Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ainun Najib Bantah Ikut Urus Situs KPU dan KawalPilkada
16 Februari 2017 18:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Ainun Najib kembali mencuat setelah beredar pesan berantai yang menyebutnya sebagai kepala administrator server Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pesan tersebut datang bersamaan dengan kabar situs web KPU yang diserang peretas yang berupaya memanipulasi data dan hasil hitung suara Pilkada.
ADVERTISEMENT
Menanggapi soal itu, Ainun menyampaikan bantahan yang mengarah ke dirinya. Dia menegaskan itu berita bohong yang hanya mencatut namanya.
Ainun berkata dirinya sama sekali tak terlibat dalam operasional situs maupun server KPU, baik Pilkada wilayah Jakarta atau di daerah lain. Ia juga menyatakan tak terlibat dalam menangani situs KawalPilkada.
"Enggalah, itu hoax. Kalau event Pilkada tidak ikutan," bantah Ainun Najib ketika dihubungi tim kumparan pada Kamis (16/2).
Nama Ainun pertama kali dikenal publik ketika ia membangun situs urun daya KawalPemilu.org yang banyak didukung masyarakat untuk memasukkan data hitung suara TPS, untuk kemudian dilakukan hitung cepat versi KawalPemilu.
Inisiasi Ainun membangun KawalPemilu didasarkan atas keterbukaan data yang dilepas KPU agar pemilu 2014 lalu transparan dan bisa dipantau oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mengenai kabar hari ini yang menyatakan keberadaan server KPU di Singapura, seperti tertulis di pesan berantai hoax itu, menurut Ainun hal tersebut sama sekali tidak mungkin karena peraturan UU menjelaskan server yang berisi data institusi harus berasal dari Indonesia.
"Itu juga enggak mungkin, soalnya secara undang-undang tidak boleh. Untuk pelayanan publik itu datanya tidak boleh berada secara fisik di luar Indonesia. Itu clear sekali di UU," tambahnya.
Ainun juga berpendapat bahwa kemungkinan situs KPU diserang oleh peretas bisa saja terjadi. Namun yang tidak dimengerti olehnya adalah motif dari peretasan itu, dan ia menduga hal tersebut sengaja dilempar untuk membangun opini keliru bahwa data hitung suara telah dimanipulasi oleh peretas.
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut Ainun, peretasan sama sekali tak akan mengganggu data hasil Pilkada, karena hasil hitung suara ditulis dengan pena di atas kertas. Sementara server maupun situs web KPU itu sendiri, hanya untuk publik supaya bisa melihat hasil perolehan suara.
"Saya tak tahu itu motifnya. Dugaan saya mungkin ini simply hacker iseng saja. Atau alternatifnya, ada hacking supaya seolah-olah data KPU itu tidak valid, menyebarkan disinformation seolah-olah ada konspirasi," ucap Ainun.
Pihak KPU sendiri sudah membantah kabar yang menyebut keterlibatan Ainun di KPU maupun keberadaan server KPU di Singapura. Bantahan langsung dilontarkan oleh Ketua KPU RI, Juri Ardiantoro.
Sementara soal performa situs KPU yang lambat, itu terjadi karena trafik ke situs tersebut sangat besar. Tim juga sangat aktif mengunggah data serta mempublikasi konten ke situs KPU agar siapa saja bisa ikut memantau.
ADVERTISEMENT