Mengenal Anousheh Ansari, Perempuan Muslim Pertama di Luar Angkasa

21 Agustus 2017 7:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anousheh Ansari saat misi luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari saat misi luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 18 September 2006 silam, seorang perempuan bernama Anousheh Ansari sukses menarik perhatian dunia setelah menobatkan diri menjadi perempuan pertama dalam penerbangan luar angkasa pribadi. Selain itu, pencapaian ini juga membuat Ansari menjadi perempuan Muslim pertama di luar angkasa. Apa yang dimaksud penerbangan luar angkasa pribadi? Artinya, Ansari benar-benar mengeluarkan uangnya sendiri untuk perjalanan luar angkasa ini, layaknya liburan. Modal perjalanannya ini berasal dari bisnisnya, di mana ia dikenal sebagai entrepreuneur dan juga salah satu pendiri serta Chairman dari Prodea Systems. Perusahaan yang dibangun pada 2006 ini bergerak di bidang perangkat internet. Sebelum mendirikan Prodea Systems, Ansari juga merupakan pendiri dan CEO dari Telecom Technologies, yang kemudian perusahaan itu merger dengan Sonus Networks pada 2001 dalam kesepakatan bernilai 750 juta dolar AS. Dari rangkaian bisnis inilah Ansari dapat mendanai sendiri perjalanan ke luar angkasanya dan mengunjungi International Space Station (ISS). Ansari menjadi orang keempat di dunia yang berhasil terbang ke luar Bumi dengan dana sendiri. "Hanya dengan berada di luar angkasa, tanpa memerhatikan gender, agama, atau darimana pun kamu berasal adalah pengalaman yang luar biasa. Ini adalah sesautu yang akan mengubah hidupmu selamanya dan memberi dampak bagaimana kamu melihat dunia, melihat hubunganmu dengan dunia, serta dengan lingkungan," ujar Ansari, dalam pernyataan yang diterima kumparan (kumparan.com). Pindah ke Amerika Serikat Ansari, tertarik dengan luar angkasa sejak kecil saat ia masih tinggal di Iran. Ya, Ansari lahir dan berkebangsaan Iran, ia kemudian pindah ke Amerika Serikat di usia 16 tahun tanpa kemampuan bahasa Inggris. Ansari bekerja keras mempelajari bahasa Inggris hingga akhirnya berhasil menguasainya. Di AS, Ansari meraih gelar sarjana di bidang teknik elektronik dan komputer dari George Mason University, kemudian gelar magister di George Washington University untuk bidang teknik listrik. Ansari juga mendapatkan gelar doktor kehormatan dari International Space University dan saat ini sedang mengejar gelar magister lainnya untuk bidang astronomi di Swinburne University.
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
Perempuan kelahiran 12 September 1966 ini memang sudah bermimpi untuk ke luar angkasa dan ia pun menabung untuk mewujudkannya. Pasca terkumpul, ia membayar perjalanan ini ke Badan Antariksa Rusia melalui sebuah perusahaan bernama Space Adventures, yang telah membeli beberapa kursi di ekspedisi Soyuz dari Rusia. Persiapan Sebelum Terbang ke Luar Angkasa Sebelum berangkat, Ansari menjalani enam bulan persiapan pada Februari 2006 di Star City, Rusia. Persiapan itu meliputi latihan di dalam kelas, simulasi, gravitasi nol, dan teknik bertahan hidup. "Saya mendapatkan pelatihan yang sama seperti yang diterima para astronaut. Tapi, latihan saya dalam tingkat 'pengguna', sementara mereka menjalani latihan sekitar dua tahun dengan lebih mendalam di tingkat perbaikan sistem. Namun, saya tetap mengambil peran aktif sebagai kru," kata Ansari.
Anousheh Ansari di ISS. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari di ISS. (Foto: Windows on Earth)
Oleh karena itu, Ansari enggan menyebut perjalanan ini sebagai liburan, karena program pelatihan yang telah ia lalui, kemudian bagaimana ia harus berperan aktif di dalam pesawat, serta adanya misi yang harus dijalankan. "Di hari keberangkatan, saya merasa sangat gugup jadi saya terkejut ketika mengetahui ternyata saya tidak gugup. Kami menghabiskan dua setengah jam di dalam kapsul untuk mempersiapkan prosedur peluncuran. Setelahnya mereka memutar musik agar kami dapat kesempatan untuk bersantai," ungkapnya. Hari Keberangkatan Ansari meluncur dalam bagian ekspedisi 14 dari Soyuz, bersama dua orang kru lainnya, yaitu Komandan Michael Lopez-Alegria, serta teknisi penerbangan Mikhail Tyurin. Misi dari perjalanan ini adalah membantu tim ekspedisi 13 Komandan Pavel Vingradov dan Ilmuwan NASA Jeff Williams yang telah menjalankan misi selama enam bulan di ISS. "Perjalanan itu memakan waktu dua hari ke International Space Station, kemudian kami menghabiskan waktu delapan hari di sana sebelum kembali ke Bumi bersama Vinogradov dan Williams. Perjalanan kembali ke Bumi sendiri memakan waktu sekitar empat jam," kenang Ansari.
Anousheh Ansari di pesawat luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari di pesawat luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
Ia mengaku uang yang telah ia keluarkan untuk perjalanan ini setimpal dengan pengalaman luar biasa yang ia dapatkan mulai dari masa persiapan dan pelatihan, hingga tiba di ISS. Bahkan, Ansari sempat merasa tidak ingin pulang dan mau 'bersembunyi' di stasiun luar angkasa internasional tersebut. "Berada di luar angkasa sangatlah luar biasa, terutama saat bisa merasakan ruang hampa. Melihat Bumi dari stasiun luar angkasa telah mengubah persepsi saya dari planet tersebut dan membuat saya merasa lebih protektif terhadap hadiah berharga ini," ucapnya. Saat ini, Ansari merasa luar angkasa adalah bagian yang sangat penting dari masa depan manusia dan perjalanan luar angkasa adalah sesuatu yang semua orang nantinya harus punya akses. "Setelah bertahun-tahun menanti dan enam bulan dalam latihan intensif, ekspektasi saya sangat tinggi. Bahkan, perjalanan saya ke luar angkasa telah melebihi ekspektasi. Itu merupakan pengalaman paling menegangkan yang pernah saya alami," ungkap Ansari.
ADVERTISEMENT