BMKG: Perlu Ada Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

16 Mei 2024 12:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana usai banjir lahar dingin Gunung Marapi di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana usai banjir lahar dingin Gunung Marapi di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (15/5/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan masih ada kekurangan dalam sistem peringatan banjir lahar dingin bagi warga yang tinggal di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan saat ini yang tersedia baru hanya sistem peringatan dini terkait cuaca. Belum ada sistem peringatan terkait banjir.
"Jadi karena keterbatasan yang ada baru early warning system untuk cuaca, maka masyarakat yang di sepanjang itu belum tentu bisa memanfaatkan, yang dibutuhkan adalah early warning system yang ada di sungai," kata Dwikorita kepada wartawan di Bukittinggi, Kamis (16/5).
Kondisi kendaraan yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Senin (13/5/2024). Foto: kumparan
Dengan adanya sistem peringatan dini banjir, Dwikorita mengatakan, masyarakat sekitar yang berpotensi terdampak bisa lebih waspada.
"Misal sudah terjadi banjir bandang di hulu atas, bawah itu sudah mendapat early warning, jadi dalam waktu katakanlah 10 menit, 20 menit, atau satu jam, itu sudah ada, nah itu yang belum ada, itu yang belum dibangun," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut yang kemudian direkomendasikan kepada Balai Wilayah Sungai V Padang Kementerian PUPR untuk segera mengadakan sistem peringatan dini itu.
Wilayah Rawan Banjir Lahar Dingin
BMKG juga telah melakukan pemetaan terhadap lokasi-lokasi rawan terdampak banjir lahar dingin. Ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar akan bahaya banjir lahar.
"Kami bersama Badan Geologi dan PUPR ini mengidentifikasi zona-zona yang perlu diwaspadai. Jadi kami melihat adanya pertemuan 2 sungai atau lebih ada beberapa sungai yang bertemu," jelas Dwikorita.
"Zona-zona ini lah yang nantinya berpotensi untuk mengalami luncuran hanyutan bongkah-bongkah batu besar yang bisa terangkut, karena air hujan itu," sambungnya.
Wilayah-wilayah rawan itu, antara lain: Sawah Gombak, Kabupaten Tanah Datar; Pasir Laweh, Kabupaten Agam; Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar; dan Bukik Batubuah, Kabupaten Agam.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Batipuh Ateh, Kabupaten Tanah Datar; Batipun Baruah, Kabupaten Tanah Datar; Objek Wisata Bukik Bulek, Kabupaten Lima Puluh Kota; serta Kota Padang Panjang.