Konten dari Pengguna

Babymetal, Ketika Musik Metal Jadi Begitu Ceria

Jofie Yordan
Gamer, Concertgoer, and Manchester United fan ⚡
5 Maret 2017 3:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jofie Yordan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Babymetal, Ketika Musik Metal Jadi Begitu Ceria
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagaimana jadinya jika musik metal yang keras, berisik, dan gelap, dipadukan dengan musik J-pop idol macam AKB48 dengan koreografi nan ceria serta lirik penuh pesan positif?
ADVERTISEMENT
Jangan kaget, musik seperti ini ternyata betul-betul ada dan grup band asal Jepang, Babymetal, adalah pionir jenis musik itu yang mereka namai sendiri sebagai kawaii metal. Sebuah ide yang sangat berani memang, sebagai dua gaya musik yang berbeda kutub, kombinasi ini sudah pasti akan menimbulkan pro kontra, juga waktu bagi para pendengarnya untuk mencerna. Sejauh ini, Babymetal mampu membuktikan kegilaan idenya dengan berbagai jadwal konser di luar Jepang dan pengakuan dari beragam kalangan musisi.
Sejarah
Babymetal dibentuk pada 2010 dan dipimpin oleh tiga remaja perempuan, Suzuka Nakamoto (Su-metal) sebagai vokalis utama, lalu ada Yui Mizuno (Yui-metal) dan Moa Kikuchi (Moa-metal) sebagai vokalis pendukung.
Terjunnya ketiga perempuan yang merupakan jebolan dari grup idol Sakura Gakuin ini ke dalam dunia musik ternyata menyimpan misi serius, yaitu memperkenalkan genre baru bernama kawaii metal. Genre ini merupakan gabungan dari musik metal dan J-pop seperti yang dibawa oleh Babymetal. Kawaii dalam bahasa Jepang sendiri memiliki arti 'lucu', jadi metal lucu, gitu?
ADVERTISEMENT
Penampilan Su, Yui, dan Moa dalam mengolah vokal ditunjang oleh iringan instrumen musik dari Kami Band.
Entah kenapa Kami Band ini mengenakan pakaian serba putih dan corpse paint yang membuatnya seperti hantu. Padahal 'Kami' dalam bahasa Jepang berarti 'dewa', tapi kenapa wujudnya jadi seperti hantu. Aneh.
Kiprah Babymetal dalam industri musik diurus oleh produser yang merupakan otak dari trio kawaii metal tersebut, bernama Kei Kobayashi atau yang lebih sering disebut Kobametal. Diketahui jika Su, Yui, dan Moa, tidak terlibat dalam pembuatan lagu, tetapi Koba-lah yang bertanggung jawab dalam produksi musik di dua album awal Babymetal dengan bantuan beberapa pihak.
Musik dan Lirik
Babymetal memang sangat berbeda dari yang lain dengan musik unik yang disajikan. Musik metal dan idol menjadi satu dalam Babymetal, di mana distorsi, riff, dan melodi menendang bokong dibalut dengan vokal serta lirik khas grup idol.
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis musik dimasukkan ke dalam album debut mereka, yaitu sebuah album self-titled yang dirilis pada 2014. Di sini, nuansa idol masih sangat terasa dengan berbagai variasi musik yang disajikan.
Dari album debut Babymetal, ada unsur-unsur metalcore, J-pop, nu-metal, symphony metal, elektronik, post hardcore, deathcore, hingga hip-hop yang dikombinasikan di 13 lagunya.
Lagu 'Gimme Chocolate!' menjadi hits yang membawa nama Babymetal ke dunia musik internasional. Liriknya? Sesuai dengan judul, lagu ini bercerita tentang perempuan yang ingin makan cokelat, tetapi takut gendut. Akhirnya ia meminta sedikit saja cokelat itu dengan penuh permohonan. Metal sekali bukan? Hahaha
Asli, lirik dari Babymetal ini memang di luar dugaan. Ada lagu andalan lain dari album debut berjudul 'Ijime Dame Zettai', yang berpesan kepada pendengarnya untuk tidak mem-bully orang lain.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya menurut saya, yang aneh dari musik Babymetal ini adalah suara duo Yui-Moa yang terasa tidak cocok dengan musik dan suara Su. Saat keduanya mengeluarkan suaranya, kadang membuat saya berpikir, "Coba tidak ada suara 'lucu' ini."
Bisa disimak di lagu 'Akatsuki', di mana Su bernyanyi sendirian tanpa gangguan kedua juniornya. Dengan musik symphony metal yang terasa kuat di lagu ini, Su memamerkan suaranya yang angelic seperti Tarja Turunen (eks Nightwish) atau Simone Simons (Epica).
Tapi, sepertinya duo Yui-Moa akan tetap diandalkan, toh ternyata di luar sana banyak juga yang menggemari mereka berdua selain Su. Penonton kecewa...apa cuma saya saja?
Sementara di album kedua, Metal Resistance (2016), terjadi pendewasaan dalam segi musik dan lirik--meski masih ada beberapa yang lucu.
ADVERTISEMENT
Di album ini, Kami Band lebih menunjukkan teknik mereka dalam memainkan musik yang lebih progresif. Tidak ada lagi hip-hop, tak terlalu banyak elektronik, dan lebih berat.
Trek pertama misalnya, 'Road of Resistance' adalah lagu paling epik yang dimiliki Babymetal sejauh ini. Kencang, melodius, harmonis, dan penuh kekuatan. Lagu ini mengusung kombinasi musik power dan speed metal ala Dragonforce. Lirik dalam 'Road of Resistance' berisi pesan untuk terus maju meski berbagai rintangan menghadang di depan mata, karena ini adalah jalan perlawanan. Dengan musik dan gaya vokal Su, lagu ini sukses menyampaikan pesannya dengan baik--untuk saya.
