Facebook Cegah Siaran Langsung Pembunuhan Terulang Lagi

18 April 2017 17:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Siluet seorang pria nampak tengah memegang handphone dengan logo Facebook di belakang (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Siluet seorang pria nampak tengah memegang handphone dengan logo Facebook di belakang (Foto: Reuters)
Minggu, 16 April 2017, pengguna internet digegerkan dengan peristiwa pembunuhan yang disiarkan langsung di media sosial Facebook melalui fitur Live. Pelaku diketahui bernama Steve Stephens dan korban seorang kakek bernama Robert Godwin. Tidak ingin kejadian mengerikan tersebut terulang kembali di platform-nya, Facebook akan meninjau penanganan video kekerasan. Mereka bakal memanfaatkan teknologi baru berupa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mencegah hal itu terjadi. AI ini akan membantu pengguna mencegah membagikan video kekerasan, namun masih membiarkan pengguna menyebarkan kesadaran atau berbicara tentang video tanpa harus mengunggah konten visual yang sensitif. Facebook juga berjanji mempercepat proses pelaporan konten yang tidak sesuai dengan kebijakan dan pendiriannya, di mana saat ini mereka mengaku meninjau jutaan konten yang dilaporkan ribuan pengguna di seluruh dunia dalam 40 bahasa lebih setiap pekannya. "Menjaga komunitas global kami dengan aman adalah bagian terpenting dalam misi kami. Kami berterima kasih kepada semua orang yang melaporkan video dan konten kekerasan lainnya kepada kami, dan untuk mereka yang membantu kami menjaga Facebook aman setiap hari," tulis tulis VP of Global Operation Facebook Justin Osofsky dalam siaran pers. Baca juga: Facebook Kecam Aksi Pembunuhan Disiarkan Live Terkait dengan kasus Steve Stephens, Facebook berkata orang ini membagikan tiga video ke jejaring sosial tersebut. Video pertama diunggah pukul 11:09 pada Minggu waktu setempat, berisikan percakapan Stephens yang merencanakan pembunuhan. Dua menit kemudian, 11:11, Stephens mengunggah video penembakan. Dan video terakhir, disiarkan secara langsung pada pukul 11:22, berisi pengakuan pembunuhan. Video penembakan tidak dilaporkan pengguna Facebook sampai dengan pukul 12:59 dan dilanjutkan dengan penutupan akun Stephens pada pukul 13:22 yang menyebabkan semua video sudah tidak bisa diakses. "Kami menonaktifkan akun tersangka dalam waktu 23 menit setelah menerima pelaporan pertama tentang video pembunuhan, dan dua jam setelah menerima laporan apapun. Tapi kami tahu kami perlu melakukannya lebih baik lagi," tambah Osofsky.
ADVERTISEMENT