Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pembuktian Terakhir Seorang Chester Bennington
9 Januari 2019 12:21 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Jofie Yordan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di akhir masa hidupnya, Chester Bennington mendapat banyak hujatan dari penggemarnya sendiri. Sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri pada 20 Juli 2017, album 'One More Light' dari Linkin Park yang dirilis beberapa bulan sebelumnya mendapat kritik keras dari penggemar lamanya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi pada band-band lain yang mengubah arah musiknya, Linkin Park juga ditentang karena dianggap membuat musik yang semakin 'lembek'. Para penggemar merindukan era 'Hybrid Theory' dan 'Meteora', dua album yang melambungkan nama Linkin Park di awal kiprahnya.
Chester sempat marah mendengar keluhan para penggemarnya itu. Kepada media, ia sempat mengatakan agar para penggemarnya yang tidak suka dengan gaya musik baru Linkin Park tidak perlu mendengarnya.
Ketika single Heavy yang dinyanyikan Chester bersama Kiiara dirilis, direksi musik Linkin Park menuju pop jadi semakin jelas terlihat. Dan di situlah para penggemar jadi semakin ganas menghujat Linkin Park dan Chester.
Chester dianggap sudah tidak mampu lagi menyanyikan lagu-lagu yang masih kental bernuansa nu-metal seperti di era 'Hybrid Theory'. Banyak yang rindu dengan teknik screaming dan shouting Chester yang ikonik.
Sebenarnya, ada banyak band di luar sana yang mengubah gaya musiknya cukup signifikan. Beberapa di antaranya mencoba untuk membuat lagu yang lebih 'radio friendly'. Contoh misalnya Bullet For My Valentine (mereka belakangan mencoba metal lagi), Avenged Sevenfold, In Flames, Bring Me The Horizon, dan Coldplay juga bisa dibilang salah satunya.
ADVERTISEMENT
Meski tidak diketahui apakah hujatan para penggemar menjadi salah satu penyebab depresi yang dialami Chester hingga memutuskan bunuh diri, tapi tentu saja ini tidak berdampak baik bagi dirinya.
'Cross Off'
Sebelum mengambil langkah yang menggemparkan dunia itu, Chester ternyata sempat mengerjakan sebuah lagu yang merupakan bagian dari proyek gitaris Lamb of God, Mark Morton. Chester diajak oleh Mark untuk mengisi vokal di salah satu lagu untuk album solonya yang bertajuk 'Anesthetic' dan dijadwalkan untuk dirilis pada 1 Maret 2019.
Dalam sebuah wawancara dengan Metal Hammer, Mark mengungkapkan kekagumannya dengan Chester yang disebut memiliki passion sangat besar terhadap musik. Ia juga tidak menyangka bisa berkolaborasi dengan Chester karena sebelumnya mereka tidak pernah 'nongkrong' bareng.
ADVERTISEMENT
Kata Mark, Chester menyukai lagu buatannya dan bersedia untuk mengisi vokal di lagu itu. Dari situlah kolaborasi untuk satu lagu itu bermula, di mana keduanya bertemu dan ternyata tak hanya membicarakan soal musik, tapi juga kehidupan pribadi.
"Saya sangat terkesan dengan seseorang seperti dia, yang sedang berada di tingkat karier yang tinggi, dengan status seorang selebriti, untuk memberikan tingkat kesungguhan dan komitmen untuk mengerjakan (lagu) ini seperti lagu Linkin Park atau lagunya sendiri," ungkap Mark.
Ketika Chester pergi untuk selamanya, lagu kolaborasinya bersama Mark memang telah dinantikan para penggemar yang merindukan suara khas sang vokalis. Untungnya, penantian itu tidak memakan waktu yang terlalu lama.
8 Januari 2019, Mark Morton akhirnya merilis lagu kolaborasinya bersama Chester Bennington yang berjudul Cross Off. Sesuai ekspektasi, lagu itu memang memiliki basis genre heavy metal yang dipadukan dengan musik metalcore dan riff-riff ala Lamb of God.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada sentuhan dari Trivium juga di lagu ini karena turut menampilkan bassist dan drummer Trivium, yaitu Paolo Gregoletto dan Alex Bent.
Cross Off bisa dibilang sebagai lagu pembuktian dari Chester. Di awal lagu ini diputar, kamu sudah bisa mendengar berbagai teknik vokal yang dikuasai oleh Chester dan membuatnya menjadi salah satu vokalis rock/metal paling berpengaruh yang pernah ada.
Chester benar-benar memamerkan kemampuan vokalnya yang begitu luas di lagu ini. Riff-riff ganas yang disajikan Mark berhasil dipadukan dengan baik lewat performa vokal Chester. Ada part ketika ia screaming, shouting, bernyanyi lembut, hingga sedikit rap. Inilah gaya vokal yang dirindukan para penggemar dan menjadi bantahan bagi mereka yang menganggap Chester sudah tidak bisa menyanyikan lagu-lagu seperti ini lagi.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan M. Shadows (vokalis Avenged Sevenfold) yang kehilangan kemampuan untuk bernyanyi dengan teknik scream, nyatanya Chester masih mampu berteriak secara lantang tanpa melukai pita suaranya.
Para penggemar pun menyambut baik lagu ini. Cross Off menjadi sebuah pembuktian terakhir dari Chester untuk para hater yang telah menghujatnya. Chester tidak pernah ke mana-mana, kemampuan vokalnya yang ikonik masih terus ada di dalam dirinya.
Saat ini mungkin Chester sedang tertawa dari dunia sana.