Ada juga lagu 'Karate' yang terdiri dari musik groove dan nu-metal. Lagu ini adalah salah satu single andalan dari Metal Resistance selain 'Road of Resistance'. 'Karate' memiliki lirik yang berisi tentang manusia yang harus selalu bangkit meski harus jatuh berkali-kali, seperti dalam pertarungan karate.
ADVERTISEMENT
Lagu lainnya yang saya rekomendasikan dari album ini adalah 'YAVA' dan 'Amore'. Sementara untuk lagu pertama Babymetal yang sepenuhnya berbahasa Inggris, 'The One', kurang masuk dengan telinga saya.
Bagi yang senang dengan unit progresif legendaris, Dream Theater, bisa menyimak 'Tales of the Destinies' yang terasa kental unsur progresif teknikal ala band kawakan tersebut.
Begitulah musik Babymetal, campuran dari berbagai jenis musik metal yang sudah ada. Mungkin hal ini dilakukan untuk merangkul beragam penggemar metal dari genre yang bermacam-macam. Maklum, selain menuai kesuksesan, Babymetal juga harus menghadapi banyak haters yang menganggap mereka tak pantas dibilang metal.
Tapi kalau saya lihat dan dengar sendiri, Babymetal bisa dibilang metal dari musiknya. Simak rentetan melodi, riff-riff berat dan kencang, serta gempuran double pedal konstan yang memberikan cukup banyak energi di setiap lagunya.
ADVERTISEMENT
Aksi Panggung
Tidak bisa dipungkiri, bahkan oleh berbagai musisi metal senior, penampilan live Babymetal adalah nilai utama dari band ini. Aksi panggung Babymetal dianggap selalu penuh energi dan mampu memancing keliaran-keliaran di arena moshpit.
Moshpit adalah sebutan untuk area penonton saling bertubrukan badan dalam menikmati musik yang disajikan si penampil di atas panggung. Koreografinya yang unik juga menjadi ciri khas tersendiri, meski tidak sedikit yang menentangnya.
Dengan kostum ala grup idol berwarna hitam, diiringi musik dari Kami Band di belakang mereka, Babymetal tampil secara profesional dan tak kenal lelah. Dalam konser yang biasa mereka lakukan selama kurang dari dua jam, trio Babymetal tak berhenti menari alias koreografi sepanjang konser sambil bernyanyi. Hebatnya, kualitas suara Su tetap oke selama dua jam itu. Ia bernyanyi secara real dan tidak lip-sync dalam setiap repertoar di penampilannya.
ADVERTISEMENT
Dari segi koreografi, intensitas gerakan ketiganya pun terjaga dengan baik dan penuh ekspresi dari awal hingga akhir, termasuk Kami Band yang tampak menikmati musik yang mereka mainkan dengan wajah ekspresif. Tapi memang manusia tidak ada yang sempurna, Babymetal sempat kewalahan ketika tampil di Jerman tahun lalu. Tempat mereka konser saat itu tidak memiliki cukup sirkulasi udara hingga akhirnya ketiganya harus menghentikan konser di tengah penampilan. Untungnya mereka tetap melanjutkan tur konser Eropa setelah insiden tersebut.
Dalam konsernya, Babymetal pernah main di festival musik keras populer di Eropa, seperti Sonisphere dan Download Festival, bahkan mereka pernah main di venue legendaris, SSE Arena Wembley, Inggris. Babymetal sudah pernah menggelar tur konser di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Penonton Babymetal jika dilihat dari video-video live mereka di YouTube sepertinya memang dikuasai oleh penggemar musik metal. Kebanyakan penonton Babymetal mengenakan kaos-kaos band metal populer dan lucunya adalah saat mereka ikut menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jepang dari Babymetal di konsernya. Cari saja di YouTube, karena saya sendiri terbahak-bahak melihat orang bule bernyanyi bahasa Jepang.
Pandangan Musisi Lain
Tak hanya menarik perhatian musik metal, Babymetal juga menjadi sorotan di musik secara umum. Lady Gaga pernah menggandeng mereka sebagai pembuka dan mengakui kekagumannya terhadap trio kawaii tersebut. Lalu, ada Skrillex yang pernah berfoto bersama Babymetal ketika konser di Jepang.
Babymetal memang menjadi fenomena baru, terutama di media sosial, di mana banyak musisi-musisi senior yang mengunggah foto mereka bersama Babymetal. Ini seperti menjadi dukungan bagi Babymetal untuk terus berkarya dan mengabaikan kecaman para elitist metal di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Salah satu gitaris legendaris, Rob Zombie, turut melindungi mereka dari serangan para haters. "Apapun musiknya, mau itu speed, power, metalcore, saya tak peduli. Mereka memberikan energi yang luar biasa ketika tampil," tulis Rob Zombie dalam akun Facebook-nya.
Sekarang, Babymetal menemani One Ok Rock sebagai dua band asal Jepang yang sering mewarnai panggung-panggung internasional. Senior mereka, X Japan juga tampil di SSE Arena Wembley, Inggris, pada 4 Maret kemarin. Sementara band senior lainnya, L'Arc en Ciel, sedang tertidur.
Ke depannya, para personel Babymetal akan bertambah dewasa dan tak lagi 'baby' seperti sedia kala. Apakah formasi ini akan terus bertahan? Abaikan saja dulu pemikiran itu dan nikmati sejenak penampilan menyenangkan dari Babymetal untuk saat ini.
ADVERTISEMENT