Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN Membuat Briket Bonggol Jagung : Inovasi Ramah Lingkungan

Josua Putra Purmanto Saragih
Saya seorang mahasiswa semester 8 jurusan S1 Teknik Perkapan Universitas Diponegoro. Individu yang teliti, pekerja keras, dan optimis yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dinamis. Memiliki pengetahuan luas dalam bekerja
18 Agustus 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Josua Putra Purmanto Saragih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKN Membuat Briket Bonggol Jagung : Inovasi Ramah Lingkungan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Karanganyar, 2 Agustus – Limbah bonggol jagung yang selama ini dianggap sebagai sampah kini telah ditemukan solusi cerdas.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro berhasil mengolah limbah tersebut menjadi briket ramah lingkungan. Briket ini memiliki potensi besar sebagai alternatif bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Proses pembuatan briket bonggol jagung terbilang sederhana namun efektif. Bonggol jagung yang telah kering dihaluskan kemudian dicetak menjadi bentuk yang kompak. Dengan penambahan bahan perekat alami, briket menjadi lebih kuat dan tahan lama. Hasilnya, briket bonggol jagung memiliki nilai kalori yang tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, menghangatkan ruangan, bahkan sebagai bahan bakar industri kecil.
Pak Tarno, Kepala Dusun II Desa Karanganyar, mengatakan, "Pembuatan briket bonggol jagung tidak hanya mengurangi volume limbah pertanian, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Briket ini dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil."
ADVERTISEMENT
Adapun proses pembuatan briket jagung, yaitu :
1. Pengumpulan dan Penjemuran Tongkol Jagung
Alat dan bahan yang digunakan, yaitu :
Selain memberikan manfaat ekonomi, pembuatan briket tongkol jagung juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, emisi karbon juga dapat ditekan.