Konten dari Pengguna

SEO Tanpa Mengorbankan Kaidah Bahasa: Solusi Tepat

Ika Gunawan
Saya seorang Storyteller, dan copywriter yang gemar menggali cerita di balik setiap karya dan momen. Lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan sekarang bekerja di Kementerian Agama.
20 Januari 2025 11:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ika Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Lukas: https://www.pexels.com/id-id/foto/ilustrasi-grafik-pie-669621/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Lukas: https://www.pexels.com/id-id/foto/ilustrasi-grafik-pie-669621/
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya dunia digital, penulis konten dan pembuat artikel semakin sering dihadapkan pada dilema antara menggunakan kata baku sesuai kaidah KBBI atau memilih kata yang lebih populer demi tujuan SEO. Hal ini bukanlah masalah sepele, karena penggunaan kata yang tidak tepat dapat memengaruhi peringkat sebuah artikel di mesin pencari.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, kita diajarkan untuk menghargai bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan mematuhi kaidah KBBI dan PUEBI. Penggunaan kata baku menunjukkan keseriusan dalam menulis dan menghasilkan konten yang dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca. Selain itu, kata baku memudahkan kita untuk menjaga kejelasan dan ketepatan makna, yang merupakan inti dari komunikasi yang efektif.
Namun, di sisi lain, dunia SEO (Optimisasi Mesin Pencari) menuntut kita untuk memilih kata-kata yang banyak dicari oleh pengguna internet, meskipun terkadang kata tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah baku. Misalnya, dalam dunia digital, kita sering menemui penggunaan kata-kata yang lebih akrab dengan keseharian, seperti "bisnis" ketimbang "usaha" atau "unduh" yang lebih sering digunakan daripada "download". Walaupun penggunaan kata tidak baku ini mungkin lebih banyak dicari dan lebih akrab di telinga banyak orang, hal ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang ingin menjaga integritas bahasa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kita menyikapi dilema ini? Kunci utamanya adalah keseimbangan. Sebagai penulis yang peduli pada kualitas konten, kita tetap bisa mematuhi kaidah kebahasaan tanpa mengorbankan hasil optimasi SEO. Misalnya, kita bisa menempatkan kata baku di bagian-bagian yang penting untuk memahami isi tulisan, sementara kata yang lebih populer dalam pencarian bisa ditempatkan di judul atau subjudul untuk meningkatkan daya tarik artikel di mesin pencari.
Pada akhirnya, tidak ada salahnya untuk berinovasi dalam penggunaan bahasa, tetapi tetaplah bijak dalam memadukan kaidah bahasa yang baik dengan strategi SEO yang cerdas. Dengan begitu, artikel yang kita tulis tidak hanya ramah pembaca, tetapi juga ramah mesin pencari.