Konten dari Pengguna

BAHTERA NABI NUH DAN MENCAIRNYA GLETSER

Joko Parwata
Make it simple
28 Februari 2017 6:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Joko Parwata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah anda tahu, bahwa sebagian bangsa barat paling gerah kalau harus berdebat masalah usia dari bumi, sebab menurut Al-kitab usia bumi kita ini belum juga tujuh ribu tahun usianya, jadi masih sangat muda sekali. Teori ini sangat bertentangan sekali dengan pelajaran geologi atau ilmu bumi yang dipelajari di sekolah.
ADVERTISEMENT
Dongeng tentang "Air Bah" yang menjadikan benua-benua di dunia ini berpecah belah oleh lautan itu hanya sekedar mitos saja. Berdasarkan Al-kitab, kejadian ini seharusnya terjadi sekitar 5.000 tahun yang lampau dan ini tidak benar, sebab usia bumi kita telah ada jauh ribuan kali lipat lebih tua daripada peristiwa yang tercantum dalam Al-kitab tersebut.
Untuk meyakinkan para pembacanya, memerlukan empat pasal lengkap untuk menjelaskan tentang peristiwa air bah dan dijelaskan ulang dalam beberapa bagian Al-kitab lainnya. Mitos atau dongeng tentang air bah ini bukan hanya ada di dalam Al-kitab saja, namun ada juga dalam puluhan cerita bangsa lainnya juga. Donald W. Patten menulis dalam bukunya "The Biblical Flood and the Ice Epoch" bahwa minimum ada 68 suku yang percaya akan mitos banjir ini, tinggal dipilih saja mana kira-kira yang cocok dengan selera kita.
ADVERTISEMENT
Coba kita renungkan bersama, rasanya kok tega nian Allah SWT yang Maha Pengasih, menyiksa Nuh sekeluarga dengan air bah hanya untuk membuat kapal yang sangat besar sekali. Mungkin tidak kalah gede dan besarnya dengan ukuran kapal Queen Mary di jaman sekarang ini. Kapal itu terdiri dari tiga tingkat. Dengan ukuran 150 m panjangnya, 25 m lebarnya dan 15 m tingginya. Kemampuan angkutnya sama dgn 300 gerbong barang kereta api, dan telah dihitung bahwa kapal ini mampu menampung 7.000 jenis hewan. Tetapi sungguh mengherankan, yang bekerja membuat bahtera tersebut hanya "delapan" orang saja dan ini semua dikerjakan hanya dengan tangan, tanpa adanya alat penunjang permesinan canggih seperti pada jaman sekarang ini. Boro-boro alat penunjang, paku atau baut saja pada saat tersebut ora ono!! Apakah mungkin kapal yang sedemikian besarnya bisa selesai dikerjakan hanya oleh 8 orang saja?.
ADVERTISEMENT
Kenapa Allah harus memaksakan kepada Nuh untuk menyelamatkan segala macam binatang sepasang demi sepasang, sehingga Nabi Nuh sekeluarga harus kerja lembur dengan berat sekali. Ini namanya nyiksa orang, sebab jika Tuhan berkehendak apa susah-Nya sih bagi Dia untuk menciptakan ulang semua binatang tersebut, dengan hanya sekedar meniup "kun faa yakun" saja langsung jadi!. Disamping itu walaupun kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh bagaimana gede dan besarnya sekalipun juga, tidak mungkin akan bisa mengangkut "semua" jenis binatang yg ada di dunia ini.
Air Bah Nabi Nuh terjadi 1.656 tahun sejak Adam diciptakan oleh Allah. Renungkanlah dengan akal sehat Anda, sesudah terjadinya air bah ketika jaman Nabi Nuh, penduduk bumi hanya terdiri dari "DELAPAN" orang saja. Apakah mungkin manusia bisa berkembang biak sedemikian pesatnya, sehingga dalam jangka kurun waktu yang belum juga lima ribu tahun, tetapi telah bisa mencapai total jumlah penduduk dunia, tujuh milyar orang? Sedangkan jika dipikirkan pada waktu air bah itu terjadi, usianya Nuh sudah mencapai 600 tahun. Bagaimana mungkin manusia bisa berkembang biak sedemikian cepatnya seperti itu?
ADVERTISEMENT
Pada awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine menyatakan Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) dan diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)
Gambar penampakan jarak dekat tempat mendarat Kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat yang menunjukkan bentuk buritan kapal (creation.com)
Dari hasil penelitian para ahli, ternyata Gunung Ararat sekarang, telah berganti nama beberapa kali. Pernah bernama Gunung Guardian, dan juga bernama Armenia atau Gunung Judi. Akhirnya setelah melalui penelitian panjang, dengan berdasarkan bukti-bukti sejarah kuno para ahli sejarah dan agama sepakat, bahwa gunung tempat terdamparnya kapal Nabi Nuh itu bernama Gunung Ararat (Injil) atau Gunung Judi (Quran), yang sebenarnya kendati nama yang berbeda tempatnya itu-itu juga.
ADVERTISEMENT
Keturunan Yafet menjadi nenek moyangnya bangsa-bangsa kulit putih dari Eropa dan Asia. Keturunan Ham menjadi nenek moyang dari orang-orang Arab hingga pantai utara Afrika. Sedangkan keturunan Sem menjadi nenek moyangnya bangsa Yahudi, Asyura, Syiria, dll. James Hutton dalam bukunya "Theory of the Earth" menulis bahwa kulit bumi ini berangsur-angsur berubah posisi berdasarkan kurun waktu yang jutaan tahun usianya. Teori ini, kemudian merangsang seorang sarjana hukum yg bernama Charles Lyell untuk meniliti lebih lanjut, kemudian menerbitkan buku lainnya yg berjudul "Principles of Geology". Lyell dan Louis Agassiz merumuskan buku tersebut pada tahun 1840, dan menyimpulkan, bahwa karena cair dan lelehnya es (gletser), sehingga muka bumi kita menjadi seperti sekarang. Terjadi perubahan menjadi lima benua dan ini terjadi kurang lebih sejuta tahun yang lampau.
Ilustrasi gletser yang mencair dari masa ke masa (https://climate.nasa.gov/) Teori zaman es ini bisa dibuktikan dengan terjadinya peningkatan permukaan air laut (sea level rise), karena menaiknya suhu panas di bumi sehingga es gletser di kutub utara maupun selatan mencair. Dalam sebuah laporan yang disiarkan melalui berbagai jurnal Ilmiah, para ilmuwan memperkirakan massa gletser berkurang sekitar 4 giga ton tiap tahun. Jumlah ini sama dengan air yang dibutuhkan untuk meningkatkan ketinggian permukaan air laut setinggi 1 milimeter. Cobalah kalikan satu juta tahun, sudah berapa meter tuh ya?.
ADVERTISEMENT
Gletser-gletser di dunia saat ini pun mencair hingga titik yang mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para Ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es dikedua kutub bumi, meningkatkannya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Mencairnya gletser-gletser dunia tentu saja turut mengancam ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang menyumbang peningkatan level air laut dunia yang signifikan.