeton dapat mulai diterima sebagai salah satu budaya populer baru dunia. Indonesia seharusnya bisa belajar dari musik Latin untuk mengembangkan belantika musik nusantara ke seluruh dunia.
Sudah Waktunya Bagi Indonesia?
Jika kita mendengarkan dengan seksama dentuman dan ritme lagu-lagu Amerika Latin, sebenarnya kita tidak akan merasakan perbedaan yang jauh dengan irama musik dangdut Indonesia. Bahkan sebagai contoh, kita sendiri tidak pernah menyadari bahwa lagu 'Kopi Dangdut' yang kita anggap sebagai salah satu lagu yang merepresentasikan dangdut Indonesia, ternyata sangat mirip/sama (cenderung plagiat) dengan lagu populer Venezuela yang judulnya 'Moliendo Café'.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontraversi itu, masih banyak lagu-lagu dangdut Indonesia yang sangat berpotensi untuk dikenal di luar negeri. Misalnya 'Meraih Bintang' yang dinyanyikan oleh Via Vallen dan dipopulerkan sebagai lagu resmi Asian Games tahun 2018. Menurut Santi (Santiago), sahabat saya orang Argentina yang menikah dengan WNI, mengatakan bahwa
Mungkin karena dangdut memiliki sentuhan yang mirip dengan reggae yang bernuansa tropikal, atau juga karena dangdut dan musik latin pada umumnya memiliki akar yang sama, yaitu pengaruh musik arab. Asian Games bagi saya telah menjadi 'gong' untuk bersama-sama berupaya mempromosikan musik Indonesia ke luar negeri.
Upaya yang Telah Dilakukan
ADVERTISEMENT
Pemerintah sendiri melalui Badan Ekonomi Kreatif telah melihat potensi yang besar ini, dengan menyelenggarakan program Hello Dangdut, sebuah platform musik dangdut dengan tujuan mengangkat musik dangdut untuk semua kalangan, khususnya generasi milenial dan selanjutnya mendorong dangdut agar diterima ke pasar global.
Kementerian Luar Negeri melalui seluruh perwakilan di dunia juga telah berupaya untuk mengembangkan industri dangdut. KBRI Den Haag misalnya, yang telah menyelenggarakan acara Dangdutch 2018, dan perwakilan lainnya yang menyisipkan lagu-ladu dangdut dalam berbagai kegiatan kebudayaan seperti Bazar Solidario di Madrid, Cultural Festival di Azerbaijan, Festival Indonesia di Bogota, dan kegiatan kebudayaan lainnya di kota-kota yang ada perwakilan Indonesia.
Keterlibatan pihak swasta juga dibutuhkan. Saat ini sudah banyak produser yang juga berupaya untuk memberikan wajah baru bagi musik dangdut; ada juga perusahaan musik yang konkrit mengembangkan musik dangdut di luar negeri, seperti New Sound Release (NSR) Production di Amerika Serikat. Begitu juga sudah mulai banyak musisi atau artis, baik lokal maupun orang asing yang didorong untuk mempromosikan dangdut di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita berkaca sekali lagi pada lagu 'Taki Taki' atau 'Despacito' secara khusus dan keberhasilan musik reggaeton pada umumnya. Pengembangan dan penetrasi musik dangdut di dunia perlu disusun dan dikembangkan secara holistik.
Selain memanfaatkan teknologi, perlu diciptakan sesuatu yang dapat mendukung musik dangdut, misalnya seperti bekerja sama dengan Zumba Fitness LCC untuk menyisipkan lagu-lagu dangdut di setiap latihannya. Selain itu, harus ada yang menciptakan teknik olahraga baru dengan mengusung lagu-lagu dangdut sebagai dasar ketukan gerakannya.
Tidak cukup pemerintah dan pihak swasta saja, tapi masyarakat dan seluruh penikmat musik juga perlu memiliki kepedulian untuk turut memperkenalkan budaya kita di luar negeri. Sederhana saja, dengan mulai membiasakan memutar lagu-lagu Indonesia, maupun mulai berkreasi dengan menggunakan unsur-unsur musik yang kita miliki. Seperti yang pernah dikatakan Presiden Jokowi di hadapan siswa-siswi SMA Taruna Nusantara:
ADVERTISEMENT
Lewat tulisan ini, ijinkan saya untuk menyampaikan, Selamat hari Musik Nasional! bagi kita semua.