Konten dari Pengguna

Dibuang Sayang, Mahasiswa KKN UNDIP Olah Minyak Jelantah Menjadi Produk Inovatif

Jaffar Alfaridzi
Profesi saya saat ini sebagai mahasiswa di Universitas Diponegoro
12 Februari 2023 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jaffar Alfaridzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gendoang (4/2/2023). Minyak jelantah yang merupakan hasil sisa dari proses penggorengan ternyata bisa diubah menjadi produk yang memiliki nilai guna dan ekonomis. Minyak jelantah jika digunakan berulang kali dapat menghasilkan senyawa karsinogenik yang dapat berpotensi menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung yang disebabkan adanya penyumbatan pada pembuluh darah oleh asam lemak bebas pada minyak jelantah. Selain itu jika dibuang langsung ke lingkungan, utamanya lingkungan perairan dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem akibat tingginya kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biologycal Oxygen Demand) yang terkandung dalam minyak jelantah.
ADVERTISEMENT
Warga desa Gendoang, kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang masih menggunakan minyak jelantah pada aktivitas sehari-harinya baik untuk kegiatan rumah tangga maupun berjualan. Ada juga yang membuangnya langsung di lingkungan perairan. Warga masih belum mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila memakai minyak jelantah secara berulang kali serta jika dibuang langsung ke lingkungan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Jaffar Alfaridzi mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2022/2023 berisiatif untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomi yaitu lilin aromaterapi. Diharapkan dengan adanya program tersebut, masyarakat desa Gendoang dapat diberdayakan agar dapat meminimalisir penggunaan minyak jelantah berulang kali dan pembuangan minyak jelantah ke lingkungan.
Foto: Demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah
Proses pembuatan lilin aromaterapi ini terbilang mudah serta alat dan bahan yang digunakan juga dapat didapatkan di sekitar kita. Alat yang dibutuhkan seperti: kompor, panci, pengaduk, dan cetakan lilin (misal gelas). Adapun bahan yang dibutuhkan yaitu: minyak jelantah, paraffin (sebagai pengeras lilin), stearin (sebagai bahan yang membuat lilin tidak cepat leleh), essential oil (sebagai pengharum), dan pewarna (jika ingin diberikan warna agar lebih menarik). Langkah pembuatannya yaitu: pertama menyipkan alat dan bahan, lalu memanaskan 100 ml minyak jelantah ke panci. Setelah minyak panas, menambahkan 60 gram paraffin dan 40 gram stearin ke dalam panci dan diaduk hingga semua bahan tercampur. Menambahkan essential oil sebanyak 10 tetes dan memberikan pewarna agar lebih menarik, kemudian aduk hingga tercampur rata.
Foto: Lilin aromaterapi dari bahan limbah minyak jelantah
“Ini menjadi suatu pengetahuan baru bagi kami dimana minyak jelantah yang kami sering jumpai ternyata bisa diolah menjadi lilin aromaterapi. Selama ini kami hanya memakainya lagi sampai berwarna keruh setelah itu kami buang ” tutur ibu Lisoh, salah satu anggota Posdaya desa Gendoang.
ADVERTISEMENT
Pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini diharapkan mampu menjadi alternatif solusi untuk meminimalisir limbah minyak jelantah di lingkungan desa Gendoang. Selain itu dengan adanya produk olahan yang tercipta dari limbah minyak jelantah ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu penggerak perekonomian di masyarakat desa Gendoang.