Pembuat Ransomware WannaCry Diyakini Fasih Berbahasa China

30 Mei 2017 10:14 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Virus Ransomware. (Foto: Thinkstock)
Beberapa waktu lalu, dunia digemparkan oleh wabah ransomware WannaCry yang menyerang 300 ribu komputer di 150 negara. Virus ini menyandera dokumen-dokumen dalam komputer korban, membuatnya terkunci dan tak bisa diakses. Penyelidikan pun sudah dilakukan untuk mencari pelaku yang bertanggung jawab menyebarkan virus tersebut. Ahli bahasa dari perusahaan intelijen AS bernama Flashpoint, berpendapat peretas pencipta WannaCry itu menggunakan bahasa China sebagai bahasa aslinya. Flashpoint menganalisis kalimat permintaan tebusan WannaCry dalam 28 bahasa. Mereka mengatakan, gaya bertutur dan ketepatan tata bahasa dari kalimat permintaan tebusan tersebut, sangatlah baik jika dilihat dalam bahasa China. Ini membuat para analis yakin peretas yang menuliskan permintaan itu berbicara bahasa China.
Pesan sandera WannaCry. (Foto: Kaspersky)
Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan tulisan permintaan tebusan dengan bahasa Inggris terkesan kaku dan terlihat menggunakan mesin penerjemah. Sementara untuk bahasa lainnya adalah terjemahan dari versi bahasa Inggris menggunakan Google Translate. Sebelumnya, serangan WannaCry diduga datang dari Korea Utara, berdasarkan penemuan dari ahli keamanan Google, Neel Mehta. Ia menemukan kode dalam versi awal dari WannaCry dengan kode yang persis dengan kode yang digunakan oleh Lazarus Group, sebuah kelompok peretas yang dikaitkan dengan Korea Utara. Dengan adanya penemuan baru seputar bahasa asli yang digunakan penyebar WannaCry ini, maka dugaan baru pun muncul yang kemungkinan peretas berasal dari China. Dalam serangan ransomware WannaCry secara global pada 12 Mei lalu, Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi korban. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, ada 12 institusi yang telah melaporkan dan terkonfirmasi terkena serangan WannaCry. Satu di antaranya adalah Rumah Sakit Dharmais, yang menyebabkan operasionalnya sempat lumpuh dan membuat pelayanannya berjalan manual. Baca juga: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang Ransomware WannaCry Ada di Sini
ADVERTISEMENT