Protein Hewani Untuk Masa Depan Anak.

Jogi Hutabarat
Anggita Jogi memiliki kecintaan terhadap dunia literasi terutama membaca buku. Saat ini Jogi secara konsisten menyebarkan semangat read aloud melalui social medianya @jogihutabarat, juga menjadi pembaca cerita dan pembicara di berbagai kesempatan.
Konten dari Pengguna
25 Desember 2019 16:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jogi Hutabarat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seringnya untuk masa depan anak orang tua hanya berfokus mempersiapkan aspek keuangan dan pendidikan saja. Padahal menjaga tumbuh kembang anak dengan memberikan makanan bergizi juga merupakan hal penting untuk masa depan anak.
Inilah yang menjadi pembahasan menarik di acara KumparanMOM, Moms Mingle bersama Frisian Flag yang berlangsung tanggal 21 Desember 2019 dengan tema “Belajar Seru Tentang Gizi”. Menurut dr. Diana F. Suganda (Nutritionist) para orang tua harus memberikan makanan yang kaya akan protein hewani pada anak. Ini karena protein hewani memiliki manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak seperti, perkembangan otot, menjaga metabolisme tubuh, meningkatkan imun tubuh, memiliki jantung sehat, dan mengontrol kadar gula darah, dan masih banyak lainya.
ADVERTISEMENT
Dr. Diana F. Suganda juga menekankan bahwa kandungan protein pada protein hewani lebih baik karena terdapat asam amino esensial yang dibutuhkan bagi tubuh, serta mengandung lebih tinggi Vitamin B12, Vitamin D, DHA, Zat besi, dan Zing yang sangat dibutuhkan anak di masa pertumbuhan. Adapun protein hewani yang paling baik dapat ditemukan pada telur, susu, dan daging.
Bila terjadi kekurangan protein hewani, anak akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti, rasa lelah, letih, dan lemah, kurangnya konsentrasi, terganggunya pertumbuhan badan, nyeri pada tulang, waktu penyembuhan luka lebih lama, dan penurunan respon imun, yang mengakibatkan mudah sakit ataupun mudah tertular penyakit.
Resiko kekurangan protein ini ternyata berpengaruh pada perkembangan gizi terkini di Indonesia. Disampaikan oleh Bapak Ir. Subandi Sardjoko dari Bappnenas di acara yang sama, bahwa pada tahun 2019 terdapat sekitar 7 juta anak di Indonesia mengalami kondisi gagal tumbuh atau stunting, atau dapat dikatakan 1 di antara 3 anak di sekitar kita mengalami stunting. Bagaimana dengan anak kita?.
ADVERTISEMENT
Beliau juga mengungkapkan bahwa stunting tidak hanya terjadi pada kelompok masyarakat tidak mampu saja, tapi juga terjadi di kelompok masyarat mampu. Selain itu, stunting bahkan terjadi pada daerah yang memiliki sumber daya protein yang melimpah seperti di Sulawesi Utara yang kaya akan hasil ikannya.
Juga yang harus diperhatikan para orang tua ternyata yang dikatakan stunting itu bukan hanya gagal tumbuh pada fisik saja, namun juga gagal tumbuh pada otak. Jadi walaupun secara fisik anak terlihat normal tapi bisa saja otaknya tidak berkembang.
Keseriusan pemerintah untuk menanggapi masalah gizi ini didasari karena adanya kondisi Bonus Demografi pada tahun 2030 di Indonesia nantinya. Bonus Demografi adalah kondisi di mana kelompok populasi usia produktif paling bayak dibandingkan kelompok usia tidak produktif. Sehingga harapan pemerintah anak-anak kita sekarang nantinya akan tumbuh menjadi populasi produktif yang berkualitas. Dan ini juga menjadi pengingat para orang tua bahwa nantinya pada tahun 2030 anak kita harus siap untuk bersaing di antara populasi profuktif yang lebih banyak dibandingkan masa sekarang.
ADVERTISEMENT
Jadi masih mau masih tidak peduli dengan asupan protein hewani anak? Mengupayakan asupan protein hewani akan menghasilkan anak dengan tumbuh kembang yang berkualitas dan siap bersaing di masa mendatang.
#kumparanMOMxFrisianFlag #kebaikansusuFrisianFlag #BelajarSeruTentangGizi dalam tulisan.